Adalah lazim bagi umat berdoa kepada Tuhan; doa menjadi satu-satunya sarana yang tersedia untuk berhubungan dengan Tuhan. Sarana yang terbuka 24 jam sehari, tanpa hari libur merupakan pembuluh berkomunikasi kepada Tuhan.
Keadaan menghadapi dilemma, kesesakan karena beban hidup, kesusahan menerima kenyataan, ketidak pengertian akan suatu hal dibalik kejadian, biasanya menjadi saat yang mendesak untuk ber-doa, disamping beribu alasan lainnya.
Semua orang berharap akan jawaban atas doanya, tetapi apakah telah meyakini lebih dulu, bahwa doa akan sampai kehadapan-Nya? Adakah telah meyakini terlebih dulu sekiranya Tuhan berkenan menerima doa kita dengan baik?
Untuk menjawabnya, kita perlu melihat apa sebenarnya tujuan ber-doa, apa gerangan yang dikehendaki-Nya dari umat yang ber-doa kepada-Nya. Kita dapat mengambil doa yang diajarkan Kristus sebagai referensi, yaitu doa Bapa kami.
Doa Bapa Kami.
Doa Tuhan (Lord’s prayer) yang disebut doa Bapa kami.
\ | Dalam bahasa Indonesia | Dalam bahasa Inggris |
1. | Bapa kami yang di sorga | Our Father in heaven |
2. | Dikuduskanlah nama-Mu | Hallowed be your name |
3. | Datanglah Kerajaan-Mu | Your kingdom come |
4. | Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga | Your will be done, on earth, as it is in heaven |
5. | Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya | Give us this day our daily bread |
6. | Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami | And forgive us our debts, as we also have forgiven our debtors |
7. | Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. | And lead us not into temptation, but deliver us from the evil one |
8. | Karena Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin | For the Kingdom, the power, and the glory are yours now and forever. Amen. |
Doa Bapa kami memperlihatkan kerangka (8 penggal kalimat), dengan setiap kerangka menerangkan bagaimana hendaknya kita ber-doa.
Posisi menjadi alasan ber-doa.
Penggal kalimat 1 menerangkan kepada siapa mem-posisi-kan sebuah doa, hendaknya doa dimulai dengan meng alamat kan doa; kepada Bapa kami yang di sorga.
Bagaimana posisi terbaik ketika ber-doa?
Keakraban hubungan dapat membangkitkan kerinduan setiap saat, di tempat kerja, di jalan disaat melihat kejadian tertentu. Doa spontan dapat terjadi ketika sedang berdiri, duduk, atau berbaring. Tetapi hati penuh hikmat akan membentuk bahasa tubuh yang hikmat dengan sendirinya.
Terlihat bahwa posisi status sangat dipentingkan, bahwa Tuhan mengharapkan sebuah hubungan akrab dengan umat-Nya, yaitu antara Bapa dan anak. Kata ‘Bapa kami’ jelas menerangkan akan hal itu. Tuhan tak menghendaki umat ber-doa sebagai orang asing terhadap-Nya, bukan pula sebagai pengemis yang meminta-minta kepada-Nya.
Posisi status orang asing dihadapan-Nya akan menerima kebaikan sebagaimana untuk orang asing. Status pengemis akan mendapat perlakuan untuk pengemis sebagai upah nya Berposisi sebagai anak mendapat kebaikan dari Bapa kepada anak-Nya. Mat 10:41
Posisi status yang akrab berarti juga hendaknya ber-doa tidak hanya dalam kebutuhan saja; seorang anak menyapa bapanya tidak hanya ketika menginginkan sesuatu. Tuhan mengharapkan kita ber-doa sebagai rutinitas, didalam keseharian. Menyendiri ber-doa kepada-Nya menunjukkan hubungan yang intim.
Perhubungan yang baik.
Memahami bahwa tujuan utama berdoa adalah membina hubungan yang baik dengan Tuhan membuat kita mengerti akan perlunya menunjukkan sikap hormat kepada-Nya; antara lain dengan memuliakan nama-Nya yang kudus, seperti penggal kalimat 2.
