Arti harfiah reinkarnasi adalah “kembali ke dalam daging”. Secara psikologis, dipahami bahwa reinkarnasi adalah masuknya roh/jiwa dari sosok raga yang telah meninggal ke dalam raga yang lain. Reinkarnasi juga merupakan kepercayaan dan ajaran beberapa agama.
Reinkarnasi sejak lama menjadi pemikiran di belahan bumi, timur dan barat. Temuan kejadiannya terkumpul, menjadi petunjuk kuat terjadi reinkarnasi bagi penganutnya. Sementara yang lain, melihat konsep ini se bagai tidak masuk akal, namun tidak dapat menerangkan dengan setepatnya kejadian luar biasa, antara lain bagaimana mungkin seseorang dapat berbahasa asing tanpa ia sendiri sempat mempelajarinya.
Yang lebih mencengangkan, ditemui anak balita yang bercerita dan mengungkap kejadian di suatu tempat lain, kejadian puluhan tahun silam, sebagai kehidupannya yang lalu.
Bagaimana Mozart dapat menggubah symphony-symphony indah dan lengkap, pada usia enam tahun, jikalau kemampuan itu tidak diperoleh dalam kehidupan lampau.
Begitupun dengan Beethoven dan Bach.
Ada orang-orang yang mengaku merasa menjalani kehidupan dimasa lalu, diantaranya adalah Sadam Hussein, yang menyatakan dirinya sebagai reinkarnasi dari raja Babylon, bernama Nebakanether, yang tidak sempat diteliti kebenarannya.
Satu kejadian nyata dari catatan Dr Ian Stevenson.
Professor Stevenson dari universitas Virginia, seorang dokter (tabib) yang tertarik dan mendedikasikan diri selama 40 tahun, mempelajari tidak kurang dari 2.500 kasus, yang diduga sebagai peristiwa reinkarnasi, khususnya pada anak-anak yang membicarakan me ngenai kehidupannya yang lalu.
Seorang balita bernama Imad, di Lebanon, saat mulai berbicara dua kata pertama yang diucapkannya adalah “Jamilah” dan “Mahmud”. Ketika berusia dua tahun, ia menyapa orang asing yang lewat didepan rumah, dan mengatakan kepadanya bahwa ia adalah tetangga lamanya.
Pada usia lima tahun, anak itu menceritakan kehidupannya disebuah desa berdekatan. Dr Stevenson yang menyelidiki, mengajak sekeluarga mengunjungi desa dimaksud dan menemukan rumah yang dinyatakan anak itu sebagai tempat tinggal dalam kehidupan sebelumnya.
Disana, Imad mengenali tiga belas hal dan terbukti akurat. Dari photo yang terdapat di rumah itu, Imad mengenali Jamilah dan Mahmud, yaitu isterinya dan pamannya dalam kehidupan sebelumnya. Imad berhasil menunjukkan dimana ia menyimpan senjatanya di tempat tersembunyi dan mengobrol dengan orang-orang asing, yang bersama-sama mengalami masa peperangan. Keseluruhan 51, dari 57 hal yang telah dinyatakan Imad terbukti kebenarannya.
Reinkarnasi menurut agama Hindu.
Di India, pengertian reinkarnasi telah dikenal sejak 800 tahun sebelum Masehi. Antara lain dalam agama Hindu, dengan ajarannya bahwa roh/jiwa adalah kesejatian-diri yang abadi, tiada akan mati. Seorang dilahirkan ke bumi karena kesejatian-dirinya berhasrat menikmati kehidupan duniawi.
Apabila kehidupan yang satu tidak memuaskan, ia akan lahir kembali dengan jiwa yang sama dalam tubuh yang lain; tubuh bagaikan pakaian layaknya bagi roh/jiwa dan hidup di bumi merupakan mimpi (illusive) sekejap bagi kesejatian-diri nya. Begitu seterusnya, terjadi perputaran bagai roda, yang disebut Samsara.
Perputaran reinkarnasi, atas setiap roh/jiwa, termasuk roh/jiwa hewan, hidup dan mati dalam kehidupan tertentu, diatur menurut karma, yaitu perhitungan (yang ruwet) atas segala perbuatan. Raga yang akan dikenakan serta tempat untuk kelahiran berikutnya, ditentukan sepenuhnya oleh karma.
Reinkarnasi terjadi berulang kali hingga roh/jiwa menyadari keterbatasan kebahagiaan hidup di bumi, dan mencari kebahagiaan lebih tinggi, yaitu kebahagiaan spiritual, yang disebut Sadhana. Setelah mencapai kebahagiaan spiritual, tiada lagi roh/jiwa berhasrat menikmati kehidupan di bumi, ia tiada akan lagi dilahirkan ke bumi.
Kelahiran kembali dalam agama Buddha.
