Raja Salomo dan Ratu dari Syeba.

Ratu menyadari keterpikatan raja Salomo dengan kecantikan nya. Untuk menepis hasrat raja atas dirinya, ratu mengajukan persyaratan; raja hendaknya tidak mengambil suatu dari diri pribadinya, sebagaimana ia juga tiada akan mengambil suatu yang pribadi dari Salomo; demikianlah kesepakatan mereka. Malam terakhir keberadaan ratu diadakan perjamuan besar..

Kemashuran raja Salomo sampai kepada pengetahuan ratu dari Syeba. Merasa tertarik untuk menyaksikan dan menguji kedekatan raja Salomo dengan Tuhan, ratu berangkat menuju Yerusalem dalam kafilah besar termasuk unta-unta bermuatan penuh dengan rempah-rempah, sejumlah besar emas dan batu permata.

Tiba Yerusalem, ratu terkagum pada istana raja Salomo, terkagum melihat tata krama pejabat dan hadirin di istana, melihat cara dan pakaian pelayan menyajikan makanan dan korban bakaran, yang biasa diperbuat dalam rumah Tuhan.

Selama keberadaan bersama raja Salomo, ratu mengajukan banyak pertanyaan yang sudah dipersiapkan maupun yang seketika terpikirkan. Semua dijawab Salomo, tanpa kesulitan dan tiada yang tersembunyi.
Ratu mendapati hikmat raja Salomo yang sangat mencengangkannya.

Ratu mengakui bahwa semula ia tidak percaya mengenai apa yang didengar mengenai raja Salomo, sampai kemudian menyaksikannya dengan mata sendiri. Ternyata bahwa yang didengarnya tidak sampai setengahnyapun dari apa yang dilihatnya. Hikmat dan kemakmuran Salomo jauh melebihi kabar yang didengarnya.

“Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga men-dudukan engkau di atas tahta kerajaan Israel! Tuhan mengasihi orang Israel selama-lama nya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.” 1Raj 10:9

Begitulah dikatakan ratu, sebelum memberikan kepada raja seratus dua puluh talenta emas, sejumlah besar rempah-rempah dan batu permata yang mahal. Tak pernah lagi didatangkan rempah-rempah sebanyak yang diberikan ratu.

Raja Salomo memberi ratu negeri Syeba sebagaimana layaknya yang diperbuat kepada tamu-tamunya, bahkan memberi lagi ratu segala apa yang dikendaki dan dimintanya, sebelum ratu bersama rombongan berangkat kembali pulang ke negerinya.

Yang tidak terceritakan dalam alkitab.

Adalah versi cerita rakyat timur tengah mengenai pertemuan raja Salomo dan ratu dari Syeba.
Hikmat raja Salomo terdengar hingga ke Mesir, yang membuat ratu dari Syeba kagum sehingga memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem, kendatipun waktu perjalanan yang akan ditempuh adalah 3 tahun.

Di Yerusalem, orang juga mendengar mengenai kecantikan ratu itu, hanya saja berita itu menyayangkan bahwa kaki ratu cantik itu menyerupai kaki keledai. Kedatangannya di Yerusalem, beserta rombongan besar, disambut dengan upacara megah kerajaan, dengan raja Salomo ‘diam-diam’ diliputi rasa penasaran.

Di dalam istana, sedari ratu melepas alas kaki sampai mengambil tempat duduk yang telah diperuntukkan baginya, ratu itu tidak lepas dari pengamatan Salomo, atas paras yang cantik, dan tentu saja juga atas kakinya, yang ternyatalah normal, bahkan sangat indah. Sama sekali tiada menyerupai kaki keledai sebagaimana berita yang didengar.

Salomo sangat terpukau dengan kecantikan tamunya. Ratu pun menyadari bahwa raja dihadapannya, yang telah mempunyai ratusan selir serta ratusan gundik itu, berhasrat atas dirinya. Kendatipun ratu mengagumi kerajaan dan hikmat Salomo, ia mengajukan persyaratan atas penerimaannya, sejak hari-hari awal keberadaannya disana.

Dikemukakan, bahwa kedatangannya disana merupakan kunjungan kerajaan, dengan demikian Salomo tak dapat mengambil sesuatu dari dirinya, sebagaimana ia juga tidak akan mengambil sesuatu yang pribadi dari raja.
Salomo menerima dengan baik persyaratan, menjadi kesepakatan antara keduanya.

Beberapa bulan berada di Israel, ratu sungguh menikmati berbagai hiburan kesenian, perjamuan terlebih adalah perbincangan dengan raja, dari hari ke hari bertambah saja kekaguman ratu atas kecerdasan raja. Jadwal kepulangan ratu mengalami penundaan sampai beberapa kali.

Tiba jualah hari ketika kembalinya ratu ke Syeba yang tidak dapat ditunda lagi. Sebagai penghormatan, diadakan perjamuan besar kerajaan pada malam terakhir keberadaan ratu. Pejabat istana dan rombongan ratu menikmati hiburan nyanyian dan tarian, tiada ketinggalan adalah hidangan kaya rempah-rempah me-refleksi kemewahan perjamuan kerajaan.

Usai perjamuan, raja mengajukan permohonan agar ratu bermalam dalam istana nya. Permintaan mana kemudian dipenuhi ratu, setelah raja mengulang komitmennya atas kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Demikian raja dan ratu beristirahat dalam ruang pribadi raja, pada tempat tidur yang, terpisah agak jauh berseberangan di dalam ruang itu.

Berbaring pada tempat tidur masing-masing, mereka berbincang sampai jauh malam. Ketika merasa haus, ratu meminum air dari ceret yang tersedia di sisi tempat tidur nya. Hidangan sarat dengan rempah-rempah tentu mendatangkan rasa haus beberapa saat setelah menyantapnya.

Sejenak kemudian, Salomo beranjak mendekati tempat tidur ratu, berkata kepadanya: “Kesepakatan kita adalah bahwa saya tidak dapat mengambil sesuatu apapun dari diri anda sebagaimana anda juga tidak mengambil sesuatu apapun yang pribadi dari saya. Sekarang anda telah minum air dari ruang pribadi saya, oleh karena itu sayapun dapat mengambil sesuatu dari diri anda.”

Ratu dari Sheba tidak dapat lagi menolak hasrat raja Salomo, yang menghampiri untuk mengambil sesuatu dari diri-pribadinya. Demikianlah Salomo dengan hikmat yang ada padanya berhasil mendapat sesuatu dari ratu pada malam itu.

Dikisahkan bahwa ratu kemudian hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki, didalam perjalanan pulang kembali ke negerinya. Tetapi tiada terdengar bagaimana kabar anak Salomo yang dilahirkan ratu dari Syeba.