…Sambungan
Setelah Lu BuWei meninggal, raja Ying Zheng berusia 24 tahun, ia memegang tampuk pimpinan kerajaan sepenuhnya; ditunjuknya Li Si, mantan asisten Lu BuWei, menjadi kepala penasihat dibersihkannya kabinet pemerintah dari para pendukung Lu BuWei, disingkirkannya siswa negara asing dari istana dan dihentikannya segala kegiatan yang memungkinkan musuh memata-matai nya.
Qin Shi HuangDi; mempersatukan Tiongkok.
Konsolidasi kekuatan dilakukan menyeluruh atas berbagai bidang, termasuk kekuatan angkatan bersenjatanya.
Tahun 230 BC, raja Ying Zheng mulai menggerakkan kekuatan militer, yang menandai berakhirnya masa negara-negara berperang di daratan Tiongkok. Menjatuhkan Hann, negara pertama yang dicaplok kedalam kekuasaannya.
Tahun berikutnya, 229 BC, di negara Zhao terjadi bencana, gempa bumi memporak- poranda negara itu.
Raja Ying Zheng memanfaatkan moment, dengan menyerang dan menaklukkannya kedalam kekuasaannya, dalam tahun 228 BC.
Penaklukan atas Zhao, negara dimana ia dilahirkan, memberi kepuasan tersendiri, dengan leluasa membalas perlakuan tidak menyenangkan yang dialami semasa kecil menjadi sandera disana, semua musuhnya dihabisinya.
Setelah itu berturut-turut, negara Yan di utara dijatuhkan dalam tahun 226 BC, negara Wei dalam tahun 225 BC. Negara terbesar penuh tantangan untuk ditaklukkan, adalah Chu, dijatuhkannya dalam tahun 223 BC. Tahun berikutnya digunakan untuk mengejar dan membersihkan seluruh tokoh penguasa negara-negara yang telah ditaklukkannya.
Masih satu lagi negara, yaitu Qi, di ujung timur daratan. Negara ini membentengi tapal batas di sisi baratnya, dengan kekuatan pasukan lebih 300.000 personil. Pasukan Qin tidak menyerang dari sisi barat, melainkan menerobos masuk dari sisi utara, berhasil memenangi peperangan, menangkap rajanya, negara Qi jatuh dalam tahun 221 BC.
Keseluruh enam negara telah jatuh kedalam penguasaan negara Qin; pertama kali daratan Tiongkok dipersatukan, dibawah satu pemerintahan, wilayah kekuasaan nya jauh melebihi wilayah dynasty Zhou dimasa jayanya.
Dalam tahun yang sama, Ying Zheng menyatakan dirinya sebagai kaisar (emperor) pertama dynasty Qin, penguasa seluruh daratan Tiongkok, raja negara Qin menjadi kaisar pertama, Qin Shi HuangDi, juga disebut Qin Shi Huang.
Sementara itu pergerakan militer kekaisaran Qin merambah ke selatan, beberapa lagi region diduduki, sampai pada daerah yang sekarang disebut propinsi GuanDong serta sebagian dari Vietnam.
Administrasi dan politik Qin Shi HuangDi.
Kekaisaran Qin ber ibukota di Chang An (sekarang Xi An). Sebagai bendera dan panji, pakaian resmi dan pejabat negara ditetapkan berwarna dasar hitam. Penetapan mana didasarkan pada kaidah lima unsur, tanah, kayu, logam, api dan air. Yang memerintah negara Zhou sebelumnya, adalah ber-unsur api (bendera berwarna dasar merah), oleh karena itu dynasty Qin memilih unsur berlawanan yaitu air, berlambang warna hitam.
Administrasi pemerintahan dynasty Qin terdiri atas 36 unit komando, yang kemudian berkembang menjadi 40 unit. Unit komando membawahi distrik, setiap distrik meliput beberapa kabupaten, setiap kabupaten membawahi unit-unit yang terdiri dari ratusan keluarga yang berdomisili disana.
Untuk pemantapan penyatuan Tiongkok, demi mencegah terpecahnya kembali, kekacauan dan ketidak menentunya situasi seperti terjadi dimasa lalu harus dihindari.
Kaisar memberlakukan larangan menyebut nama negara lama sebagai tempat asal. Tidak diperbolehkan menyebut ‘orang dari Zhao’, ‘orang dari Han’, dan seterusnya.
Setiap warga tidak boleh dikenali menurut negara asalnya yang sudah tidak eksis lagi. Para pejabat dan petugas birokrasi tidak diangkat menurut garis keturunan sebagaimana kebiasaan sebelumnya, melainkan ditunjuk berdasarkan prestasi kerja.
