Adapun Musa dan Harun kembali menghadap Firaun; menuruti perintah Tuhan, agar menunjukkan mujizat yang dimintakan Firaun sebagai tanda. Di hadapan raja, Harun melempar tongkatnya, dan seketika berubah wujud menjadi ular. Firaun menanggapi dengan memanggil orang ‘berilmu’, para ahli sihir Mesir. Setelah mengucap mantera, mereka masing-masing melempar tongkat yang juga berubah wujud menjadi ular.
Berbagai mujizat menulahi Mesir.
Tongkat Harun lalu menelan semua tongkat-tongkat lain, perkembangan mana tiada dipeduli Firaun; ia tetap menolak melepas pergi orang Israel dari Mesir.
Tuhan menyertai Musa dan Harun, dengan firman, akan langkah berikut nya demi pembebasan kaum Israel.
Kali berikut, pagi hari, Musa dan Harun menunggu di tepi sungai Nil untuk menghadap Firaun. Sebagaimana difirmankan, dihadapan raja dan punggawa, Harun memukulkan tongkat ke atas air sungai Nil, seketika seluruh air sungai berubah menjadi darah, dan matilah ikan di sungai itu, air menjadi berbau, tidak dapat diminum, di seantero Mesir juga didapat darah.
Seperti sebelumnya, para ahli sihir Mesir pun dapat melakukan hal serupa; membuat air dalam kendi berubah menjadi darah. Firaun pergi tanpa mempedulikan keadaan, sedang orang-orang di Mesir menggali sekitar sungai mencari air minum. Kelangkaan air minum adalah karena tulah, berjalan tujuh hari lamanya.
Kekerasan hati Firaun bertahan, Musa dan Harun berlanjut dengan mujizat lain, kali ini memunculkan katak-katak dari dalam air, setelah tongkat diulurkan Harun. Perbuatan itu diikuti ahli sihir Mesir, demikianlah bagai berlomba memunculkan katak-katak dari sungai, selokan dan kolam. Jumlah katak menutupi tanah Mesir. Semua katak itu mati setelah Musa berseru kepada Tuhan, bangkai katak dikumpulkan orang, menumpuk, menebar bau busuk.
Mujizat lain nya berturut-turut; debu tanah diubah menjadi nyamuk di seluruh Mesir, menghinggapi manusia dan hewan. Berikutnya adalah tulah pikat (sejenis lalat), yang beterbangan di istana dan setiap rumah di Mesir. Sejak tulah nyamuk, ahli sihir Mesir tidak dapat lagi berbuat yang sama dengan mantera mereka. Tulah nyamuk dan tulah pikat menghilang setelah Musa berseru kepada Tuhan, namun Firaun tidak merubah pendiriannya.
Wabah penyakit sampar pun dikenakan Tuhan, semua ternak orang Mesir mati karena nya namun ternak orang Israel tiada seekor terkena. Tulah berikutnya, Musa menebar jelaga yang diambil dari dapur peleburan, jelaga berubah menjadi debu yang meliputi seantero Mesir. Debu itu berubah menjadi bara memecah dan menjangkit gelembung pada kulit manusia dan hewan. Ahli sihir Mesir menjauh karena terkena bara itu.
Suatu pagi menuruti firman-Nya, sesudah mengevakuasi seluruh ternak orang Israel dari padang terbuka, malam sebelumnya. Kembali Musa datang menghadap, untuk memintakan agar raja membiarkan orang Israel pergi untuk beribadah kepada-Nya.
Untuk kesekian kalinya, raja menolak dan Musa mengulurkan tongkat nya ke langit.
Terdengar guruh menggelegar disertai api menyambar bumi diikuti hujan es diantara kilatan api. Dahsyatnya hujan es menerpa tanah Mesir, menimpa binasa segala mahluk, pohon-pohonpun bertumbangan. Tanah Gosyen dimana orang Israel berdiam, tiada turun hujan es.
