Pesan dalam Penciptaan.

Siapakah mengetahui dan apa kepentingan & keterhubungan mengenai bagaimana Allah mencipta bumi serta segala isinya dengan kehidupan kini? Namun Kita meyakini segala apa yang diperbuat-Nya bukan tanpa alasan. Lalu apa alasan penulisan mengenai penciptaan dalam kitab kejadian?

Tertulis dalam alkitab, bagaimana Allah mencipta, mulai hari pertama hingga hari yang keenam, berturut-turut mencipta terang, cakrawala pemisah daratan dan air, tumbuh-tumbuhan, benda-benda langit, mahluk, pada hari yang keenam mencipta manusia.
Berhenti pada hari yang ketujuh.

Argumentasi mengenai penciptaan.

Banyak bagian dari alkitab yang penafsirannya cenderung mengundang argumentasi. Akan halnya dengan penciptaan antara lain dipertanyakan; seberapa lamakah definisi sehari khususnya pada waktu sebelum penciptaan terang pada hari pertama? Apakah sehari ditandai dengan periode bergantinya terang dan gelap? Sedangkan pemisahan antara siang dan malam baru terjadi pada hari ke empat.

Taman firdaus
Illustrasi kehidupan di taman Firdaus

Sebagaimana kita maklumi, bahwa ajaran tertulis dalam alkitab lebih bersifat falsafah ketimbang teknis. Karena itu, penafsirannya lebih ‘termudahkan’ dengan pendekatan yang didasari devosi (ketaatan/keberbaktian kepada-Nya), kendatipun hasilnya adalah ribuan penafsiran dan argument.

Mengenai bagaimana Allah mencipta alam semesta serta segala isinya di awal zaman, tiada kepentingan dan keterhubungan dengan kehidupan kita di zaman kini. Berdasar ilmu pengetahuan (hal teknis), tiada sama sekali yang perlu dan dapat dibahas.
Akan tetapi devosi kita mengatakan bahwa segala yang diperbuat-Nya bukanlah tanpa alasan dan tujuan, begitupun dengan penulisan mengenai penciptaan.

Penafsiran pesan dalam penciptaan.

Terlepas berapa lama sebenarnya waktu yang dipergunakan-Nya mencipta bumi dan segala isinya, tetapi dengan penciptaan terang yang mengawali segala penciptaan lain kiranya mengajarkan akan pentingnya terang mendahului segala yang lain.

Begitulah hendaknya kita di dalam bekerja, berkegiatan. Seyogyanya memulai dengan melihat dalam terang mengenai apa yang akan dikerjakan, mempunyai visi yang jelas, atas segala kegiatan, sebagai prioritas mengawali setiap langkah.

Jadilah cakrawala ditengah segala air untuk memisahkan air dari air.
Cakrawala tiada lain adalah tempat dikejauhan sejauh mata memandang. Sejauh itulah hendaknya kita memandang, sejauh itulah goal, tujuan yang akan dicapai dalam upaya kegiatan kita, ber misi. Kej 1:6.

Penciptaan manusiaAlangkah baik mempunyai visi, sebagai arahan langkah ber profesi, mulai sebagai pelajar, kemudian bernafkah sebagai kepala keluarga, ibu rumah tangga, sampai kepada hari tua.
Orang tua bijak memotivasi anak agar ber-visi dan ber-misi: “Mau jadi apa kalau besar nanti, anakku?”

Penciptaan tumbuh-tumbuhan merupakan penyedia akan sarana, yakni infra struktur antara lain untuk menghasilkan oksigen, sebagai bahan makanan dan sebagainya.
Begitupun tujuan dengan penciptaan benda langit dan berjenis mahluk hidup lainnya. Adakah kita terlebih dulu menyediakan sarana yang cukup sebelum memulai bekerja?

Setelah menciptakan manusia, Tuhan mengadakan review dan diperdapat-Nya bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja; dijadikanlah penolong sepadan baginya. Kej2: 18

Dari ayat tersebut, kita dapat mengatakan bahwa penciptaan penolong yang sepadan bagi manusia tidak terdapat dalam rencana semula. Tidak seperti penciptaan lainnya. Setelah review itulah pikiran akan penambahan kemudian diperdapat.

Hal mana diperkuat bahwa Tuhan mengambil salah satu rusuk manusia, lalu menutup tempat itu (tempat dari mana rusuk diambil) dengan daging. Kej2: 21
Kata ‘menutup’ menandakan adanya pembukaan tubuh manusia yang telah dijadikan secara utuh diwaktu sebelumnya.
Tindakan Tuhan ini lebih jauh menunjukkan bahwa trial and error menjadi bagian dari penciptaan untuk mendapatkan kesempurnaan.

Yang tidak pernah luput dalam penciptaan adalah evaluasi, mengikuti setiap langkah, mulai sejak setelah langkah (penciptaan) pertama;
Setelah menjadikan terang, Allah melihat bahwa terang itu baik. Kej1: 4
Berulang kalimat bahwa ‘Allah melihat semua itu baik’ Kej1: 12,18,21,25 dan 31

Tetapi lihatlah pada kebanyakan manusia; setelah merasa sukses menghasilkan dalam bekerja terlupa untuk meng-evaluasi atas baik atau tidaknya keberhasilan itu bagi diri sendiri maupun orang lain. Manusia biasanya teringat akan evaluasi disaat mengalami kegagalan saja.

Secara berkala kita perlu beristirahat, ber-refreshing. Banyak tempat rekreasi dapat di kunjungi untuk penyegaran jasmani dan rohani, diantaranya untuk ke tempat ibadah pada akhir minggu. Sebagaimana ditunjukkan-Nya, dengan berhenti bekerja pada hari ke tujuh. Kej2: 22,23

Demikian kiranya diajarkan kepada kita, langkah demi langkah dalam bekerja, dalam setiap bidang pekerjaan serta kegiatan. Betapapun kecil proyek, hendaklah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

Setelah melihat cara pemahaman akan penciptaan dengan pendekatan seperti terurai diatas, akankah kita bertekun menafsirkan proses penciptaan? Ataukah sebaiknya kita memetik pesan terkandung sebagai bahan pembelajaran untuk diterapkan?
Pilihan berpulang kepada kita sendiri.