Adalah dalam mythology di Tiongkok, sejak masa dynasty Han, kisah cinta sepasang se joli yang terpisahkan oleh takdir. Pada masa itu, setiap benda langit dipandang sebagai individu ber karakter, seperti layaknya tokoh manusia atau dewa.
Adapun diantara benda langit itu terdapat bintang Vega dan bintang Altair.
Kedua bintang saling jatuh cinta, suatu hal yang terlarang dalam kehidupan di galaxy, lebih lagi, karena Vega adalah cucu kaisar di kahyangan, puteri penenun alam raya.
Maharani kahyangan berang, mendengar prihal cucunya, dan menghukum mereka; Vega harus menenun lebih banyak, untuk mewarnai angkasa. Altari harus menjalani kehidupan di bumi, lahir sebagai manusia, dalam keluarga petani dan ia mengalami kehidupan yang susah, bekerja keras selama di bumi.
Kehidupan di bumi.
Sejak remaja belia, Altair harus mengerjakan tanah serta pekerjaan berat lain. Warisan, rumah dan tanah, peninggalan orang tua, diambil alih kakaknya yang beristeri, mereka tidak memperlakukan Altair dengan baik. Namun Altair menjalaninya tanpa mengeluh, mengerjakan semua sampai ia dewasa, dengan dibantu seekor sapi, teman setia derita nya. Begitulah Altair kemudian disebut si penggembala sapi.
Suatu hari, tanpa terduga, sapi itu bisa berbicara. Dengan rasa simpati nya yang besar, sapi mengatakan kepada penggembalanya suatu tempat, dimana ia dapat menjumpai bakal isteri nya.
Pergilah penggembala ke danau, tempat yang dikatakan sapi. Disana mendapati tujuh orang puteri jelita dari kahyangan, sedang mandi. Diam-diam, diambilnya pakaian peri puteri yang ke tujuh, yang tercantik diantara mereka. Menjelang petang keenam puteri kembali ke tempat mereka, tertinggal yang bungsu.
Penggembala keluar dari persembunyiannya; ia akan mengembalikan pakaian peri itu, hanya apabila puteri bersedia menjadi isterinya. Puteri yang ternyata tiada lain adalah puteri penenun mengenali penggembala yang tampan itu adalah Altair, kekasihnya.
Jodoh telah mempertemukan mereka kembali.
Puteri penenun menerima lamaran penggembala sapi, mereka menikah dan dikarunia dua orang anak, laki-laki dan perempuan; tahun-tahun mereka lewati dengan bahagia. Sapi tetap setia menemani mereka sampai hari tuanya dan ia mati.
Sekembali dari ladang, kematian sapi disampaikan penggembala dengan sedih kepada isterinya. Diceritakan juga apa yang dikatakan sapi, pada saat terakhirnya. Mengertilah puteri penenun bahwa sapi itu adalah bintang Sapi Emas.
Bintang Sapi Emas, adalah bintang yang berani mengajukan pembelaan atas hubungan penggembala dan puteri penenun dihadapan maharani, sejak awal terjadi. Untuk itu, ia dijatuhi hukuman berbareng dengan hukuman Altair dilahirkan di bumi. Makin terharu penggembala dan puteri penenun dengan kesetiaan Sapi Emas terhadap mereka.
Tahun-tahun berjalan, sampai saat kaisar kahyangan menyadari bahwa telah beberapa lama ia tiada melihat pelangi. Barulah diketahuinya bahwa Vega tidak berada di galaxy; hasil karya magis tenun puteri tidak terlihat di langit, itulah mengapa tiada nuansa, dan tiada pula pelangi pada waktu tertentu.
Kahyangan gempar karenanya, dicarilah di mana keberadaan puteri penenun. Bahkan maharani mengutus pengawal pribadi nya, untuk mencari dan membawa pulang cucu nya.
Perpisahan sungguh memilukan terjadi, di saat pengawal membawa puteri penenun, diiringi ratap suami isteri dan tangis anak-anak mereka.
Sejenak kemudian penggembala teringat akan kata-kata sapi; dikenakannya kulit sapi. Dengan berkerudungan kulit sapi, penggembala dan anak-anaknya melayang terbang mengikuti jejak ke kahyangan.
Mereka berhasil menghampiri sangat dekat, puteri penenun menoleh, ia dapat melihat wajah sedih anak-anak dan suami yang menyusul dan memanggil-manggil. Melihat itu, maharani melempar jepit rambutnya, dan terciptalah jarak yang lebar, merenggangkan mereka kembali. Sia-sialah pengejaran penggembala dan anak-anaknya.
Pertemuan setahun sekali.
Banyak peri menyaksikan kejadian itu, melihat juga bagaimana kesedihan berlarut atas pemisahan itu. Kemudian para peri memohonkan kepada maharani agar memberikan kemurahan, membiarkan mereka sekali-sekali bertemu satu sama lain.
Kedisiplinan bintang di alam raya memang harus dijalankan. Namun, cinta kasih yang teramat kuat, dengan begitu banyak pihak memberi dukungan, menggugah maharani yang kemudian membolehkan mereka bertemu setahun sekali.
Pertemuan mereka didukung para peri, dengan membuatkan mereka jembatan, yang terdiri atas ribuan burung magpy. Mereka, sekeluarga berkumpul setiap tahun, pada bulan tujuh tanggal tujuh penanggalan Imlek. Disaat mana burung magpy amat jarang terlihat, karena burung-burung itu sedang sibuk beterbangan untuk menyusun tubuh mereka membentuk jembatan nun disana, di angkasa.
Hujan pada malam hari itu, diartikan sebagai tangis penggembala dan puteri penenun. Beberapa hari sesudah itu, burung magpy mulai banyak terlihat, dengan bulu di kepala agak menipis, menandakan bekas terpijaknya kepala burung-burung itu.
Sampai saat ini, warga Tiongkok memperingati pertemuan mereka sebagai hari kasih sayang, dirayakan dengan festival dan keramaian lain. Berduyun datangnya pasangan yang sedang berkasih-kasihan, mengharapkan keabadian hubungan seperti hubungan penggembala dan puteri penenun. Dalam penanggalan Yanglek tahun 2014, perayaan jatuh pada 2 Agustus 2014, sebagai hari Valentine.
Patung kepala sapi dengan tanduknya berhiaskan bunga mewarnai dekorasi perayaan. Pada hari itu gadis-gadis berhias mempercantik diri, ada yang melempar tali berwarna-warni ke atap rumah, agar tali-tali itu dibawa terbang burung magpy, untuk digunakan membangun jembatan yang indah.
Bintang Vega dan bintang Altair mudah dilihat pada musim panas, pertengahan tahun. Bintang Vega, berukuran 16 kali lebih besar dan bersinar 25 kali lebih terang dari pada matahari, ia berjarak 25 tahun cahaya dari bumi. Bintang Altair, berukuran 4 kali lebih besar dan 11 kali lebih terang dari pada matahari, berjarak 17 tahun cahaya dari bumi.
Bagaimanakah tanggapan pembaca budiman atas cinta kasih abadi Vega dan Altair?