Mengetahui bahwa Daud menjadi raja atas Israel, orang Filistin menyerang ke lembah Refaim untuk menangkapnya. Mengikuti petunjuk Tuhan, Daud maju keluar dari kubu pertahanannya dan memukul kalah orang Filistin, dari Geba sampai ke dekat Gezer.
Kemudian mereka mengangkut tabut Allah dari rumah Abinadab, di bukit Baale. Daud menari-nari diiringi musik, dimuka rombongan. Ketika lewat di Nakhon, lembu penarik kereta tergelincir, Uza yang berjalan di sisi kereta itu lekas memegang tabut. Murkalah Allah atas keteledoran itu, Uza mati seketika itu juga.
Daud marah dalam hati dengan perlakuan Tuhan atas Uza, sesaat kemudian merasa takut, dalam gumamnya bertanya-tanya: “Bagaimana tabut Tuhan itu dapat sampai kepadanya.”
Karena itu ia tidak jadi membawa tabut ke kota Daud, dibelokkan membawa tabut ke rumah Obed-Edom, seorang Gat.
Tiga bulan tabut berada disana dan Tuhan memberkati seisi rumah Obed-Edom yang orang Gat itu. Melihat itu, Daud mengubah pendirian, diboyongnya tabut Tuhan ke kota Daud, dan disepanjang perjalanan Daud menari, mengorbankan lembu untuk kemudian dibagikan kepada seluruh rakyat. Juga mengadakan korban bakaran setiba di tempat tujuan.
Kejayaan pemerintahan Daud.
Tuhan memberkati Daud keselamatan dalam menghadapi musuh. Ada maksud Daud untuk menempatkan tabut dalam istana nya. Maksudnya itu disampaikan kepada nabi Natan. Tuhan menepis maksud Daud itu melalui nabi Natan dan memilih tetap dalam tenda. Dalam pesan yang sama Tuhan menjanjikan penyertaan-Nya atas keluarga dan kerajaan Daud.
Berturut-turut kemudian, Daud menundukkan orang Filistin, orang Moab, orang Zoba dan orang Aram. Daud menegakkan kuasanya di sungai Efrat, diboyongnya kekayaan musuhnya dan mereka yang telah ditundukan masih harus menyerahkan upeti. Orang Hamat pun menyatakan takluk kepadanya tanpa bertempur.
Tuhan memberi kemenangan kepada Daud, kemanapun ia berperang. Demikian Daud memerintah dan menegakkan keadilan atas seluruh Israel, dibantu Yoab yang menjadi panglima, Yosafat menjabat sebagai bendahara, Zadok dan Ahimalekh sebagai imam, Seraya sebagai panitera negara, Benaya panglima atas Kreti dan Pleti. Diantara anak-anak Daud juga ada beberapa yang menjadi imam.
Kepada keluarga Saul pun, Daud memberi penghargaan. Namun dalam keluarga Saul yang tertinggal di tempat itu hanya Mefiboset yang timpang kaki, anak Yonathan, cucu Saul. Kepada Mefiboset itu, segala milik Saul diberikan kepadanya dan diperkenankan tinggal bersama Daud, di Yerusalem.
Phenomenal, Daud dan Batsyeba.
Suatu sore, sedang Daud berjalan di lantai atas istana, dilihatnya seorang perempuan sedang mandi. Setelah mengetahui bahwa perempuan cantik itu adalah isteri kapten Uria, bernama Batsyeba, diutusnya orang untuk membawa perempuan itu ke istana, ia tidur bersamanya.
Batsyeba hamil oleh hubungan itu, menyuruh orang memberitahu Daud. Mendengar itu, raja mengirim orang kepada Yoab, agar memerintah Uria yang sedang berperang bersamanya, datang ke istana.
Uria datang menghadap Daud, kepadanya Daud menanyakan keadaan tentara serta jalannya peperangan, setelah itu ia membolehkannya pulang ke rumahnya. Kemudian Daud mengutus orang untuk membawakan hadiah untuk Uria, ke rumahnya.
