Tradisi Membakar ‘Uang’.

Kaisar TaiZong menderita sakit, pingsan. Dalam tidak sadaran, rohnya berkunjung ke akhirat. Penguasa alam sana mengenali dan menyambut baik kaisar dari bumi. Betapa terkejut kaisar, melihat derita roh kelaparan, terlunta dijalan. Berbeda dengan rakyatnya di bumi. Betapa niat kaisar memberi sedekah, tetapi padanya tiada uang . . .

Adalah tradisi yang berasal dari daratan Tiongkok, membakar kertas yang disimbolkan sebagai uang; kertas dicetak dan dipotong untuk tujuan ritual. Tradisi yang dipercayai sebagai men-transfer uang bagi orang tua, kerabat, siapa saja, di alam sana.

Otoritas untuk pangeran Lie ShiMin.

Dalam paruh pertama abad 7, di daratan Tiongkok adalah pangeran Lie ShiMin, siapa berandil besar, mendukung ayahnya menjatuhkan dynasty Sui dan mendirikan dynasty Tang. Kemudian berturut-turut pangeran menunjukkan ketrampilan menumpas para pemberontak terhadap dynasty Tang.

Tradisi membakar uang kertasBerkat jasa-jasanya, pangeran Lie ShiMin dianugrahi berbagai otoritas oleh ayahnya, kaisar GaoZu, diantaranya adalah otoritas pencetakan uang.
Berkat kecerdasannya pula membuatnya berhasil menyisihkan pesaingnya, sesama putera mahkota, menduduki singgasana, dengan gelar kaisar TaiZong.

Kaisar kedua dynasty Tang ini adalah satu diantara kaisar besar dari sejarah dynasty Tiongkok. Ditandai sebagai masa ke-emas-an sebuah negara makmur dan terkuat pada masanya. Pola serta gaya pemerintahan nya diteladani banyak pemerintah dynasty masa sesudahnya.

Kaisar TaiZong berpikiran rasional, memerintah dengan bijaksana, kehidupan rakyat nya menjadi prioritas utama pemerintahanan. Demi kemakmuran rakyat, tanpa segan kaisar merubah atau meniadakan upacara ritual yang dipandang memberatkan beban rakyat, walau kebijakan itu mengundang kritik tajam. Pada hemat kaisar, ketahayulan merupakan beban belaka. Lihat CengBeng.

Pengalaman kaisar TaiZong di alam akhirat.

Suatu ketika, kaisar TaiZong menderita sakit, pingsan. Dalam ketidak sadaran, rohnya berkunjung ke alam akhirat. Penguasa alam sana mengenali, menyambut kaisar dari bumi dengan baik, mengantar kaisar beranjang-sana.

Betapa terkejutnya kaisar melihat derita roh kelaparan, berpakaian compang camping terlunta-lunta di jalan, keadaannya sangat kontras dengan kemakmuran rakyatnya di bumi. Besar minat kaisar memberi sedekah namun tiada uang padanya.

Kaisar bertanya, kalau-kalau ada instansi yang dapat meminjamkannya uang. Dijawab petugas bahwa hal seperti itu tak pernah dikenal di alam sana. Yang ada, adalah uang simpanan milik tukang tahu yang masih hidup di bumi.

Salah satu bentuk gulungan“Oh ya? Bagaimana mungkin tukang tahu hidup di bumi mempunyai simpanan uang disini?” Bertanya kaisar.
Petugas menjawab bahwa tukang tahu itu dalam waktu tertentu membakar uang di bumi secara teratur. Uang diterima, untuk disimpankan, sampai tukang tahu sendiri yang datang mengambilnya.

Peraturan disana juga tidak membolehkan peminjaman uang, namun untuk kaisar dari bumi dibuatkan dispensasi. Demikianlah, kaisar TaiZong meminjam uang tukang tahu, dan membagi-bagikannya kepada roh melarat dan kelaparan.

Beberapa saat kemudian, roh kaisar harus kembali ke bumi, belum tiba saatnya untuk berdiam disana. Sebelum berangkat, kaisar menanyakan kalau-kalau ada benda bumi yang tidak terdapat di akhirat. Petugas menerangkan, segala benda yang ada di bumi terdapat juga di akhirat, kecuali buah semangka.

Kaisar siuman dari pingsan, beberapa hari kemudian kesehatannyapun pulih. Teringat kejadian di akhirat, Kaisar menitahkan pencarian tukang tahu, untuk membayar uang yang dipinjamnya di alam sana. Tukang tahu yang semula hidup sederhana, mendadak menjadi kaya raya karenanya.

Begitulah asal-usul mulainya ritual membakar uang kertas pada waktu-waktu tertentu, mencontoh perbuatan si tukang tahu. Selain juga menambahkan buah semangka pada perbekalan orang meninggal, sebuah untuk setiap jenazah sesuai kuota yang berlaku menurut maklumat istana.

Entah apakah kisah dihubungkan dengan otoritas kaisar mencetak uang, entah apakah ada hubungannya dengan agama tertentu. Tetapi, uang kertas ritual sekarang bahkan ada yang dibuat dalam ‘currency US Dollar’, cheque dan sebagainya. Pembekalan buah semangka juga bermacam bentuknya.

Begitulah tradisi dengan berbagai versi pendukungnya sebagaimana dikisahkan diatas. Mengenai relevan tidaknya untuk diterapkan, berpulang kepada kita masing-masing.