Kisah Sam Kok 3

Yuan Shu memandang remeh dan berniat mengusir Guan Yu. Namun Cao Cao tertarik dengan kegagahannya dan menuang kan anggur selamat bertempur untuk nya. Guan Yu menaroh cangkir diatas meja, ia akan meminum anggur nya, sekembali ia dari pertempuran, dengan membawa kepala Hua Xiong.

Kesewenangan dan kebengisan Dong Zhuo, membangkitkan kemarahan banyak pihak. Sampai-sampai Cao Cao yang berhubungan cukup dekat dengannya berencana untuk membunuhnya. Suatu hari, dengan restu pejabat protokol istana bernama Wang Yun, yang meminjamkan pisau berhias permata, Cao Cao datang menghadap Dong Zhuo. Ia tiba terlambat dari jadwal yang telah dijanjikan.

Upaya menjatuhkan Dong Zhuo.

Atas pertanyaan, Cao Cao mengemukakan alasan terlambatnya, dikarenakan kuda nya kurang sehat. Karena itu, Dong Zhuo meminta Lu Bu memilihkan kuda yang baik untuk Cao Cao. Kesempatan tiba saat Lu Bu keluar ruang, sedang Dong Zhuo membaringkan tubuh tambunnya dan membelakangi Cao Cao.

Cao Cao menghunus pisau, mendekatinya untuk menikam. Namun, Dong Zhuo yang melihat gerak bayang di cermin, membalik kan tubuh dan mempertanyakan apa yang diperbuat Cao Cao.

Untuk menutupi niatnya segera ia berlutut menyerahkan pisau yang indah itu kepada Dong Zhuo, sebagai persembahan. Disaat mana, Lu Bu telah kembali ke ruang itu.
Cao Cao gagal dengan rencana, ia mengigil bahna takut dicurigai.

Sekilas Dong Zhuo melihat pisau ditangannya, lalu diberikan kepada Lu Bu, kemudian menyuruh Cao Cao untuk mencoba tunggangi kuda pilihan Lu Bu. Selekas ia berada di punggung kuda, dipacunya kuda itu keras-keras, ia melaju menghilang ke arah timur.

Kuatlah dugaan Dong Zhuo dan Lu Bu bahwa Cao Cao berniat membunuh Dong Zhuo tadi. Dibuatlah maklumat berhadiah besar untuk siapa saja yang menangkap Cao Cao. Kisah pelarian Cao Cao akan dimuat terpisah.

Cao Cao membangun kekuatannya.

Cao Cao pulang ke tempat asalnya, di Qiao. Dengan harta warisan ayah dan dukungan dana dari sarjana kaya bernama Wei Hong, ia merekrut tentara, membeli banyak kuda serta senjata; dalam waktu singkat terhimpun pasukan 10 ribu orang. Lalu ia mengajak penguasa berbagai daerah mengerahkan pasukan untuk menggempur Dong Zhuo.

GongSun Zan menanggapi ajakan Cao Cao, ia menuju Luo Yang dengan 15 ribu orang pasukan. Melewati kabupaten Ping Yuan, bertemu Liu Bei, yang turut serta bergabung. Setiba di Luo Yang, telah tiba Cao Cao lebih dulu, disusul pasukan dari 17 daerah.
Keseluruhan pasukan berjumlah 400 ribu orang, perkemahan pun memanjang hingga 100 kilometer.

Cao Cao menjamu para penguasa untuk merembukkan rencana. Atas usulnya, mereka bersepakat, mengangkat Yuan Shao menjadi kepala komando persekutuan. Yuan Shao mengajak mereka naik ke mimbar, dan bersumpah sehati menyingkirkan kepentingan sendiri, demi tujuan bersama, menggempur Dong Zhuo.

Hari berikutnya, didahului seruan Cao Cao agar semua penguasa mematuhi keputusan komandan koalisi; Yuan Shao merumuskan kebijakan penghargaan pada yang berjasa, hukuman pada pelanggar perintah, kemudian menyusun barisan dan strategi.

Pergerakan pasukan koalisi.

Yuan Shao memimpin koalisi.

Sun Jian, gubernur ChangSha, yang terkenal gagah, ditunjuk sebagai komandan pasukan perintis, tugas pertamanya adalah menyerbu benteng di sungai Si, membuka jalan untuk serangan ke ibukota.
Lalu ia menunjuk adiknya sendiri, Yuan Shu, untuk mengepalai bagian perbekalan seluruh pasukan.

Beberapa hari kemudian Sun Jian bersama pasukan mendekat ke benteng lintasan di sungai Si. Seorang perwira menengah pihak Dong Zhuo yang bernama Hua Xiong mengajukan diri untuk menghadangnya. Dengan membawa 50 ribu pasukan, ia berangkat malam hari itu juga.

Diantara koalisi, adalah Bao Xin, penguasa dari JiBei. Ia merasa iri kalau-kalau Sun Jian menjadi yang pertama berbuat jasa. Dengan diam-diam mengirim adiknya, Bao Zhong, dengan 3 ribu pasukan berkuda mendahului Sun Jian menyerbu lintasan sungai Si.

Mengetahui datangnya pasukan koalisi, Hua Xiong keluar benteng dengan mendadak. Serangan itu mengejutkan Bao Zhong, yang segera memerintahkan pasukannya untuk mundur. Terlambat, ia terkejar dan tewas dipancung golok bertangkai Hua Xiong. Atas jasanya itu Hua Xiong dinaikkan pangkat dan mendapat banyak hadiah.

