Karakter dan Karir.

Seorang pemimpin dikatakan berhasil, bilamana ia memenuhi tuntutan Drive Empathy ratio dimana ia berkiprah. Drive nya terlihat melalui prestasi organisasi dibawah kepemimpinannya sementara ia juga membangun Empathy, yang selaras dengan waktu dan keadaan selama ia membawahi organisasi tersebut.

Seorang sahabat karib sejak kecil belum tentu akan menjadi partner bisnis yang cocok, perempuan dengan karir cemerlang belum tentu dapat menjadi isteri yang baik.

Apabila waktu yang ditunjukkan jam dinding melambat karena battery yang melemah, setelah mendapat pengganti battery yang baru dan baik, jam akan kembali berfungsi dengan baik. Hal yang sama tidak akan terjadi, semisal receptionist kantor, bila diganti dengan receptionist lain.

Dengan receptionist pengganti, yang lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, tidak dengan sendirinya pelayanan akan lebih memuaskan dari pada receptionist terdahulu; mungkin saja yang didapat bahkan kebalikan. Begitulah terjadi sepanjang keterlibatan tenaga kerja berupa mahluk, khususnya manusia. Mengapa demikian?

Penyesuaian karakter untuk setiap karir.Kehadiran manusia di tempat kerja, diharapkan untuk kontribusi kinerja, namun ia datang dengan membawa serta karakter yang melekat kemana pun pergi, ke kantor, ke dapur, atau kebun halaman belakang rumah.
Karakter individu atas pekerjaannya diwarnai kental dua komponennya, yaitu: (Ego)-Drive dan Empathy.

Pemimpin organisasi yang telah mengenal dengan baik karakter individu anggotanya akan memudahkannya menyusun personil dalam bagan organisasi yang ber-synergy.
Individu (personil) yang telah mengenali tuntutan karakter dimana ia diposisikan, lebih mudah baginya untuk menyesuaikan diri dalam menjalankan fungsi yang diperankan.

D/E ratio.

(Ego)-Drive, adalah semangat proaktif, yang melatar belakangi prilaku dalam bekerja.
Seorang dengan drive yang tinggi dikenali dari kecekatannya bekerja. Fokusnya kepada hasil kerja melebihi perhatiannya atas hubungan dengan sesama rekan kerja.
Sebaliknya, drive yang rendah lebih mendahulukan proses (prosedur) serta hubungan rekanan untuk mencapai hasil kerja.

Kewibawaan pemimpin sangat diperlukan untuk membangun kemampuan men-drive organisasi yang dipimpinnya. Kewibawaan terbangun melalui kejujuran, sikap adil dan tegas yang meneladani. Sementara pemimpin dengan prilaku tidak terpuji, mengalami kesulitan untuk men-drive.

Empathy adalah perasaan dan intuisi, insight atas kepentingan orang lain. Seorang ber Empathy tinggi ter-refleksi oleh kemampuannya membina hubungan baik antar rekan, bawahan dan atasan. Empathy seorang dinilai rendah apabila perhatiannya tertujukan atas apa yang akan menjadi prestasi diri sendiri.

Perbandingan antara Drive dan Empathy, D/E ratio, inilah karakter profesi seseorang. Angka penilai atas kedua unsur itu, berkisar antara rank 1 hingga 9. Point ekstrimnya menjadi D/E: one/one, D/E: nine/nine D/E: one/nine dan D/E: nine/one. Dapat juga di tuliskan D/E:1/1, D/E:9/9, D/D:1/9 dan D/E:9/1.

Komandan dalam kemiliteran, seyogyanya ber D/E ratio: nine/one. Hasil kerja adalah prioritas atas segalanya. Seorang komandan tidak berkepentingan untuk disukai oleh anggota pasukan.
Ratu kerajaan Britania raya tidak menjalankan fungsi pemerintahan, melainkan kepala kerajaan, bukan saja Britania, bahkan merupakan simbol diakui di Australia, Kanada. Empathy ratu dihadapan rakyatnya amatlah besar. Keluarga kerajaan memperlihatkan D/E ratio: one/nine.

Seorang karyawan yang baru direkrut, apapun jabatannya, lazimnya tentu mengawali hari pertamanya dengan D/E: one/one. Logikanya, yang dibangun lebih dahulu adalah Empathy nya, melalui perkenalan, beramah tamah dengan sesama karyawan, sampai level tertentu, kemudian barulah diikuti berangsur dengan membangun Drive nya.

Setiap bidang profesi berbeda tuntutan atas D/E ratio individu. Dengan kata lain, setiap karakter mempunyai tempat dalam bidang profesi berbeda. Kelincahan menyesuaikan D/E ratio menurut kebutuhan bidang profesi, menjadi kemampuan ber-adaptasi dalam lingkungan kerjanya.

Seorang sersan yang baru pulang dari medan pertempuran, tidak diharapkan bersikap memerintah ditengah keluarga, seperti terhadap anak buahnya. Pembawaan diri sales manager dihadapan konsumen, seyogyanya berbeda sikap dengan ketika memberikan pengarahan kepada anggota department nya. Boss lady tentu tidak memerintah suami di rumah, sekenanya.

Di dalam sebuah perusahaan, terdapat bidang profesi yang berbeda-beda; accountant diharapkan ber-karakter conservative, cenderung dengan Drive lebih tinggi ketimbang Empathy, sementara yang profesi marketer lebih memperhatikan khususnya Empathy konsumen.

Dalam keadaan normal, seorang kepala negara atau kepala daerah, tentu diharapkan akan drive nya yang membawa perbaikan dan dalam waktu bersamaan juga Empathy nya (D/E ratio yang seimbang tinggi). Dalam keadaan darurat, seperti keadaan perang, atau terobosan yang mendesak, ratio mana disesuaikan dengan kebutuhan keadaan.

Alangkah baik setiap bidang profesi memahami juga tuntutan karakter bidang profesi lain, hanya dengan demikianlah dapat terbangun keharmonisan dan kerukunan kerja antar sesama rekan.