Tuhan menolak Saul sebagai raja, setelah penyesalan atas ketidak patuhan Saul dalam melaksanakan firman-Nya. Tuhan memilih anak bungsu Isai, bernama Daud, menjadi pengganti raja atas bangsa Israel.
Samuel diutus-Nya ke Betlehem, kota dimana Isai sekeluarga berdiam. Disana, Tuhan menunjukkan kepada Samuel, seorang pemuda kemerahan, tampan, bermata indah. Samuel mengurapinya dengan minyak, yang dibawanya di dalam tabung tanduk. Sejak hari itu Roh Tuhan menyertai Daud.
Daud dibawa kehadapan Saul.
Adapun dengan Saul, Tuhan membuatnya menjalani hari-hari dengan gelisah.
Seorang abdinya, yang mengenal anak Isai, menyaran kepadanya agar mendatangkan pemuda tampan pemain kecapi itu, untuk menghibur Saul; dikirimlah utusan kepada Isai mengenai itu.
Isai memperkenankan Daud untuk tinggal bersama Saul dan menjadi abdinya. Sejak pertama bertemu, Saul senang kepadanya dan jadilah ia penghibur Saul, memainkan kecapi pengusir kegelisahan hati Saul, siapa kemudian menjadi abdi dekatnya, sebagai pembawa senjatanya.
Dengan demikian, empat orang anak Isai menjadi abdi Saul; karena sebelum Daud, tiga kakaknya laki-laki telah lama menjadi tentara pasukan Saul. Dari empat bersaudara itu, hanya Daud yang sehari-hari kembali ke Betlehem, menggembalakan domba ayahnya.
Suatu hari, laskar Filistin dan Israel saling berhadapan, keduanya mendirikan kemah di atas dua bukit, ditengahi lembah Tarbantin. Dari pihak Filistin tampil seorang pendekar tinggi besar berjubah perang bersisik yang berat ber-helm tembaga, dengan tombak di tangannya, sedangkan perisainya dibawakan seorang lain.
Pendekar Filistin berasal dari Gat itu bernama Goliat, ia menantang perang satu lawan satu; orang Filistin akan tunduk terhadap orang Israel apabila ada seorang Israel dapat mengalahkannya, begitupun sebaliknya bila ia yang memenangkan pertempuran.
Pagi dan petang, selama empat puluh hari Goliat menantang, tiada seorang Israel yang berani menghadapi tantangannya. Saul dan orang Israel menjadi cemas karenanya.
Ketika kedua pihak saling berhadapan dalam formasi tempur, Goliat maju mengulangi tantangannya. Melihat itu semua orang Israel berhamburan, melarikan diri. Saat mana, Daud, yang disuruh ayahnya membawakan bekal makanan untuk saudara-saudaranya, tiba disana, ia menyaksikan semua yang sedang terjadi di lembah itu.
Dari orang-orang Israel didengar Daud, bahwa raja akan memberi anak perempuannya dan membebaskan keluarganya dari pajak, bagi siapa yang dapat mengalahkan Goliat. Namun, tiada yang tertarik dengan tantangan itu.
Daud sebaliknya mempertanyakan, mengapa masih saja membiarkan orang Filistin itu merendahkan pasukan Allah. Kakak tertua Daud menegurnya atas perkataannya itu.
Perkataan Daud itu disampaikan orang kepada Saul dan dipanggillah Daud kepadanya. Daud menghadap raja, mengemukakan niat melayani tantangan Goliat. Diyakinkannya Saul bahwa ia terbiasa mengatasi singa dan beruang yang menyerang domba ayahnya. Tuhan yang menyertainya menghadapi hewan buas, juga akan menyertainya melawan orang Filistin, karena ia akan memperlakukan Goliat seperti ia menghajar hewan buas.
Mendengar itu, Saul yang meragukan kemampuan Daud, merestuinya juga untuk maju bertempur. Kepadanya dikenakan pakaian perang Saul. Akan tetapi penggembala yang tidak terbiasa dengan perlengkapan itu maju ke medan tempur hanya dengan tongkat, sehelai kain ambin dan beberapa buah batu licin, yang diambil dari dasar sungai untuk dibawa di dalam tas gembalanya.
Daud mengalahkan musuh-musuh.
Daud mendatangi kubu lawan, orang-orang Filistin segera mendekatinya. Tetapi Daud berlari menyongsong masuk ke dalam barisan lawan untuk mendapati Goliat yang juga sedang menghampirinya dengan seorang lain yang membawakan perisainya.
