Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkreasi. Kreatifitas tiada terkait dengan tingkat pendidikan, tidak berhubungan dengan keadaan dimana ia dilahirkan, atau dimana ia berkegiatan formal maupun non formal.
Kreativitas adalah kemampuan ber-imajinasi dan mewujudkannya ke dalam kenyataan (realita), menghasilkan suatu temuan (invention) original. Oleh Karenanya, tidak dapat diajarkan kepada orang lain seperti halnya dengan pengetahuan.
Imajinasi timbul didalam pikiran dengan sendirinya, pada orang yang peduli dan akrab dengan keseharian yang digeluti, apapun bidang kegiatannya.
Kepedulian menimbulkan motivasi atas upaya-upaya pemajuan, perbaikan atau peningkatan, yang pada gilirannya akan menghasilkan temuan (invention) yang original, innovative.
Wujud temuan dapat berupa teori atau kebendaan, pemahaman atas suatu hal, kepraktisan dan sebagainya, dalam berbagai bidang seperti kesehatan, perbintangan, kesenian, pertanian, manajemen, keadaan lingkungan, kerohanian, perdagangan, dan banyak lagi.
Keterbatasan dan tekanan membangkitkan kreatifitas.
Sejarah mencatat, tokoh-tokoh kreatif berbagai bidang kegiatan yang berbeda. Namun terlihat dengan jelas ada kesamaan sikap diantara tokoh-tokoh, bahwa mereka semua pecinta apa yang mereka kerjakan.
Kesamaan lain adalah bahwa tokoh-tokoh penemu dalam kegiatan bekerja mengalami keterbatasan sarana. Keterbatasan mana merangsang mereka untuk mencipta, meng-imajinasi-kan dan me-realisasi-kan sesuatu untuk mempermudah pekerjaan.
Archimedez menemukan gelas ukur, karena ia mengalami keterbatasan sarana untuk mengukur volume sebuah benda yang tak beraturan bentuk, sedangkan ia diharuskan menentukan kadar emas mahkota raja. Archimedez menemukan cara mengukur tadi pada hari terakhir batas waktu yang diberikan raja.
James Watt menemukan mesin uap dikarenakan beban pekerjaan yang banyak. Mesin yang bekerja dengan tenaga uap membantunya menyelesaikan pekerjaannya. Mesin mana kemudian menjadi penggerak lokomotip.
Kendala kreatifitas.
Sejarah juga mencatat, bahwa ada kecenderungan sebagian khalayak yang menentang terhadap kemunculan idea baru untuk bertahan pada kebiasaan berpikir lama. Galileo harus menderita pada jelang akhir hidupnya karena temuannya mengenai tata surya.
Henry Ford ditertawakan orang bahkan diusir ayahnya, karena upayanya menciptakan kereta tanpa kuda penarik, yang sekarang kita kenal sebagai motor bakar, penggerak mobil dan kendaraan lain.
Kendala utama dalam ber-kreasi adalah ambisi mencapai kesempurnaan sekali jalan. Sedangkan kita menyadari, bahwa tiada satupun hasil kreasi manusia yang sempurna.
Biarkan orang pertama dengan temuan sebagai cikal bakal, seperti mobil Henry Ford bersuara bising dan bergerak sangat lambat. Biarkan orang berikut mengambil bagian perbaikan, biarkan orang seterusnya dengan bagian peningkatan. Itu sudah cukup.
Kecenderungan mengikuti arus, trend, melemahkan dorongan ber-kreasi. Kebiasaan menjiplak karya orang lain, mematikan daya kreatifitas sendiri. Berkata-kata mengikuti trend gaya bahasa orang lain, memadamkan imajinasi menulis.
Kendala lain yang sering menjatuhkan, adalah kesulitan menerima kegagalan. Padahal kegagalan adalah anak tangga penciptaan. Setiap kegagalan menyumbangkan bahan, masukan perbaikan kualitas.
Dalam beberapa kasus kegagalan juga merupakan kreasi, menjadi temuan, antara lain seperti lem pada sticker nota.
Kreasi sederhana namun sangat bermanfaat.
Samuel B. Fay dan Johan Vaaler, dua orang yang berdedikasi kepada pekerjaan, menemukan clip kertas, penjepit kertas, yang mempermudah pekerjaan filling administrasi, mereka mendapat hak hak patent beberapa negara.
Beberapa puluh tahun silam, seorang nenek dengan kreasi; memanfaatkan cup dari bra usang (bra di zaman itu terbuat dari beberapa lapis kain, disatukan dengan dijahit). Cup itu digunakan untuk memegang tangkai wajan panas, sewaktu memasak. Beberapa tahun kemudian, ramai penjaja di pasar menawarkan produk dengan tujuan yang sama.
Sesungguhnya setiap orang yang peduli dengan pekerjaan dan keadaan lingkungannya selalu akan memiliki imajinasi mengatasi keterbatasan sarana yang tersedia. Mengapa tidak mulai dengan yang sederhana dan realistis; makin realistis suatu imajinasi makin mudah merealisasikannya ke dalam kenyataan.