Kegigihan mempertahankan kesatuan Tiongkok dibawah kekuasaannya, terlihat juga pada kebijakan pemerintah. Segala hal, yang bersumber dari masa negara berperang, dan masa sebelumnya, dipandang sebagai ancaman terhadap pemerintah. Buku dan pelajaran yang tiada hubungan dengan pemerintahannya harus dimusnahkan.
Di dalam masa negara-negara berperang, keamanan sangatlah rawan, namun setiap orang memiliki kebebasan untuk berpikir, pengetahuan dan falsafah dikembangkan para cendekiawan, diantaranya Confucius.
Didalam masa pemerintah kaisar pertama semua itu merupakan ancaman terhadap pemerintah.
Dalam tahun 213 BC, diperintahkan untuk membakar seluruh buku-buku yang dilarang beredar, kecuali satu unit yang tersimpan dalam arsip istana. Sejak tahun itu berlaku kebijakan perizinan. Sekolah serta kegiatan mengajar harus seizin pemerintah, pelanggaran dikenakan sanksi. Pelajaran ideology dan pemikiran lain dilarang sama sekali, termasuk ajaran Confucius dan filsof lainnya.
Warga hanya diperbolehkan menyimpan buku mengenai pertanian, perbintangan, peramalan dan pengobatan.
Sedangkan buku sejarah, hanya sejarah negara Qin saja yang boleh dimiliki warga.
Kebijakan mana sempat mengundang kritik dari putera sulung kaisar, bernama Fu Su.
Dalam tahun berikutnya, kaisar menjatuhkan hukuman kepada siapa saja yang berani melanggar kebijakannya. Tanpa ampun tidak kurang dari 450 orang sarjana dikubur hidup-hidup dan 700 orang lainnya dihukum dengan lemparan batu hingga tewas.
Kaisar menerapkan standardisasi di Tiongkok yang telah dipersatu. Di bidang moneter kaisar dibantu penasihatnya, Li Si, menetapkan mata uang berlaku di setiap tempat di Tiongkokyang disebut Ban Liang Koin. Diikuti penyeragaman satuan berat timbangan, ukuran panjang hingga kepada standardisasi panjang as roda gerobak yang digunakan untuk memudahkan pengangkutan.
Untuk fasilitas perdagangan, dikembangkan sistem transportasi menyeluruh, melalui perpanjangan jalan dan sungai, membentuk jaring yang menghubung setiap propinsi. Masa pemerintahan dynasty Qin adalah kali pertama penerapan hukum diberlakukan sama di seluruh Tiongkok
Yang tidak kalah penting adalah penyeragaman aksara; penyeragaman aksara sangat mempermudah komunikasi antar warga dari berbagai lokasi yang berbeda dialek.
Reformasi pertahanan.
Sementara di utara, seperti masa sebelumnya, suku pengembara selalu mengganggu keamanan dengan ulah penyerangan mereka. Adalah sangat melelahkan menghadapi serangan sporadis suku yang tidak bernegara itu. Guna mencegah wilayah utara dari para pelanggar perbatasan, kaisar memerintahkan pembangunan tembok pertahanan yang meluas.
Untuk tujuan ini ratusan ribu pekerja dikerahkan, menelan korban jiwa tidak terbilang, dimulai tahun 220 BC hingga 206 BC. Pembangunan juga menghubungkan penggalan tembok yang telah dibangun 400an tahun sebelumnya, yakni tahun 700 BC.
Berbagai kejadian menyedihkan mengiring pembangunan proyek pertahanan, antara lain karena kebengisan pengawas pekerja, supply makanan jauh dari memadai, iklim yang tak bersahabat, contour medan yang berat menyulitkan transportasi, kejahatan dan sebagainya.
Diantara peristiwa pembangunan tembok, adalah legenda Meng JiangNu perempuan dengan kesetiaan mengharukan.
Di utara Tiongkok, tembok pertahanan terbangun merentang meliuk di relung gunung dengan panjang mencapai lebih 5.000 kilometer, dari barat ke timur. Berukuran lebar 9 meter bagian bawah, 4,5 meter bagian atas dan tinggi 7,5 meter. Bahan pembuatnya adalah batu dan tanah yang dipadatkan.
Tembok yang dibangun dalam masa dynasty Qin menjadi cikal-bakal tembok raksasa; yang kemudian, dalam masa dynasty Ming, tembok dipugar dan diperpanjang hingga 6.400 kilometer. Tembok yang dapat disaksikan sekarang, adalah hasil pugar dynasty Ming. Bangunan terbesar di bumi, yang pernah diselesaikan manusia, dikenal sebagai the Great Wall, Wan-Li Qang-Qen.
Pasukan tentara menempati posisi pada sepanjang tembok; sebagai garis pertahanan terdepan menghadapi serbuan dari utara. Pasukan terdepan diatas tembok, memberi tanda berupa api sebagai peringatan dini atas datangnya penyerang.
Bersambung . . .