Korupsi, Mengapa memBudaya?

Seorang corruptible, adalah orang yang mengalami kerusakan sepenuhnya, pada moral, serta kerusakan spiritual seutuhnya. Prostitusi saja tidak digambarkan serendah itu. Pemberian tips adalah cikal bakal terjadinya kebiasaan tindak korupsi. Banyak orang membenci korupsi tetapi terbiasa memberi tips.

Corrupt adalah kata yang berarti ‘rusak sepenuhnya’, kata tersebut untuk pertama kali nya diperkenalkan filsof Yunani yang terkenal, Aristotle. Istilah ini kemudian digunakan masyarakat, meluas mulai 3 abad sebelum Masehi.

Yang dimaksud dengan kerusakan adalah yang terjadi atas moral atau secara spiritual. Seorang yang corruptible, adalah orang yang mengalami kerusakan sepenuhnya pada moral nya, kerusakan spiritual seutuhnya.

Perbuatan corruptPada zaman itu saja, penggambaran atas perbuatan corrupt telah demikian rendah; tidak terpuji dan tidak lebih baik dari pada tindak kriminal lain seperti pencurian atau perampasan.
Prostitusi tidak digambarkan serendah itu.

Definisi yang ditambahkan berturut-turut seperti oleh Cicero, Morris dan filsof lain; bahwa perbuatan corrupt dapat terjadi di dalam berbagai kegiatan, terselubung dan dilakukan orang yang sesungguhnya telah kehilangan kehandalan tetapi masih berkedudukan dengan jabatan terhormat.
Ungkapan ini membuat kita lebih mengerti, menguatkan alasan, mengapa perbuatan corrupt digambarkan sedemikian.

Susahnya memberantas korupsi.

Hampir setiap orang dapat mengenali manakala menemui perbuatan penyalah-guna wewenang untuk kepentingan atau keuntungan pihak tertentu. Tetapi untuk menuang batas-batas secara rinci ke dalam definisi, untuk pembuktian suatu perbuatan sebagai tindakan corrupt sangat tidak sederhana.

Sulitnya menyusun batas-batas pelanggaran, dikarenakan terlalu banyak bentuk serta ragam nya, selain juga karena sangat licinnya pelaku menutupi jejak dan menghindari tudingan. Dari masa tiga abad sebelum Masehi sampai sekarang, tiada kesudahannya orang mengutak-atik hukum mengenai pelanggaran wewenang.

Kiranya hukum bersendiri tidak akan pernah dapat mengurangi jumlah pelaku tindak korupsi. Eksekusi mati sekalipun, seperti yang diberlakukan di Tiongkok, belum tuntas sepenuhnya menjerakan atau menghentikan, masih saja terus berdatangan terpidana berikutnya.

Untuk melakukan suatu perbuatan diperlukan peluang. Ketidak-terbukaan pada sistim administratif memberi peluang besar bagi pelaku berbuat penggelapan. Transparency menunjukkan efektifitas mencegah, menurunkan angka kejahatan, seperti yang terjadi di Denmark, Selandia Baru dan Singapore.

Kerugian masyarakat, perlunya partisipasi memberantas.

Perbuatan corrupt mendatangkan kerugian dan dapat terjadi dimana-mana, dibanyak bidang kehidupan. Dalam hal pelakunya adalah pejabat pemerintah, pemberitaannya biasanya disertai nilai kerugian bagi negara. Namun, adakah disadari bahwa kerugian negara berarti kerugian seluruh warga?

Tindakan merongrong keuangan negara, selalu akan berakibat kepada percepatan laju inflasi, kenaikan harga barang/jasa kebutuhan; Warga bertambah miskin, karena daya belinya menurun. Begitulah dampak perbuatan corrupt atas kehidupan warga.

Para pekerja menuntut kenaikan upah, dengan orasi dramatis dalam ber-demo. Tetapi apalah artinya kenaikan upah, jikalau tak dapat mengejar laju inflasi? Apalah arti uang yang banyak, jikalau uang yang banyak hanya dapat membeli sedikit saja?

Karena itu adalah baik setiap anggota masyarakat, turut memberi perhatian terhadap upaya penekanan angka kejahatan korupsi, tidak saja mengandalkan penegak hukum, melainkan aktif melalui pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari.

Suatu kebiasaan dapat membudaya dikarenakan keterlibatan masyarakat didalamnya. Yindak penyuapan terjadi karena adanya pihak penyuap dan penerima suap. Kebiasaan menyuap dimulai dengan adanya pihak pemberi tips dan penerima tips.

Di banyak negara berkembang, diserukan kepada masyarakat agar tidak memberi tips kepada petugas. Pemberian dalam segala bentuknya, disadari merupakan cikal bakal penyuapan. Kebiasaan (kemanjaan) menerima suatu pemberian yang bukan haknya, membuat orang tergiur untuk menerima lebih dan lebih lagi sampai pada suatu waktu siap untuk menyelewengkan wewenang, menjual sesuatu yang bukan haknya.

Membiarkan sesuatu yang salah terjadi, berarti ikut melakukan kesalahan. Dan apalah artinya meneriakkan yield mendukung pemberantasan korupsi, sementara diri sendiri menyuburkan budaya corrupt dengan kebiasaan memberikan tips, apapun bentuknya.