Dienyahkan Anak Sendiri.

Kejadian itu dipandang sebagai skandal besar, mengundang kemarahan khalayak, sedemikian hebohnya sehingga sampai kepada pengetahuan perdana menteri, siapa dengan segera memerintahkan si anak bersama isterinya untuk menghadap. Kepada mereka dikatakannya: “Sungguh memalukan bahwa di negara ini terdapat anak durhaka, seperti kalian!.”

Sebuah kisah nyata, menyedihkan, mengenai seorang pengusaha di sebuah negara di Asia tenggara. Setelah meninggal isterinya tercinta, sebagai orang tua tunggal duda itu membesarkan anak laki-laki semata wayang dengan penuh perhatian, menyekolahkan hingga menjadi seorang terpelajar, kepada si anak kemudian diserahkan pengelolaan usaha.

Hubungan ayah dan anak berjalan baik, saatnya anak berumah tangga, ayah merestui, bahkan memperkenankan bersama isteri, tinggal di apartment mereka yang terbilang mewah. Setelah pasangan muda dikaruniai anak, duda itu berlebih lagi berbahagia dan sangat menyayangi cucunya.

Apakah lagi kiranya hendak dicari setelah semua kebahagiaan didapat? Oleh karena itu diwariskannyalah segala miliknya kepada si anak tunggal, termasuk apartment dimana mereka semua bertempat tinggal.

Suatu ketika, terjadi perselisihan ayah dan anak itu. Perselisihan yang tak jelas duduk persoalannya berkembang meruncing, luar biasa, berakhir dengan anak mengusir ayah keluar dari tempat tinggal mereka.
Betapa sampai hati anak itu mengusir ayah dari apartment yang diwariskan ayah?

Sejak hari itu ayah menjalani hidup sebagai pengemis di jalan, ia tidak memiliki apa-apa lagi; segala kepemilikan telah beralih-nama kepada anaknya. Duda yang dikenal warga dilingkungan sebagai pengusaha berada itu mendadak berubah nasib; ia harus hidup dari belas kasihan orang dengan mengemis atau mengais di tempat sampah, terlunta di sepanjang jalan yang ramai dikunjungi tourist.

Suatu hari, seorang teman business lama lewat disana, ketika akan memberi sedekah kepadanya, orang itu mengenalinya dan menanyakannya, kalau kalau ia adalah teman yang sesama pengusaha dimasa lalu. Menanggung rasa malu yang tiada tertahankan, si pengemis itu memalingkan wajah dari pandangan orang itu, seraya menggoyangkan tangan, sebagai menjawab bahwa ia bukan orang yang dimaksud.

Merasa penasaran karena yakin, bahwa pengemis itu memang adalah mantan sesama pengusaha, pemberi sedekah berlalu untuk mencari beberapa teman lainnya. Kepada mereka diberitahu akan temuannya, lalu bersama-sama mendatangi pengemis tadi.

Seketika itu juga, semua mengenali; gencar mereka menanyakan apa gerangan terjadi, sehingga membuatnya harus mengemis. Tanpa dapat mengelak, duda itu pengemis itu menceritakan segala kejadian yang menimpa dirinya sambil berlinang air matanya.
Setiap orang yang mendengar prihal kejadian itu menjadi marah terhadap si anak yang tidak bermoral.

Kejadian mana, merupakan skandal heboh mengundang kemarahan semua khalayak, demikian heboh, sehingga sampai kepada pengetahuan perdana menteri;
Segera pejabat tinggi itu memberi perintah agar membawa anak si duda dan isterinya untuk datang menghadap. Kepada mereka dikatakan: “Sungguh memalukan, bahwa di negara ini ditemukan anak durhaka seperti kalian!”

Tindakan perdana menteri berlanjut dengan dipanggilnya notaris yang membuat akte warisan. Pada saat itu juga pengalihan warisan mereka dibatalkan, demi hukum; segala yang telah diwariskan dikembalikan kepada si ayah, sebagaimana semula. Dan dirobek lah akte itu dihadapan mereka.

Setelah itu, perdana menteri menetapkan dekrit; bahwa orang tua wajib dihormati dan dihargai hingga waktu meninggalnya. Disusulkan ketetapan, bahwa setiap perusahaan di negara itu wajib menyediakan lapangan kerja untuk warga berusia lanjut yang masih mampu bekerja, agar mereka dapat membelikan oleh-oleh, memberikan angpao untuk cucu-cucu tercinta dari hasil kerja mereka sendiri.

Demikianlah terjadi di negara itu, setiap orang tua mendapat kesempatan kerja, warga lanjut usia terlihat berkegiatan sebagai karyawan, di berbagai tempat berkelas negara pulau itu.
Perdana menteri waktu peristiwa terjadi adalah yang terhormat tuan Lee Kuan Yew.

Bagaimanakah kesan pembaca budiman mengenai kisah nyata ini?