Mungkin banyak orang mengira, bahwa reinkarnasi dalam ajaran Buddha sama seperti ajaran Hindu, mengingat pergaulan Buddha dengan guru-guru agama dan filsof Hindu, bahwa agama Hindu dan Buddha berasal dari tempat yang sama, India. Kenyataannya, agama Buddha sama sekali tak mengenal reinkarnasi, tidak mengenal keabadian roh/ jiwa, tidak mengenal kesejatian-diri seperti ajaran Hindu.
Buddha mengajarkan kelahiran kembali, berbeda dengan reinkarnasi. Karena di dalam ajaran Buddha, roh/jiwa yang menyatakan kesejatian-diri tidak ber transmigrasi begitu saja dari satu tubuh, setelah kematian, ke dalam tubuh baru pada kelahiran berikut.
Menurut ajaran Buddha, kesejatian-diri tercipta melalui perpaduan enam unsur, yaitu antar raga (phisik), perasaan secara phisik dan emosi, pengertian, pikiran, kepercayaan dan kesadaran. Keenam unsur, yang disebut Skandha, inilah pembentuk diri-sejati.
Ini bukan saja berarti kesejatian-diri berubah antara kehidupan yang sekarang dengan kehidupan sebelumnya. Melainkan bahkan kesejatian-diri berubah pada setiap waktu, dalam kehidupan yang sama, yang dimungkinkan terjadi karena berubahnya satu saja dari enam unsur dimaksud, pada setiap saat.
Agama Hindu dan Buddha mengajarkan karma, sebagai hukum sebab akibat. Namun, menurut ajaran Buddha, tidak semua karma terbawa ke dalam kehidupan berikutnya, hanya dampak karma yang melampaui masa hidup terdahulu saja yang berpengaruh menentukan bentuk kelahiran berikutnya.
Dalam ajaran Tao kemudian, juga didapati mengenai reinkarnasi yang berbeda dengan ajaran Hindu dan Buddha. Menurut Tao, reinkarnasi tak lain adalah wujud keberadaan tanpa batas, suatu kesinambungan, yang tidak dimulai dengan kelahiran tidak berakhir dengan kematian.
Reinkarnasi menurut agama lain.
Kristus mengajarkan mengenai kelahiran kembali, tetapi bukan dalam tubuh yang lain, bukan pula dalam kehidupan masa yang lain. Kelahiran kembali yang diajarkan adalah hidup sebagai manusia baru yang beriman kepada Tuhan, dalam tubuh yang sama dan dalam kehidupan masa yang sama.
Agama nasrani pada dasarnya tidak mengenal reinkarnasi; setiap orang hanya hidup satu kali saja. Setelah kematian raga, yang pertama dan yang terakhir, setiap roh akan menghadapi penghakiman, yang memisahkan antara pengikut-Nya dan yang menolak-Nya. Tidak ada kesempatan kedua untuk hidup di atas bumi. Ibrani 9:27
Namun demikian tak semua penganut agama nasrani menolak sama sekali pemikiran mengenai reinkarnasi. Ada sekte-sekte Gereja mempercayai terjadinya reinkarnasi dan bahwa bagi Tuhan hal demikian adalah mungkin. Penelitian menunjukkan, bahwa lebih dari seperempat umat nasrani dunia mempercayai terjadinya reinkarnasi.
Begitupun dengan agama lain yang tidak mengenal reinkarnasi dalam ajarannya, tetapi dapat ditemui diantara penganutnya yang mempercayai kejadian-kejadian reinkarnasi.
Mystery atau mythology?
Argumen klasik oleh golongan tidak percaya akan reinkarnasi, bahwa penelitian ribuan kasus, walaupun menunjukkan relevansi, belum dapat mewakili populasi. Jikalau benar terjadi, mengapa hanya persentasi kecil saja yang mengingat kehidupan masa lalu.
Mythology di Tiongkok mencoba menjawab bahwa sebelum setiap roh/jiwa memasuki kehidupan berikutnya, adalah dewi MengPo, disebut dewi pelupaan, yang bertugas me nyajikan minuman penghapus ingatan, membuat roh/jiwa tidak lagi mengingat kepada kehidupan yang sudah dialaminya.
Meskipun demikian, meski penghapusan ingatan sudah dilakukan, pendapat penganut mengatakan bahwa rasa ketakutan (phobia) seorang akan sesuatu, tanpa sebab-sebab yang jelas, dapat menjadi petunjuk penyebab kematiannya dalam kehidupan yang lalu. Seorang yang takut berendam di dalam air mungkin kematiannya yang lalu disebabkan karena tenggelamnya ia dalam air.
Apakah reinkarnasi adalah mystery, atau hanya myth belaka?
Sekiranya ada diantara kita menyandang rasa takut yang demikian, dapatkah mencoba mengingat kejadian kehidupan yang lalu? Atau semua kejadian itu terlupa karena telah menenggak habis minuman penghapus ingatan yang disajikan dewi MengPo?