Bersikaplah ramah pula kepada-Nya, undanglah Kerajaan-Nya dan bukalah pintu hati seluasnya agar Kasih merasuk dan meraja, mengisi setiap relung hati, sampai tiada lagi ruang tersisa untuk rasa benci, iri hati, dendam, dan sebagainya, sesuai kehendak-Nya, seperti dimaksud dengan penggal kalimat 3. Mat 5:45
Nyatakanlah, betapa kita menerima segala kejadian yang dikehendaki-Nya, menerima Kuasa-Nya yang terjadi atas kehidupan kita (penggal kalimat 4).
Teks dalam bahasa Inggris lebih menonjolkan pernyataan sikap bersedia untuk terlibat melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya.
Pengharapan dalam ber-doa.
Jadi bolehkah kita menyampaikan permintaan atau pengharapan didalam doa?
Tentu saja boleh, hanya saja sekarang kita telah memahami bahwa permintaan adalah sisipan belaka dalam doa, bukan tujuan utama ber-doa. Sebagaimana terlihat, didalam doa Bapa kami, hanya 1 dari 8 penggal kalimat yang berisi permintaan untuk ke-diri-an (ego) kita, yaitu penggal kalimat 5.
Bahkan tanpa memintapun, kepada setiap orang yang telah mendapati Kerajaan Allah akan diberi-Nya dan berlebih dari pada kebutuhan, lebih dari pada yang didapat orang yang tidak mengenal-Nya. Mat 6:8,25,26
Sekiranya ada yang dimintakan mengenai sesuatu dimasa mendatang, akankah Tuhan mengubah rencana-Nya demi menjawab permintaan dalam doa? Kristus mengajarkan bahwa kemungkinan itu ada, dan bergantung kepada ketekunan kita meminta kepada-Nya. Lukas 18:2-6
Namun orang beriman tentu mengenali mana permintaan yang searah dengan ajaran-Nya, searah dengan kehendak-Nya, untuk disisipkan menjadikan doa ber-potensi men dapat jawab. Doa orang benar berpengharapan akan terjawab. Mat17:20, Yoh 15:7
Doa berisi permintaan, semisal untuk kemenangan team favorite yang sedang berlaga, atau permintaan lain berkait kejayaan manusia, tentu tidak termasuk sebagai doa yang menuruti harapan-Nya. Tuhan tiada berkenan dengan pemuliaan manusia; kemuliaan manusia berakibat penyangkalan kepada kuasa-Nya, membuat manusia berpaling dan menjauh dari hadapan-Nya.
Mungkin alinea ini menerangkan mengapa doa sebagian dari kita tidak terjawab.
Sebagai mahluk yang kerap jatuh ke dalam sikap dan perbuatan tak terpuji hendaklah mengakui kelemahan sendiri dihadapan-Nya, meminta akan pengampunan-Nya, serta pernyataan mengampuni kesalahan sesama sebagaimana yang diajarkan-Nya, sebagai mana dimaksud penggal kalimat 6.
Penggal kalimat 7 adalah penyampaian harapan akan penyertaan dan bimbingan-Nya, selalu. Doa ditutup dengan pujian dalam penggal kalimat 8.
Kekuatan sebuah doa.
Ada banyak doa yang baik dengan kerangka serupa. Namun perlu untuk diingat bahwa doa bukanlah untuk dihafal dan dilafal (diucapkan) persis tepat, seperti halnya dengan mantera, kendatipun doa itu diajarkan oleh Kristus sendiri. Kita mempelajari doa yang diajarkan itu untuk mendapat pengertian akan tujuan dan cara berdoa.
Doa tidak perlu dirancang indah seperti persiapan sebelum ber pidato. Tetapi biasakan dulu berdoa dengan kerangka tertentu, hingga kemudian dapat membiarkan hati yang berbicara lepas, mengalir dalam doa kehadapan-Nya. Itulah doa yang Tuhan berkenan.
Sebuah doa dikatakan berkekuatan, apabila jawab Tuhan terlihat atau terasa atas doa tersebut. Dengan kata lain, kekuatan sebuah doa adalah kekuatan Tuhan sendiri yang berkenan menerima serta menjawab doa. Setiap orang dikarunia cara tersendiri, yang unik, agar dapat mengenal tanda mana yang merupakan jawab atas doa. Iman sangat membantu untuk mengerti dan bersabar dalam menanti jawab atas doa yang mungkin memang ditunda-Nya.
Tuhan, Yang Maha Mengetahui, akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
Marilah kita mengucapkan AMIN, untuk kekuatan Tuhan menjawab doa kita semua.