Adapun Daud, tiada lagi bersama orang Filistin ketika mereka bergerak maju ke Yizreel untuk berperang melawan orang Israel, karena Akhis, raja orang Filistin, membatalkan niat nya semula untuk mengikut-sertakan Daud, atas desakan para panglima dan raja-raja orang Filistin lainnya yang meragukan kesetiaannya.
Pagi-pagi itu, kembalilah Daud ke negeri orang Filistin. Daud tiba di Ziklag pada hari ke tiga, kota itu didapati habis terbakar. Orang Amalek telah menyerbu tanah Negeb, juga mengalahkan pertahanan Ziklag, membawa semua perempuan dan anak-anak.
Kedua isteri Daud termasuk diantara yang ditawan orang Amalek;
menangislah Daud dan pengikutnya dengan kesedihan mendalam hingga timbul kehendak mereka melempari Daud dengan batu, kalau tidak lekas ia menguatkan kepercayaan mereka kepada Tuhan.
Atas petunjuk Tuhan, Daud memulai pengejaran, bersama dengan enam ratus orang pengikut. Dalam perjalanan, mereka yang kelelahan tertinggal dibelakang. Seorang Mesir budak orang Amalek yang tertinggal rombongannya menunjukkan arah pergi orang Amalek. Daud berhasil dengan pengejaran, dengan dua ratus orang masih bersamanya.
Mereka menyerbu orang-orang Amalek yang sedang berpesta merayakan keberhasilan menjarah. Dari pagi buta hingga petang, berakhir dengan Daud berhasil menggempur mereka, selebihnya empat ratus orang Amalek melarikan diri dengan unta.
Kemudian mereka membebaskan keluarga yang ditawan dan mengambil kembali milik mereka, serta milik orang Amalek. Daud menetapkan pembagian hasil jarahan merata; ternak dibagikan tanpa perbedaan antara yang berperang dan yang tertinggal di dalam perjalanan. Ketetapan mana menjadi peraturan bagi orang Israel, sampai sekarang.
Sekembali di Ziklag, sebagian hasil jarahan dikirim pula kepada para tua-tua di Yehuda, dan kepada teman-teman di Betel, di Ramot, Yatir, Aroer, Sifmot, Estemoa, Rakhal, dan banyak tempat lagi dimana Daud pernah berada dalam pengembaraan sebagai barang “pemberian yang dirampas dari musuh Tuhan”.
Daud, setelah kematian Saul.
Pada hari ketiga di Ziklag, datang seorang muda, dengan pakaian koyak, menghadap Daud. Orang yang mengaku sebagai anak perantau Amalek, menceritakan kematian Saul dan Yonatan, ia menyatakan sebagai yang membunuh Saul, karena permintaan Saul, yang tiada berdaya lagi menghadapi musuh.
Ditunjukkannya pula mahkota dan gelang Saul yang dibawanya. Diperbuat demikian dengan harapan mendapat hadiah.
Namun, celakalah orang itu, karena Daud selalu menghormat Saul sebagai orang diurapi Tuhan. Spontan Daud memerintahkan pemarangan atas orang itu sampai mati. Lalu Daud mengoyak pakaian sendiri sebagai sikap berkabung, diikuti yang lain. Mereka meratap, menangis atas kematian Saul.
Nyanyian ratapan Daud diajarkan kepada seluruh bani Yehuda.
Dengan petunjuk Tuhan, Daud dan pengikutnya kemudian menetap di Hebron, kota di Yehuda dimana Daud diurapi menjadi raja atas kaum Yehuda. Daud tak lupa mengirim utusan kepada orang-orang Yabesh-Gilead, sebagai penghargaan atas jasa mengubur jenazah Saul dan anak-anaknya.
Peperangan antar orang Israel.
Ditempat lain, Abner bin Ner, panglima Saul, mengangkat anak Saul, bernama Isyboset, menjadi raja atas Israel, diluar kaum Yehuda. Kekuatan pihak Isyboset dipimpin Abner, bergerak dari Mahanaim ke Gibeon, begitu juga pihak Daud, yang dipimpin Yoab, anak Zeruya. Di Gibeon itu, Yoab menerima tantangan Abner untuk berperang tanding.
Dua belas orang dari suku Benyamin berhadapan melawan dua belas orang anak buah Daud. Pertandingan itu berkembang menjadi pertempuran besar. Pihak Daud berhasil memenangi pertempuran itu. Asael, adik Joab, melakukan pengejaran terhadap Abner, sehingga Abner terpaksa membunuhnya.
