Effective Public Speaking.

Kemasan dan teknik penyajian menentukan penerimaan pada pihak audience. Pembicara kawakan slalu memperhatikan dan menempuh langkah per langkah guna mendukung kelancaran aliran penyajian yang sistimatik agar memastikan diterima baik dan benar pesan & kesan yang disampaikan kepada audience.

Apabila demam melanda pada saat berbicara dihadapan audience, diatas panggung, itu menandakan diri normal dan waras. Bagaimanakan tidak? Berdiri dihadapan lautan wajah dengan setiap pasang matanya tertuju dan siap mendengarkan setiap kata yang akan kita ucapkan.

Kadar demam menurun seiring bertambahnya jam terbang, namun tiada hilang sama sekali. Profesional puluhan tahun masih mengalami demam itu sekali waktu. Namun, pengetahuan mengenai teknik berbicara disertai pengalaman, membuatnya mampu menaklukkan panggung, mengendalikan demam menjadi tantangan menyenangkan.

Menaklukkan panggungPresentasi, adalah penyajian suatu materi kehadapan para audience tak bedanya dengan menyajikan hidangan kepada para penghadir. Materi yang disajikan hendaknya dikemas dengan sebaik-baiknya bukan sekedar sebagai pembangkit selera mendengar, melainkan yang terpenting adalah untuk memastikan pesan terkemas tersampaikan dan ditangkap audience dengan benar, sebagaimana diharapkan.

Materi yang sama, dikemas secara berbeda, dibawakan presenter berbeda pula, dapat menghasilkan penerimaan berbeda di pihak audience.

Persiapan presentasi yang baik, selalu dimulai dengan penguasaan materi yang seutuh nya. Penghafalan skrip sangat tidak dianjurkan, karena ingatan yang tiba-tiba ‘blank’ dapat meluluh lantakan penyajian.

Penyajian yang baik terdiri atas langkah (sequence) yang tertata secara sistimatik yang mendukung jalannya penyajian yang mengalir lancar mudah ditangkap.
[restrict userlevel=”subscriber”]

Pembicara kawakan selalu memperhatikan, menempuh langkah demi langkah, dalam menyajikan setiap materi diatas panggung.
Yang dimaksud dengan panggung tidaklah harus secara phisik naik ke atas ketinggian, melainkan tampil dihadapan umum, audience.

Sequence penyajian.

Sequence 1, Persiapan:
– Melakukan latihan berbicara sendiri dengan intensif atas materi, intonasi dan vocal.
– Jangan mencoba untuk menghafal, melainkan ulangi dan ulangi kata-kata.
– Perkirakan waktu pembicaraan keseluruhan dengan waktu yang di alokasi kan.
– Mencari informasi mengenai demografis audience (pola berpikir, status sosial, latar belakang pendidikan) dan keadaan aktual berkaitan dengan profesi audience.
– Mempersiapkan salam, ungkapan pernyataan atau kelakar pendekatan yang efektif.
– Meneliti, kalau-kalau ada diantara audience yang menguasai bidang materi yang akan dibawakan, atau bahkan lebih senior.
– Berlatih, membiasakan menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti Projector, In-Focus dan sebagainya.
– Mempersiapkan penampilan phisik sesuai dengan thema event.
– Lakukan pemanasan seperlunya dibelakang panggung, lakukan stretching otot mulut serta vokal, agar leluasa berbicara lantang dengan artikulasi yang jelas.

Sequence 2, Penyapaan:
– Tariklah napas sedalam-dalamnya sebelum memulai berbicara.
– Menyampaikan salam kepada audience sebagaimana dipersiapkan (sequence 1).
– Memperkenalkan diri (sekiranya belum cukup dikenal).
– Menyapa secara khusus audience se profesi bahkan yang lebih senior.
– Gunakan waktu dengan baik dalam menyapa, jangan tergesa-gesa.
– Dalam berbicara, tataplah audience secara global dari sudut ke sudut.
– Apabila menggunakan pengeras suara digunakan, jagalah jarak kurang-lebih 2 centi- meter dengan mike, jangan terlalu dekat agar desah napas tidak terdengar.

Sequence 3, Kata Pembuka:
– Lakukan pendekatan sebagaimana dipersiapkan (sequence 1), dengan santai namun rendah hati mengundang partisipasi audience dengan komentar, tawa dan beri pujian atas komentar dengan santai namun tidak berlarut-larut.
– Kemukakan alasan perlunya anda berbicara mengenai materi, tanpa membanggakan diri.

Sequence 4, Penyampaian Materi:
– Lakukan penyampaian materi sebagaimana sudah dipersiapkan (sequence 1).
– Kertas berisi catatan point pembicaraan, dapat mendukung sistimatika penyampaian materi.
– Gerakkan tangan dengan leluasa. Perlu diperhatikan agar saat menunjuk gunakan ke lima jari, lurus, merapat satu sama lain.

Sequence 5, Peragaan:
– Bilamana diperlukan memperagakan phisik benda yang menjadi topik pembicaraan, peganglah atau tunjuklah dengan menggunakan alat bantu penunjuk, setelah selesai letakkan kembali peralatan.

Sequence 6, Sampling:
– Sekiranya ada item untuk dibagikan (giving away item), mintalah petugas melakukan nya sedang anda sendiri di posisi pembicara, menyampaikan hal tambahan ringan.
– Hindari suasana vakum tanpa suara anda terdengar.

Sequence 7, Closing:
– Tutuplah pembicaraan dengan pesan singkat yang merupakan inti materi.
– Berikan salam yang menyemangatkan dan menghibur audience, sertakan pujian atas kehadiran para audience dalam pernyataan terima kasih.

Sequence 8, Evaluasi:
– Lakukan evaluasi sendiri, ungkapan mana yang efektif serta baik untuk diulang pada penyajian berikutnya, dan mana yang sebaiknya dihilangkan.

Perlu diperhatikan dalam berbicara dihadapan audience, hendaklah tangan anda tidak memegang benda apapun (selain pada waktu penunjukkan dengan memakai alat) dan jangan pula tangan bertelekan pada meja atau sandaran.

Tampil membawakan materi kehadapan audience merupakan hal seni. Kita tiada akan mengetahui potensi yang ada pada kita, tanpa pernah mencoba dan memulainya.
Selamat berlatih, hanya dengan berlatih akan membawa kita kepada kesempurnaan.
Practice makes perfect. [/restrict]