Setibanya Sun Jian di benteng itu, ia menantang perang. Hua Xiong mengutus Hu Zhen keluar melayani tantangan, dalam beberapa jurus, Hu Zhen terbunuh oleh Cheng Bu, perwira bawahan Sun Jian. Kemenangan disusul perintah Sun Jian menyerbu benteng. Pertempuran berjalan sengit, ketika senja Sun Jian terpaksa menarik pasukannya.

Setelah mendirikan perkemahan,  Sun Jian mengirim utusan, melaporkan kemenangan nya kepada Yuan Shao dan menanyakan perbekalan kepada Yuan Shu. Berhari-hari di tunggu, beberapa kali Sun Jian mengirim utusan, namun perbekalan tiada kunjung tiba. Yuan Shu sengaja menunda pengiriman bekal, karena kuatir Sun Jian akan berjasa dan bertambah besar pengaruhnya.

Mengetahui pasukan Sun Jian mengalami kekurangan pangan dan dilanda kecemasan, atas usul Li Su, pada malam hari Hua Xiong mengepung dari dua jurusan. Sun Jian yang terbangun dari tidur keluar kemah, bertempur melawan Hua Xiong; beberapa babak, tiba-tiba perkemahan berkobar dibakar pasukan Li Su. Pasukan Sun Jian pun menjadi kacau, terpaksa mereka mengundurkan diri.

Sun Jian ditemani Zu Mao berusaha keluar dari kepungan, dikejar pasukan Hua Xiong. Warna merah topi perang Sun Jian terlihat menyolok dibawah sinar bulan. Menyadari itu, Zu Mao lekas mengajak Sun Jian untuk bertukar topi dengannya.

Melihat topi berwarna merah di kejauhan, Hua Xiong memerintah pasukannya untuk menghujaninya dengan anak panah. Topi itu ternyata digantung Zu Mao pada sebuah pohon dan Sun Jian berhasil meloloskan diri. Disaat fajar Hua Xiong menarik pasukan.

Sun Jian bergabung kembali dengan perwiranya; Cheng Bu, Huang Gai dan Han Dai. Di saat mengumpulkan sisa pasukan, baru diketahui bahwa Zu Mao telah tewas. Sun Jian sangat bersedih karenanya. Lalu ia mengirim utusan, meminta bantuan Yuan Shao.

Menerima kabar kekalahan di pihaknya, Yuan Shao merundingkan langkah selanjutnya bersama penguasa anggota koalisi, semua terdiam membisu. Tiga orang yang berdiri di belakang GongSun Zan tampak tersenyum. Yuan Shao menanyakan mengenai siapa mereka.

GongSun Zan memperkenalkan Liu Bei kepada hadirin, bahwa ia adalah teman sejak di sekolah, diberitahukan pula asal usul nya. Mendengar bahwa Liu Bei adalah keturunan keluarga kaisar, Yuan Shao mempersilahkan untuk mengambil tempat duduk, dibawah para penguasa daerah.

Pada saat itu Hua Xiong tiba di garis depan, menantang bertempur dengan mengacung kan topi merahnya Sun Jian. Perwira Yu She yang maju menghadapi, dalam tiga jurus ia tewas ditangan Hua Xiong. Panglima daerah militer Han Fu mengajukan perwira andal annya, Pan Feng, untuk melayani musuh, ia bernasib serupa.

Kekalahan beruntun membuat para penguasa terkejut. Yuan Shao menyayangkan dua jenderal tangguhnya, Yan Liang dan Wen Chou belum tiba. Keheningan sesaat dipecah suara seorang perwira yang tampil kemuka; ia bertubuh tegap, berwajah merah serta ber janggut panjang, berkata dengan lantang: “Saya akan pergi memenggal Hua Xiong, dan membawa kepalanya ke kemah ini.”

Yuan Shao menatap sejenak lalu menanyakan identitasnya. Diterangkan GongSun Zan bahwa ia adalah Guan Yu, pemanah berkuda. Yuan Shu yang meremehkannya berniat mengusirnya. Guan Yu bersikeras untuk maju dan siap menjalani hukuman sekiranya ia gagal memenuhi apa yang dikatakannya.

Tertarik dengan kegagahannya, Cao Cao menuangkan anggur untuknya sebelum maju bertempur. Guan Yu meletakkan cangkir itu diatas meja seraya berkata, bahwa ia akan meminumnya sekembali ia dari pertempuran dengan membawa kepala Hua Xiong.

Guan Yu menebas leher Hua Xiong

Bersenjatakan golok bulan sabit, Guan Yu memacu kudanya, Hua Xiong yang merasa diatas angin, memperlihatkan keahliannya dengan senjata. Ditengah kelengahannya, golok Guan Yu cepat melesat kearah leher nya. Guan Yu kembali ke markas dan dari atas kudanya melempar kepala Hua Xiong ke dalam kemah komando.

Cao Cao menyambut dengan gembira dan mengambil anggur tadi, menyuguhkannya kepada Guan Yu, anggur itu masih hangat. Berselang sesaat, Zhang Fei tampil dengan seruan: “Kakak saya telah memenggal Hua Xiong, apakah lagi yang kita tunggu untuk menyerang benteng dan menangkap Dong Zhuo hidup-hidup?”

Yuan Shu marah atas sikap Zhang Fei, yang dipandangnya telah berlaku lancang. Lekas Cao Cao melerai, meminta GongSun Zan agar membawa Liu Bei bersaudara, ke kemah mereka untuk beristirahat. Diperintahkannya pula orang mengantarkan hidangan dan anggur untuk menghibur mereka.

Bersambung . . .