Yoab dan adiknya yang lain, Abisai, juga mencari Abner dan mendapatinya dekat bukit Ama ketika hari petang. Abner mengajaknya berdamai. Yoab menyesalkan sikap Abner yang memulai pertempuran, kendati demikian, ia meniup juga sangkakala tanda henti pertempuran. Setelah berpisah, Yoab barulah mengetahui tentang kematian Asael dan delapan belas anak buahnya, sedangkan dipihak Abner tiga ratus enam puluh mereka yang tewas.
Perseteruan antara keluarga Saul dan keluarga Daud terjadi berlarut-larut, sementara pengaruh Abner makin besar dalam keluarga Saul, sampai-sampai ia berani mendekati gundik Saul, hal mana membuat Isyboset menegurnya. Tidak senang dengan teguran, Abner mengancam akan menjadikan Daud raja Israel, Isyboyet takutlah karenanya.
Walaupun Daud hanya raja atas kaum Yehuda, kekuatannya terus bertambah ditengah melemahnya kekuatan keluarga Saul. Ditambah lagi dengan niat Abner membantunya membawa orang Israel berpihak kepadanya, melalui utusan yang dikirim kepada Daud untuk mengadakan perjanjian.
Daud mengajukan prasyarat agar Abner membawakan Mikhal, anak Saul, yang seharus nya menjadi isterinya karena ia telah membayarnya dengan seratus kulit khatan orang Filistin kepada Saul. Kepada Isyboset pun Daud mengirim utusan untuk hal yang sama. Isyboset menanggapi; mengambil perempuan itu dari suaminya, dan Abner mengantar kannya kepada Daud. Suami Mikhal turut mengantar, dengan menangis diperjalanan.
Setelah Abner berunding dengan para tua-tua Israel dan khususnya juga kepada orang Benyamin, untuk menjadikan Daud raja atas Israel sebagaimana firman Tuhan; dengan dua puluh orang bersamanya, Abner menghadap Daud di Hebron. Kedatangan mereka disambut Daud dengan perjamuan untuk membicarakan persiapan Abner mengumpul orang Israel untuk membuat perjanjian dengan Daud, sebagai raja atas mereka.
Ketika Yoab dan anak buah Daud kembali dari penggerebekan membawa hasil jarahan yang banyak, Abner telah pergi dari sana. Yoab menyesalkan sikap Daud yang melepas nya pergi. Tanpa sepengetahuan Daud, Yoab menyuruh orang menyusul Abner, untuk membawanya kembali ke Hebron.
Ketika Abner tiba, Yoab membawa Abner ke samping pintu gerbang, se-akan hendak berbicara sesuatu dengan diam-diam, dan disana menikam perut Abner hingga tewas sebagai pembalas kematian Asael.
Daud tidak berkenan dengan kejadian itu, menyatakan berkabungnya atas kematian Abner dan menyanyikan tembang ratapan bagi Abner. Raja Daud berjalan dibelakang usungan jenazah Abner ke penguburan di Hebron, dan berpuasa seharian itu. Seluruh rakyat bersimpati atas sikap Daud, mereka meyakini bahwa pembunuhan itu bukan rancangan Daud.
Betapapun demikian kematian Abner mengejutkan orang Israel. Makin gentar mereka menghadapi Daud yang kekuatannya makin bertambah. Rekhab dan Baana, dua orang suku Benyamin mencoba menangguk keuntungan. Dengan memanfaatkan kelengahan penjaga rumah Isyboyet, menyusup masuk, membunuh Isyboyet yang sedang tidur.
Dengan membawa kepala Isyboyet, mereka menghadap Daud, berharap mendapatkan penghargaan. tetapi nasib mereka sama seperti si pembawa mahkota Saul.
Daud yang tidak berkenan dengan pembunuhan atas orang benar, segera memerintah menghukum dengan memotong tubuh mereka, mayat mereka, tanpa tangan dan kaki digantung di tepi telaga di Hebron. Kepala Isyboyet dikubur dalam makam Abner.
Selang beberapa hari, wakil segala suku Israel menghadap Daud, untuk menjadikannya raja atas Israel. Para tua-tua Israel menyusul mengadakan perjanjian, mengurapi Daud menjadi raja dalam perjamuan oleh Daud, di Hebron.
Setelah tujuh tahun enam bulan menjadi raja atas Yehuda, kemudian menjadi raja atas Israel pada usia Daud tiga puluh tahun. Raja Daud memerintah dari Yerusalem, tempat yang direbut kemudian dari orang Yebus. Mereka juga merebut kubu pertahanan Sion, yang dinamakan kota Daud. Tuhan beserta Daud yang mentaati perintah-Nya sehingga bertambahlah besar dan kokoh kekuasaan Daud.