Akan tetapi, ternyata Uria tidak pulang ke rumah, kepada isterinya, melainkan tidur di emper istana bersama beberapa orang yang menemani selama perjalanan. Menjawab pertanyaan Daud, ia menerangkan betapa tidak patut sekiranya ia pulang, makan dan tidur bersama isteri, sedang teman-temannya tidur di kemah padang medan perang. Daud membiarkan Uria dengan sikap kesetiaan dan solidaritasnya.
Keesokan hari, Daud menjamu sampai Uria mabuk. Dimalam hari Uria kembali tidur di emper istana, tidak pulang kepada isteri nya. Pagi hari Daud melepas Uria kembali ke medan perang dan menitip surat untuk Yoab kepadanya. Surat yang berisi agar Yoab menempatkan Uria pada pertempuran hebat, supaya ia mati terbunuh.
Yoab melaksanakan perintah Daud; ketika mengepung kota Raba, menjadi bagian Uria menghadapi lawan yang tangguh perkasa, dan Uria gugur bersama beberapa tentara. Daud menerima laporan kejadiannya, lalu mengutus orang untuk menghibur Yoab.
Batsyeba meratapi kematian Uria. Setelah masa berkabungnya Daud mengutus agar membawa perempuan itu kepadanya dan menjadikannya isteri, melahirkan seorang anak laki-laki.
Tuhan melihat perbuatan Daud yang jahat itu, Tuhan melihat perbuatan Daud sebagai menista-Nya setelah segala apa yang diperbuat Tuhan kepadanya. Melalui nabi Natan, Tuhan menegur Daud dengan keras bahwa keturunan Daud akan berhadapan dengan pedang sebagai hukumannya.
Walau Daud tidak akan mati karena dosanya itu, tetapi anak yang lahir dari hubungan nya itu akan mati. Daud pun akan mengetahui, bagaimana isteri-isterinya akan diambil darinya, diberikan kepada seseorang untuk tidur bersama orang itu dengan disaksikan seluruh orang Israel, di siang hari. 2Sam 12:10-14
Tuhan menulahi anak yang dilahirkan Batsyeba, ia menderita sakit karenanya. Betapa tekun Daud memohon kepada-Nya, berpuasa, bagi anak itu, tiada mengubah keadaan. Pada hari ketujuh setelah dilahirkan, anak itu mati. Menyadari semuanya telah berlalu, Daud tiada lagi berpuasa, ia pun menghibur Batsyeba.
Setelah kehamilan berikutnya, Batsyeba melahirkan seorang anak laki-laki, yang diberi nama Salomo. Tuhan mengasihi anak ini dan melalui nabi Natan, Tuhan memberinya nama Yedija, yang berarti ‘oleh karena Tuhan’.
Sementara itu, Yoab telah mengunguli peperangan di Raba, dikabarkannya Daud akan hal itu. Segera Daud mengumpulkan segenap kekuatan, mengepung dan merebut kota itu, dan berturut-turut kota bani Amon lainnya, mengangkut banyak jarahan dari sana sebelum kembali ke Yerusalem. Bani Amon telah dimusnahkannya.
Pemberontakan anak terhadap Daud.
Bermula terjadi, Ammon, anak tertua Daud memperkosa Tamar, adik lain ibu. Kejadian mana mengundang amarah Absalom, kakak kandung Tamar. berselang dua tahun, di saat pengguntingan bulu domba di Baal-Hazor, Absalom membunuh Ammon. Namun, anak-anak Daud lainnya menganggap bahwa perbuatan Absalom itu bertujuan untuk merebut posisi putera.
Daud sangat bersedih atas kematian Ammon, sedang Absalom melarikan diri ke Gesur, tempat kakek dari ibunya. Ia kembali ke Yerusalem tiga tahun kemudian, setelah Daud reda amarahnya. Dua tahun setelah itu, berkat bujukan Yoab, baru Daud sudi bertemu dengannya. Sesungguhnya Daud juga sangat menyayangi anak ketiganya ini; Absalom yang paling tampan diantara sekian banyak anak-anak Daud.
