Imlek dan Tari Singa.

Puncak perayaan tahun baru Imlek, adalah malam CapGoMe, dengan festival yang disebut sebagai festival musim semi. Yang kental berwarna kesenian Tionghoa, tarian, akrobat, dan tidak ketinggalan adalah tari naga dan tari singa. Para walikota dan pejabat kota besar seperti San Francisco, London dan lain-lain, turut berpartisipasi dalam pawai meriah hingga larut malam.

Imlek adalah penanggalan yang dihitung berdasarkan rotasi bulan terhadap bumi, dan disertakan penyesuaian dengan proyeksi matahari terhadap bumi, berupa tambahan, penyisipan bulan ke 13, yang disebut bulan Lun; dalam setiap 19 tahun terdapat 7 kali penyisipan bulan Lun. Penanggalan ini telah dikembangkan sejak masa pemerintahan dynasty Qin, yaitu dynasty pertama yang mempersatukan Tiongkok.

Menandai datangnya musim semi.

Jadilah Imlek penanggalan perhitungan purnama pada setiap tanggal 15, setiap bulan, dan dimulainya musim semi setiap tanggal 1 bulan pertama setiap tahun. Kedatangan musim semi ditandai sebagai datangnya tahun yang baru, tanda waktu untuk memulai bercocok tanam setelah berlalunya musim dingin.

Tarian singa, barong-sayMusim semi disambut dengan meriah dan dirayakan penduduk yang mayoritas pada masa itu adalah petani. Berbagai kegiatan diperbuat, ber-orientasi sebagai ungkapan rasa syukur serta pengharapan akan hasil panen yang baik.

Perayaan tahun baru Imlek semarak, turun temurun, men-tradisi, di berbagai belahan bumi. Dimana terdapat pemukiman orang Tionghoa, disana tahun baru Imlek meriah dirayakan; demikian dari waktu ke waktu bertambah jumlah negara yang menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional.

Perayaan berjalan selama 2 minggu dan mencapai puncak pada tanggal 15, CapGoMe. Walikota dan pejabat lain di kota seperti San Francisco dan London juga berpartisipasi dalam karnaval yang biasa disebut sebagai festival musim semi, yang kental berwarna atribut dan kesenian Tionghoa, dengan atraksi akrobat dan tarian, dan tak ketinggalan adalah tari Naga dan tari Singa.

Lion Dance (tari Singa, barong-say).

Singa adalah hewan buas yang hidup bersosial. Sebutannya raja hutan, keberaniannya menggentarkan hewan lain, memiliki tubuh kuat, namun hidup bersosial menunjukkan kebajikan kepada sesama. Sifat mana mendatangkan kekaguman warga di Tiongkok.

Sejak zaman dynasty Han, masyarakat di Tiongkok gandrung terhadap karakter singa, walau tiada seekorpun singa terdapat disana dalam masa itu. Direka-rancanglah profil singa oleh mereka yang pernah melihatnya di India dan diwujudkan kedalam berbagai ornamen, seperti sepasang patung batu singa yang ditempatkan di gerbang bangunan dan di muka kediaman resmi pejabat, rumah orang berada, dan sebagainya.

Singa merupakan hewan lambang urutan ke tiga, yang digandrungi, setelah naga dan burung hong. Wujud penggambaran akan singa, tidak terbatas pada ornamen diatas, tarian illustrasi akan singa, menirukan gerak gaya singa pun dikembangkan. Tari singa menjadi bagian mengisi acara di istana. Dalam masa berikutnya singa dibawa ke Tiongkok melalui jalur sutera, disertakan juga pawangnya.

Kini, tari singa menjadi legenda. Dan di Indonesia, umum menyebut sebagai barong-say (say=singa), ber-profil dengan cula satu tepat ditengah kepala, berlainan dengan profil yang dibuat di Korea dan Jepang, bahkan Taiwan.

Tari singa dimainkan dua orang, untuk menarikan nya dengan baik, dibutuhkan tubuh lincah, lentur, kuat serta stamina tinggi. Oleh karenanya, club pengadaan tari singa, biasanya adalah perguruan silat (kungfu). Gerakan kaki menunjukkan perlunya kuda-kuda yang kokoh, gerakan tubuh dan pinggang menandakan kelenturan tubuh pesilat.

Tari singa diiring bebunyian alat tabuh bedug, kecer dan kentongan (gong kecil). Untuk menghasilkan bunyi bedug membahana, ukuran pemukulnya haruslah pendek, hanya seukuran jengkal orang dewasa. Untuk membuat suara tabuh yang keras, dengan alat pemukul sependek itu sungguh diperlukan tenaga besar. Sehingga suara tabuh dapat terasakan bagai menghentak jantung bagi yang berada berdekatan dengannya.

Perkembangan tari singa terus berlanjut dari masa ke masa, dari antara yang menarik adalah ketika barong-say melahap ang-pao yang diikatkan bersama sejenis sayur pada seutas tali yang tergantung pada ketinggian beberapa lantai gedung. Puluhan pemain membentuk susunan 4 tingkat orang atau lebih untuk mencapainya, lalu barong-say di estafet kan ke puncaknya.

Pertunjukan sirkus singa, juga menginspirasi gaya tari singa. Dua pemain dalam kostum barong-say, berlatih keras, untuk melompat dari ujung tonggak satu ke ujung tonggak lain, yang memang dipasang untuk tujuan itu.

Bagi pesilat terlatih, melompat dari ujung tonggak seperti itu tidak merupakan hal sulit, persoalannya lain jikalau dua orang yang melompat berbarengan dan serasi, bagai singa melompat dengan keempat kakinya. Atraksi melompat biasa di adakan dalam kontes kejuaraan event tertentu saja.

Tari singa dimasa lalu diadakan sebagai acara memohon keberuntungan atau menolak roh jahat di daratan Tiongkok. Kini barong-say menjadi atraksi menarik, mengisi acara restaurant, khususnya menyambut hari raya tertentu. Orang bule sudah banyak yang menjadi anggota club pengadaan atraksi barong-say.