Awal masa Sam Kok 2

Untuk penghianat tersedia paket, lidah dipotong terlebih dulu, agar tak dapat berteriak saat dilakukan pengutungan anggota tubuh dan pencongkelan bola mata dalam keadaan sadar.
Penyiksaan biasa dilakukan dalam perjamuan sebagai hiburan mengantar Dong Zhuo bersantap.

Dong Zhuo mengagumi kegagahan Lu Bu. Risau hatinya; berkuatir Lu Bu akan menjadi penghalang baginya untuk meraih kekuasaan. Li Su, yang berasal sekampung dengan Lu Bu, mengajukan diri untuk membujuk Lu Bu agar berpihak kepada mereka.
“Dengan membawakan barang berharga, sutera dan kuda kelinci merah milik paduka, saya akan membujuk Lu Bu membelot.” 

Dong Zhuo merebut kekuasaan.

Dong Zhuo menerima baik usul Li Su; dengan berat hati ia merelakan kuda sembrani kesayangannya demi kekuasaan negara. Pada malam hari, Li Su mengunjungi Lu Bu di perkemahannya, membawa banyak hadiah. Setelah basa basi dua teman sekampung, sambil menikmati anggur, Li Su menjalankan misi nya dengan efektif.

Seperginya Li Su, pada malam itu juga Lu Bu mendatangi kemah ayah angkatnya dan membunuhnya. Ia lalu memaklumkan kematian Ding Yuan dihadapan pasukan. Lebih dari separuh jumlah pasukan meninggalkannya.  

Lu Bu Menunggang kelinci merahKeesokan pagi, Lu Bu dan sisa pasukannya menghadap Dong Zhuo dengan membawa kepala Ding Yuan. Mereka diterima hangat oleh Dong Zhuo yang menyambut dengan gembira. Lu Bu saat itu juga dijadikan anak angkatnya.

Dong Zhuo mulai bersewenang, menurun kan kaisar Shao dari tahta, menggantikan nya dengan Liu Xie sebagai kaisar, dengan gelar kaisar Xian, dalam tahun 190 AD.
Bersamaan waktu, ia mengangkat diri nya sebagai perdana menteri. Semua suara mereka yang menentang termasuk Yuan Shao, tidak digubrisnya.

Arogansi Dong Zhuo tidak kepalang; ia menjadi satu-satunya orang yang masuk istana yang membawa pedang, menghadiri sidang tanpa melepas alas kaki, mempermainkan dayang istana, tidur di tempat tidur kaisar pula.

Dalam bulan Maret 190 AD, mantan kaisar Shao dan ibusuri He dibunuh atas perintah nya. Untuk menyejukkan hati Yuan Shao yang memiliki pengaruh politik cukup kuat, ia mendesak kaisar agar mengangkat Yuan Shao sebagai pemimpin agung Bohai, namun pengangkatan mana tidak dipedulikan Yuan Shao.

Sementara itu, kekuatan gabungan pejabat dan panglima berbagai wilayah, terhimpun dibawah pimpinan Yuan Shao, menentang otoriter Dong Zhuo. Diantaranya yang ikut bergabung adalah SunJian dengan pasukan 30.000 personil, yang dipromosi Yuan Shu menjadi jenderal pimpinan pasukan perintis.

Pasukan Dong Zhuo menahan serangan pasukan gabungan dan pada saat bersamaan menantunya membangun perbentengan yang kuat, di wilayah Mei, Bao Ji, berdekatan dengan Chang An dengan sediaan bahan makanan untuk 30 tahun.

Yuan Shao dan bala tentara gabunganUntuk membuat pihak lawan gentar, diam diam Dong Zhuo mengirim pasukan keluar ibu- kota di malam buta agar tidak terlihat. Pasukan kembali lagi di siang hari, dengan begitu terlihat bagai kedatangan pasukan tambahan.

Siasat itu berhasil membuat lawan berhati hati, dan Dong Zhuo mendapatkan waktu untuk menyusun rencana, bahkan sempat memindahkan penghuni istana LuoYang, ke istana ChangAn.

Sebelum pergi dari Luo Yang, ia memerintahkan penggalian penjarahan makam kaisar dan merampok harta warga yang kaya, membakar habis istana Luo Yang sehingga tak ada yang tersisa bagi pihak lawan.

Kelemahan pasukan gabungan.

Kekuatan gabungan menyadari bahwa mereka tidak mampu menjatuhkan Dong Zhuo, tanpa usaha persatuan, namun tidak urung terjadi konflik diikuti perpecahan diantara mereka. Selain itu, semangat anggota pasukan tidak mendukung, mereka sangat takut tertawan oleh pasukan Dong Zhuo.

Selain bertindak sewenang-wenang, kekejaman Dong Zhuo pun tak terkirakan. Musuh yang tertawan dibakar hidup-hidup, api dinyalakan diatas tanah, membakar mulai kaki merambat keatas, teriakan serta ekspresi kesakitan sangat disukai Dong Zhuo.

