Siapakah karyawan yang tidak mengharap upah besar dan akan peningkatannya dari waktu ke waktu? Penerimaan gaji atau upah dalam hubungan kerja yang telah dikenal sejak 10ribu tahun sebelum Masehi, sangat menentukan kelangsungan hubungan itu.
Adalah normal setiap individu terdorong untuk memperoleh peningkatan pendapatan dikarenakan perkembangan status; yang lajang akan menikah, yang telah berkeluarga membutuhkan perumahan untuk anak-anak, beban biaya pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi, selain tentu harapan peningkatan kesejahteraan keluarga.
Hubungan antara inflasi dan upah.
Dalam keadaan luar biasa, manakala harga barang serta jasa kebutuhan hidup sedang melonjak, dorongan tadi berubah menjadi desakan yang tidak tertahankan, tiada lagi individual, melainkan kolektif ter-organisir, antara lain, dengan pemogokan kerja yang agak marak dewasa ini di berbagai tempat, menuntut kenaikan upah.
Akan tetapi, seberapa efektif kah kenaikan upah secara massal, untuk mengatasi atau menjawab inflasi?
Phenomena perkembangan status setiap orang diatas tadi, itu saja sudah merupakan penyebab terjadinya inflasi. Selain itu, kitapun memahami bahwa peningkatan nafkah selalu menimbulkan kecenderungan peningkatan perbelanjaan yang memicu kelajuan inflasi.
Belum lagi menyebut peningkatan populasi, yang berarti peningkatan kebutuhan akan makanan, pakaian, perumahan transport, dan lain-lain. Semua kebutuhan didapat dari bumi, dengan sumber yang makin terbatas. Peningkatan permintaan yang tidak diikuti peningkatan pasokan berakibat kepada kenaikan harga. Inilah mengapa tiada satupun negara luput dari inflasi.
Keadaan perekonomian sehubungan inflasi di satu negara berbeda dengan di negara lain, bergantung pada kebijakan pemerintah antara lain adalah kebijakan peningkatan pasokan pangan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai penekan laju inflasi.
Kebijakan penyediaan pasokan pangan domestik, terbukti sangat efektif, memelihara upah yang relatif rendah antara lain seperti di Tiongkok membuat negara itu berhasil mengejar ketertinggalan pasca revolusi. Dengan terpelihara upah yang relatif rendah, berhasil menguasai pasar dunia dengan produk domestik.
Keadaan terburuk tentu dialami negara yang belum dapat digolongkan sebagai negara maju dalam teknologi dan tidak dapat juga digolongkan sebagai negara agraria karena ketergantungannya akan pasokan pangan import. Sementara jumlah penduduk, yang menempati urutan atas dunia tidak dapat mengandalkan kekuatan tenaga kerja untuk mengungguli pasar dunia karena upah buruh yang tidak cukup berdaya saing.
Memahami siapa penyebab inflasi, memudahkan kita memahami kemendesakan akan kenaikan upah. Kenaikan upah sama sekali tiada berarti, bila tidak diikuti peningkatan daya beli, akibat kejar mengejar yang sangat hebat dengan inflasi. Kenaikan upah yang dimaksudkan untuk mengatasi inflasi, justru menjadi penyebab laju inflasi berikutnya.
Tuntutan kenaikan gaji dan akibatnya.
Di waktu tajamnya kompetitif perdagangan, peningkatan upah karyawan menyeluruh akan membawa perusahaan ke dalam permasalahan finansiil. Memaksakan kenaikan upah hanyalah akan menghadapkan pengelola perusahaan kepada pilihan yang tidak menguntungkan bagi semua pihak, juga para pekerjanya.
Peningkatan upah menyeluruh akan membuat pengusaha harus menaikkan harga jual produk, ini berarti menurunkan daya saing, ini berarti berdampak juga kepada inflasi. Pilihan menghindarkan kerugian adalah dengan mengurangi jumlah tenaga kerja atau menghentikan (menutup) usaha, berujung kepada peningkatan jumlah penganggur.
Dengan jumlah pengangguran yang tinggi, daya beli masyarakat (sebagian besar terdiri dari pekerja) menurun drastis, diikuti menurunnya permintaan. Akan tetapi apakah ini berarti akan menurunnya inflasi sementara itu pasokan produk juga menurun dengan ditutupnya perusahaan-perusahaan penghasil produk?
Yang mungkin penting dipertanyakan, siapkah sebagian dari penuntut kenaikan upah kehilangan pekerjaan?
Tips memperoleh kenaikan gaji.
Pembahasan diatas memperlihatkan bahwa kenaikan gaji hanya efektif meningkatkan daya beli dalam keadaan tiada gejolak pasar. Oleh karenanya, mengharapkan kenaikan upah tidak harus menunggu saat inflasi melaju cepat, hanya saja diperlukan cara yang baik dan tepat mengajukan permintaan kepada induk semang (boss).
Ada kalanya, induk semang (boss) terlupa untuk meninjau upah karyawannya, karena itu ia perlu diingatkan mengenai relevansi nilai upah, dengan prestasi kerja, lamanya bekerja, atau atas laba yang diperoleh perusahaan.
Adalah beberapa kekeliruan yang perlu dihindari dalam mengajukan permintaan akan kenaikan upah atau fasilitas. Pengajuan permintaan gegabah selain membawa kepada kegagalan, dapat pula menjadi sebagai boomerang, memperlemah kedudukan sendiri untuk bertahan dipekerjakan lebih lama lagi.
Sebelum mengajukan permintaan, buatlah lebih dulu rencana sebaik-baiknya. Evaluasi prestasi kerja sendiri; bila prestasi didapati belum memenuhi kriteria yang ditentukan, seyogyanya tidak mengajukan permintaan apa-apa.
Adalah memalukan menjadi karyawan yang menjadi beban bagi perusahaan. Ingatlah juga selalu, bahwa penolakan dapat melukai perasaan sendiri.
Dalam hal prestasi kerja hanya pas-pas saja, sementara kebutuhan hidup memerlukan peningkatan nafkah, adakan pendekatan dengan boss dalam waktu santainya. Tanya kan cara meningkatkan prestasi yang dapat di dedikasi kan, tanyakan pula kalau-kalau ada pekerjaan atau tanggung jawab tambahan, sebagai penukar untuk tambahan upah. Apabila perlu utarakan permasalahan beban hidup secara terbuka kepadanya.
Bilamana prestasi kerja sudah jauh lebih dari pada memuaskan, dan mengharap akan loncatan besar kenaikan upah, janganlah ragu mengajukannya. Norma standard upah yang berlaku tidak perlu menyurutkan harapan, sepanjang prestasi dan dedikasi telah pantas mendapat penghargaan lebih.
Namun, ada baiknya melihat sekeliling terlebih dulu kalau-kalau disana ada calon kuat untuk menggantikan.
Solidaritas terbangun antar pekerja adalah hal baik, tetapi perlu disadari bahwa yang menentukan nasib diri adalah prestasi kerja sendiri. Karyawan bersemangat kerja dan ber-dedikasi, mempunyai kemampuan ber-prestasi, tidaklah perlu bergantung kepada orang lain untuk memperjuangkan kenaikan upahnya.