Cara berpakaian dan paras tampan bersih Daud, menjadi bahan tertawaan Goliat yang sungguh meremehkan, bahkan mengutuknya. Daud menanggapi, bahwa ia bertempur tidak bersenjatakan tombak atau pedang, melainkan datang dengan nama Tuhan yang akan menyerahkan orang Filistin kebawah penguasaan bangsa Israel.
Lalu Daud memasukkan sebuah batu licin ke dalam kain ambin, dilontarkan nya batu itu kearah lawan, tepat mengenai dahinya dan tertanam dalam-dalam disana. Roboh lah tubuh lawannya yang bongsor, dengan muka terjerembab diatas tanah.
Daud mengambil pedang lawannya, untuk memancung kepalanya, dan membawanya ke Yerusalem.
Melihat pendekar mereka tewas, berlarian lah orang-orang Filistin. Dengan bersorak, orang-orang Israel dan Yehuda segera mengejar, sampai jauh ke Gat dan Ekron. Tidak terbilang orang Filistin yang terbunuh sepanjang pengejaran.
Daud dipanggil menghadap Saul yang tertarik untuk lebih mengenalnya, ia menghadap dengan membawa kepala musuhnya. Yonathan, anak Saul, yang baru saling mengenal juga menjadi sahabatnya. Sejak saat itu Daud menjadi andalan bangsa Israel dan Daud selalu berjaya, dan Saul mengangkatnya untuk memimpin pasukan. Seluruh rakyat dan abdi Saul menyenanginya.
Dengki Saul atas Daud.
Prestasi demi prestasi Daud di medan pertempuran mendatangkan pujian menjadikan nya lebih dielukan dari pada Saul. Timbul rasa takut dan dengki Saul bahwa Daud akan menggantikannya sebagai raja.
Suatu hari rasa dengkinya memuncak, dilemparnya tombak kepada Daud yang sedang bermain kecapi agar tertancap pada tubuh Daud. Dua kali diperbuat Saul, tetapi Daud berhasil mengelakkannya.
Saul menyadari penyertaan Tuhan atas Daud makin takutlah ia karenanya. Ia merubah sikap; memberikan anak perempuan tertuanya untuk diperisteri Daud. Dengan rendah hati Daud menampik niat Saul itu, ia merasa diri tidak patut menjadi menantu raja.
Pada kesempatan lain, Saul yang mengerti pikiran Daud, mengajukan anak perempuan yang kedua, bernama Mikhal. Kali ini, Daud dapat menikahi Mikhal yang mencintainya tanpa mas kawin, melainkan membawakan seratus kulit khitan orang Filistin bagi Saul, sebagai persyaratan dan pembalasan terhadap musuh raja.
Daud menyukai tantangan, menerima tawaran itu. Bersama pasukan maju bertempur. Ia kembali dengan membawakan dua ratus kulit khatan orang Filistin yang tewas, Saul menjadikan Daud menantunya, walau waktunya belum genap. 1Sam 18:26
Orang-orang Israel mengasihi Daud, namanya makin termashur, makin besar pula rasa memusuhi Saul kepadanya. Begitu terjadi, Saul menempatkan Daud pada posisi yang terdepan dalam pasukan, dengan harapan Daud tewas di tangan orang Filistin, tetapi Daud selalu kembali, dengan kemenangan besar.
Karena itu, Saul berniat membunuh Daud; kepada para abdi, diyakinkan bahwa Daud harus dilenyapkan. Akan tetapi, segala apa yang direncanakan Saul terhadap Daud, di beritahukan Yonathan kepadanya.
Anak laki-laki Saul telah bersahabat karib dengan Daud, ia membela sahabatnya itu; dengan berusaha membujuk, bahkan sampai bertengkar dengan ayahnya yang marah, mengetahui bahwa ia berpihak kepada Daud.
Mengetahui Saul bersungguh dengan niatnya, dua sahabat itu berpisah. Daud pergi ke Nob lalu ke kota Gat, berpindah pindah, menghindari Saul yang mencarinya. Ketika ber ada di gua Adulam, saudara-saudaranya beserta keluarga menyusul Daud, berkumpul mereka disana.
Kemudian terhimpun pula bersamanya, orang-orang yang sedang berkesusahan, yang menghindar dari tagihan hutang, yang kecewa dengan keadaan dan sebagainya hingga berjumlah empat ratusan orang, dan menjadikan Daud pemimpin mereka.