Untuk penghianat tersedia paket penyiksaan; lidah dipotong lebih dulu agar tak dapat berteriak selagi dilakukan pengutungan anggota tubuh atau pencongkelan bola mata. Diperlukan keahlian menyiksa, agar tawanan tetap dalam keadaan sadar. Sesudah itu diceburkan ke dalam minyak mendidih.

Penyiksaan biasa dilakukan dalam perjamuan, sebagai hiburan Dong Zhuo bersantap. Masa kekuasaan Dong Zhuo mengambil korban jiwa tak terbilang. Lawan politik, serta keluarga para pemimpin gerakan penentangnya dihabisi, juga keluarga Yuan Shao dan Yuan Shu.

Banyak pegawai negara dituduh sekenanya untuk dieksekusi, juga rakyat awam diculik dan dibunuh. Dong Zhuo menjadi tokoh sangat dibenci, namun dipuja bagai dewa oleh laskar bersenjata dari propinsi Liang, tempat asal Dong Zhuo.

Tirani Dong ZhuoDiluar agenda menjarah, membunuh, membakar, si tirani merusak tatanan perekonomian, diantaranya; mendana pembangunan perbentengan Mei dengan uang hasil melebur patung dan lonceng.
Pencetakan uang besar-besaran demikian tentulah berakibat kepada meningginya inflasi.

Dilain pihak, koalisi pemimpin dan panglima meng hadapi masalah internal mereka yang rumit karena setiap pihak mendahului kepentingan sendiri, satu sama lain menjadi saling bercuriga.

Keberhasilan yang satu, menimbulkan rasa dengki yang lain; saling menjegal, memperlambat kiriman ransum (bahan makanan) tentara, bahkan penyergapan gelap terhadap kesatuan lain. Koordinasi kerja sama pun sangat lemah.

Membawahi para panglima dan penguasa, memerlukan ketrampilan memimpin, hal ini tidak ditunjukkan Yuan Shao, sebagai pemimpin koalisi. Paling tidak, begitulah keluhan Sun Jian dan Cao Cao yang merupakan bagian dari kekuatan gabungan, termasuk juga tulisan Gong SunZan didalam suratnya kepada Liu Bei.

Prestasi kekuatan koalisi adalah menduduki kota Luo Yang dan beberapa wilayah yang sudah hancur berupa puing. Setelah itu, praktis tak terdengar kegiatannya. Kedudukan Dong Zhuo tetap tidak tergoyah, hingga kemudian Wang Yun, menteri protokol istana, berhasil dengan upaya nya mendorong Lu Bu mengenyahkan Dong Zhuo.

Akhir riwayat kekuasaan Dong Zhuo.

Di suatu pagi, Dong Zhuo akan menghadiri acara istana dengan diiringi belasan orang kepercayaan dengan dipimpin Li Su. Rombongan itu berpapasan dengan Lu Bu di pintu gerbang. Disaat Lu Bu menyalaminya, Li Su melangkah dan menikam tubuh Dong Zhuo dengan pisau. Dalam keadaan terluka Dong Zhuo meminta bantuan Lu Bu

Lu Bu lekas menghampirinya, dengan sekali tebas Lu Bu menghabisi nyawa Dong Zhuo terjadi 22 Mei 192 AD.  Ini adalah kali kedua Lu Bu membunuh ayah angkatnya setelah yang pertama adalah Ding Yuan.

Akhir riwayat Dong ZhuoJenazah Dong Zhuo diletakkan diatas jalan, sehingga dapat disaksikan seluruh warga. Untuk penerang, dibuatkan nyala api pada sebuah sumbu menancap ke dalam perut buncit Dong Zhuo. Lemak ditubuh tambun menjadi bahan bakarnya.
Jenazah dijaga pengawalan ketat, disertai peringatan hukuman terhadap siapa yang membawanya pergi.

Seluruh keluarga Dong menyusul untuk di eksekusi, termasuk ibundanya, berusia 90 tahun, menjalani eksekusi di tengah teriak meminta pengampunan. Semua pengikut setia Dong Zhuo pun menyembunyikan diri, melihat tipisnya harapan mendapat pengampunan.

Setelah Dong Zhuo tiada, menteri Wang Yun mengendali pemerintahan dan kegiatan istana. Sampai disini, terlihat harapan akan tegaknya kembali dynasty Han, kalau saja pengikut setia Dong Zhuo dapat segera dilenyapkan.
Akan tetapi mereka dibantu laskar dari propinsi Liang, berdekatan dengan ChangAn, mendapat kesempatan menyerang istana secara berbareng dari dalam dan luar.

Lu Bu yang berusaha keras menahan, kewalahan menghadapi serangan dari berbagai penjuru. Sebelum terpaksa meninggalkan ibukota, Lu Bu meneriakan, agar Wang Yun turut bersamanya. Wang Yun menolak ikut serta karena tak sampai hati meninggalkan kaisar Xian. ChangAn dan istana jatuh ke dalam penguasaan pengikut Dong Zhuo, dan berakhirlah riwayat Wang Yun beserta seisi keluarganya.

Bersambung dalam kisah Sam Kok.