Kematian Saul.

Arwah Samuel merasa terganggu menyatakan bahwa memang Tuhan telah memusuhinya dan memberikan kerajaan kepada Daud, sejak hari ketika Saul tidak melaksanakan murka Tuhan yang menyala atas orang Amalek. Saul akan diserahkan Tuhan ke dalam tangan orang Filistin. Tetapi, dimanakah Daud ketika pertempuran yang menewaskan Saul dan keluarganya terjadi?

Bersama dengan empat ratusan orang, Daud mengantar orang tuanya ke Mizpa, untuk dititipkan pada raja negeri Moab. Dari sana mereka berangkat ke Yehuda dan tinggal di hutan Keret, menuruti nasihat nabi Gad. Sampai kemudian Tuhan menitah bertempur melawan orang Filistin yang sedang menjarahi orang Kehila.

Sementara itu, Saul meng-konsolidasi kekuatan, orang-orang yang membantu pelarian Daud dibunuhnya. Doeg, si panglima, memarang delapan puluh lima orang imam atas perintah Saul yang juga membunuh seluruh penduduk kota Nob serta hewan mereka.

Daud memaafkan dan melepas Saul.

Daud memotong jubah SaulSaul mendengar keberadaan Daud, segera ia membawa rakyat mengepung ke Kehila. Akan tetapi yang dicari telah pergi menuju padang gurun Zif, usai menggempur orang Filistin, menuruti petunjuk Tuhan.
Yonathan datang kesana untuk menghibur Daud. Sebelum berpisah keduanya berjanji setia dihadapan Tuhan.

Gagal menangkap Daud di Kehila, Saul pun menyusuri jejak Daud, dibantu orang yang setia kepadanya. Saul mengejar sampai ke gurun Zif lalu ke padang gurun Maon. Nyaris ia mengepung Daud di pegunungan batu padang, pada saat mana dikabarkan kepadanya, bahwa orang Filistin telah menyerang negeri mereka.
Saul menghentikan pengepungan, untuk memerangi orang Filistin. Daud luput, hingga tempat itu dinamakan Gunung Batu Keluputan.

Selesai dengan orang Filistin, kembali Saul mengejar Daud, dengan membawa tiga ribu orang Israel terpilih, ke padang gurun En-Gedi. Setiba disana, Saul beristirahat di dalam sebuah gua, sedang Daud dan pengikutnya duduk dibagian belakang gua itu.

Pengikut Daud mendorongnya untuk memanfaatkan keadaan, namun Daud mencegah mereka menyerang Saul, yang dipandangnya sebagai orang yang diurapi Tuhan. Tetapi dipotongnya punca jubah Saul dan dibawanya potongan itu.
Bangun dari tidur, Saul meninggalkan gua, melanjutkan perjalanan. Daud menyusulnya dan memanggilnya dengan “Tuanku raja.”, menyembahnya dengan muka ketanah.

Setelah saling berhadapan, Daud mempertanyakan mengapa Saul mendengarkan kata kata menghasut yang merugikan dirinya. Ia menyatakan Tuhan telah menyerahkan diri Saul kepadanya di dalam gua tadi dan bahwa orang-orang telah mendorongnya untuk membunuh Saul, namun tidak dilakukan karena rasa sayangnya kepada Saul, bagaikan kepada ayah sendiri, sambil menunjukkan potongan jubah Saul. 1Sam24: 9-12.

Mendengar itu, Saul menangis keras, sambil mengakui kebaikan hati Daud, menyesali perbuatan sendiri. Ia menyatakan keyakinan bahwa Daud akan menjadi raja karena itu ia memintakan pengampunan atas dirinya dan seluruh keluarganya. Daud bersumpah akan memenuhi permintaan, lalu Saul pulang kembali ke rumahnya.

Kedua kali Daud memaafkan dan melepas Saul.

Tidak lama kemudian Samuel meninggal dunia. Seluruh orang Israel, dengan meratap mengantar ke pemakamannya di rumahnya di Rama. Setelah menghadiri pemakaman, Daud pergi ke padang gurun Paran.

Daud dan pengikutnya menjaga keamanan dimanapun mereka berada, mendatangkan rasa tenteram para gembala di ladang. Pada suatu hari raya Nabal, seorang pengusaha kaya raya, yang sedang memanen bulu ribuan domba, menolak berbelas kasih kepada utusan Daud. Ia menyangkali kebaikan perbuatan Daud bahkan merendahkan.

Daud telah siap menyerang, kalau saja isteri Nabal tidak datang memintakan maaf bagi Nabal. Namun beberapa hari kemudian Nabal, laki-laki kasar dan jahat itu, mati karena perbuatan Tuhan. Daud menikahi jandanya, Abigail, perempuan yang cantik lagi bijak.

Daud mengambil tombak SaulDaud juga memperisteri perempuan, yang bernama Ahinoam. Hal mana mendorong Saul kembali mengejar Daud, dikarenakan ia sendiri telah memberi anak perempuan nya, Mikhal untuk diperisteri Daud.
Dan berulang terjadi, Tuhan menyerahkan lagi Saul kedalam tangan Daud.

Daud ditemani Abisai, mendatangi kemah Saul di bukit Hakhila, dimalam hari. Disana didapati Saul, bersama panglima serta tiga ribu tentara Israel pilihan sedang tertidur. Abisai yang bersiap menancapkan tombak ke tubuh Saul lekas dicegah Daud. Mereka pergi dari sana, dengan membawa tombak Saul yang menancap di tanah dan sebuah kendi yang terletak di sebelah kepala Saul.