Absalom juga disukai banyak orang Israel. Pada hari-hari berikutnya, Absalom meng gunakan daya tariknya untuk membangun pengaruh diantara rakyat; ia menghalangi setiap orang yang akan menghadap Daud untuk mendapat pengadilan atas perkara.
Dijanjikannya kepada orang-orang bahwa dirinya akan memberi keadilan, sekiranya menjadi raja. Diam-diam ia mengirim pula utusan kepada suku-suku Israel, membuat persekongkolan merebut kekuasaan dari Daud.
Empat tahun kemudian, Absalom menghadap Daud, pamit diri pergi ke Hebron untuk membayar nazar. Tiba disana, ia menyatakan diri sebagai raja, didukung persepakatan gelap pengikutnya. Dua ratus orang yang mengikutinya dari Yerusalem pada mulanya tidak mengetahui maksud dan rencana Absalom ke Hebron, turut juga mendukung.
Kekuatan besar pemberontak bergerak maju, memaksa Daud dan semua pengikutnya menyingkir dari Yerusalem untuk menghindari serangan. Sepuluh orang gundik Daud ditinggalkan untuk menunggui istana.
Dalam keadaan kalut, Mefiboset cucu Saul, berharap orang Israel akan menjadikannya raja, sebagai mewarisi dari kakeknya.
Daud terdesak terus sampai ke seberang Yordan dalam keadaan menyedihkan. Rakyat terharu melihat Daud mengalami hari-hari terburuk dalam hidupnya; melihat pengikut dari keluarga Saul mengutuk dan melempari Daud dengan batu. Dipihak lain, Absalom memasuki Yerusalem tanpa mendapat perlawanan.
Menuruti nasihat Ahitofel, orang terdekatnya; didirikanlah kemah di lantai atas istana. Di sana, Absalom meniduri seluruh gundik ayahnya, disaksikan orang Israel. Diperbuat begitu agar orang Israel mendapat kesan alasan Daud membencinya, dengan harapan mereka lebih memberi dukungan kepada Absalom. 2Sam 16:22
Demikian terjadi, apa yang dinasihati Ahitofel adalah sebagaimana dikehendaki Tuhan, atas perbuatan jahat Daud yang lalu. Sampai-sampai Absalom, nama yang berarti bapa kedamaian, melakukan perbuatan yang berlawanan dengan namanya sendiri.
Sementara itu, Husai, sahabat Daud, selalu ada bersama Absalom. Sahabat inilah yang memberi kabar mengenai nasihat Ahitofel, rencana Absalom, dan perkembangannya, kepada Daud, melalui kurir.
Husai pun berhasil membujuk, mencegah, agar Absalom tidak menghiraukan nasihat Ahitofel, untuk bersegera mengejar Daud, melainkan menunggu, sampai terkumpul kekuatan yang lebih besar.
Atas kehendak Tuhan, pengikut yang setia kepada Daud justru menghimpun kekuatan besar dalam waktu lebih cepat, mereka mulai membalas mendesak. Melihat keadaan itu, Ahitofel pulang ke kota asalnya, menggantung diri di rumahnya.
Ketika Absalom mengejar Daud, pengikut setia Daud bersiap mengepungnya dari tiga jurusan dipimpin Yoab, Abisai dan Itai, tanpa ikut serta Daud, agar keselamatan Daud tak terancam. Daud berpesan agar memperlakukan Absalom, dengan lembut.
Terjadi pertempuran besar dengan lebih dua puluh ribu orang tewas dari kedua pihak. Ketika Absalom melarikan kudanya dengan kencang, ia tersangkut di pohon Oak besar sedang Kudanya tetap berlari melaju, dan tergantunglah Absalom di pohon itu.
Pengikut Daud yang melihat, tidak mengambil tindakan terhadap Absalom, mengingat pesan Daud. Sampai Yoab tiba, yang tanpa ragu menancap tiga buah tombak ke tubuh Absalom, diikuti yang lain dengan senjata masing-masing, matilah Absalom. Tubuhnya dilempar ke sebuah lubang yang dalam, lalu ditimbun batu-batu besar diatasnya.