Setelah berada pada jarak cukup jauh Daud berseru membangunkan Abner, panglima yang bersama Saul. Bersahutan dalam malam, Daud menanyakan keberadaan tombak Saul dan kendi, untuk menunjukkan kelalaian Abner mengawal rajanya.

Saul terbangun dan mengerti apa yang telah terjadi. Daud mempertanyakan kesalahan serta memintakan lagi agar Saul tidak mendengar hasutan mereka yang menghendaki kematiannya. Saul mensyukuri pengampunan atas dirinya dan menyesali kesalahan, ia lalu pulang ke tempatnya dan Daud melanjutkan perjalanannya.

Daud membelot kepada orang Filistin.

Daud merasa cemas kalau kalau Saul akan mengejarnya lagi. Karena itu, ia bermaksud tinggal di daerah orang Filistin. Akhis, raja orang Filistin di kota Gat, menerima dengan baik Daud dan enam ratus pengikut beserta keluarga, dan memberinya Ziklag sebagai tempat untuk tinggal. Daerah itu menjadi milik raja Yehuda sampai sekarang.
Saul mendengar keberadaan Daud di kota Gat, tetapi ia tiada berniat mencarinya lagi.

Selama tinggal di daerah orang Filistin, Daud memusnahkan negeri orang Gesur, orang Girzi dan orang Amalek. Bertambah-tambah musuh Daud oleh perbuatannya itu, yang menyenangkan Akhis, yang bertambah percaya bahwa Daud akan bersetia kepadanya. Ditugaskannya Daud untuk bersamanya maju berperang, melawan orang Israel. Daud bersiap, bersama pengikutnya bergabung dalam barisan orang Filistin.

Saul memimpin kekuatan Israel dan berkemah di Gilboa, bersiap menghadapi musuh. Melihat tentara Filistin berkemah dekat Sunem, bergetar hati Saul, sedang tiada orang baginya untuk ber-konsultasi setelah meninggalnya Samuel, bertanya pada Tuhan pun tiada jawaban. Diperintahnya orang mencari tukang tenung, agar dapat bertemu dan berbicara ia dengan arwah Samuel.

Setelah meninggalnya Samuel, adalah Saul sendiri yang menyingkirkan para pemanggil arwah dari negeri Israel. Karena itu Saul harus pergi keluar negeri, ke En-Dor, menemui perempuan pemanggil arwah, dengan menyamar dan ditemani dua orang.

Penenung perempuan itu menyanggupi permintaan Saul dan berhasil menemui arwah Samuel; saat itu juga perempuan mengenali Saul dibalik penyamarannya. Saul segera berlutut menyembah arwah Saul, ia berbicara kepadanya untuk menanyakan apa yang harus diperbuat menghadapi musuh.

Arwah Samuel yang merasa terganggu, menyatakan betapa memang Tuhan memusuhi nya dan memberikan kerajaan kepada Daud, sejak hari ketika Saul tidak melaksanakan murka Tuhan yang besar atas orang Amalek. Dikatakannya bahwa seluruh orang Israel yang bersama Saul, akan diserahkan Tuhan ke dalam tangan orang Filistin, dan bahwa pada esok hari Saul dan anak-anaknya akan bersama dengan Samuel.

Mendengar itu, Saul rebah membujur di tanah; Saul yang sehari semalam tidak makan, lemas tiada berpengharapan. Saul makan sesuatu, setelah si penenung dan dua orang yang menemaninya membujuk. Bertiga mereka kemudian pergi dari sana pada malam itu juga.

Kematian Saul diujung pedangnyaPada saat mana, orang Filistin telah maju, menggempur. Orang Israel melarikan diri, banyak mereka terbunuh di pegunungan Gilboa. Tiga anak Saul termasuk Yonathan pun tewas. Pertempuran makin berat bagi Saul setelah dirinya terluka parah.

Tanpa harapan, Saul menyuruh pengawal menikamkan pedang kepadanya, agar tak tertawan dan mati di tangan musuh.
Pengawal yang menghormatinya menolak permintaan itu. Saul menegakkan pedang di tanah dan menghunjamkan diri keujung pedang itu, dan tewaslah ia. Pengawalnya kemudian menyusul dengan membunuh diri.

Pada akhir pertempuran, Saul, ketiga anak dan pengawalnya dan seluruh tentara Israel yang bersamanya, semua mati. Orang Israel lain yang tidak bersama Saul menyaksikan kejadian dari seberang lembah dan sungai Yordan. Mereka segera meninggalkan kota- kota disana, yang kemudian ditempati orang Filistin.

Keesokan hari, orang Filistin menjarah korban perang orang Israel. Memancung kepala Saul dan anak-anaknya, dan memaku mayat mereka pada tembok kota Bet-Sean.
Penduduk di Yabesh-Gilead mengetahui kejadian itu dan mengutus orang kuat-gagah, mengambil mayat-mayat tadi, untuk dibawa ke Yabesh dan dibakar. Tulang-tulangnya dikubur dibawah pohon Tamariska. Mereka berkabung dengan berpuasa tujuh hari.

Akan tetapi dimanakah Daud? Ia tidak bersama orang Filistin yang menggempur orang Israel, ia bahkan tidak berada di medan itu ketika pertempuran berlangsung.