Firaun memanggil kembali Musa dan Harun, dimintanya berdoa kepada Tuhan, untuk menghentikan guruh dan hujan es itu, dan ia akan membiarkan orang Israel pergi.
Sekeluar mereka dari kota, Musa mengembangkan tangan kepada Tuhan, berhentilah guruh serta hujan es. Setelah keadaan pulih, kembali lagi Firaun menolak melepaskan orang Israel pergi dari Mesir.
Tuhan membuat Firaun serta para pegawai berkeras-hati, agar Tuhan berkesempatan mengadakan tanda-tanda mujizat diantara mereka, untuk diceritakan kepada semua orang, supaya mereka mengetahui bahwa Dia lah Tuhan.
Atas firman Tuhan kembali Musa dan Harun menghadap, disampaikannya kepada raja peringatan akan tulah belalang oleh Tuhan, sekiranya orang Israel tidak juga dibiarkan pergi. Mendengar itu, para pegawai segera membujuk Firaun agar membiarkan orang Israel pergi demi menghindarkan kebinasaan Mesir.
Musa dan Harun dibawa ke istana, untuk ber-negosiasi; yaitu hanya memperkenan laki-laki Israel saja yang pergi. Dan terjadi lah tulah belalang. Serangga itu menutup bumi, memakan habis segala yang tersisa setelah hujan es. Tulah belalang berakhir setelah angin dibuat Tuhan, melemparkan semua belalang ke laut Teberau.
Tulah kegelapan, adalah mujizat berikutnya, yang dibuat Tuhan atas penolakan Firaun. Terjadilah gelap yang pekat, selama 3 hari gulita melanda seluruh Mesir, betapa pekat, sehingga gelap itu bagai teraba. Tiada yang dapat terlihat, tiada yang dapat beranjak. Namun di tempat tinggal orang Israel ada terang.
Tulah ke sepuluh dan paskah bagi Tuhan.
Setelah tulah itu; pada hari ke sepuluh bulan penanggalan firman Tuhan kepada Musa dan Harun; agar setiap keluarga Israel memilih seekor anak domba atau kambing yang jantan tanpa bercacat tubuh, berumur satu tahun, mengurungnya selama empat hari, untuk disembelih pada senja hari ke empat belas. Darah hewan diambil sedikit, untuk dibubuhkan pada tiang pintu depan rumah mereka.
Tubuh hewan seutuhnya dipanggang diatas api, dagingnya menjadi santapan keluarga dimakan dengan hikmat, bersama roti tidak beragi dan sayur pahit, di dalam rumah.
Secuilpun daging tidak diperkenankan dibawa keluar rumah, tiada satupun tulang dari hewan itu boleh dipatahkan dan yang tersisa dari tubuh hewan harus dibakar habis.
Orang Israel bersembah sujud menerima firman-Nya, melakukannya sebagai korban paskah bagi Tuhan.
Malam hari keempat belas itu, Tuhan men jelajah tanah Mesir untuk menulah, terjadi lah semua anak sulung orang Mesir serta hewan mereka terbunuh. Anak dari warga jelata atau tawanan, juga putera mahkota Firaun tiada luput. Dalam saat bersamaan, allah lain (berhala) di Mesir juga di hukum-Nya.
Seruan terdengar di seluruh Mesir, setiap keluarga Mesir mengalami kematian, dan tidak satu pun keluarga Israel terkena tulah, karena pemusnah tidak memasuki rumah orang Israel yang dibubuhkan darah hewan korban paskah. Pada Malam itu juga Musa dan Harun dipanggil, Firaun telah bersedia melepas orang Israel pergi, bahkan warga Mesir mendesak mereka agar segera pergi dari Mesir.
Menuruti perkataan Musa, orang Israel meminta benda-benda berharga, emas, perak dan kain dari orang Mesir. Tuhan telah membuat orang Mesir bermurah hati, karena itu mereka memenuhi segala yang diminta, orang Israel menjarahi orang Mesir.
Pada hari yang sama, Tuhan membawa orang Israel keluar dari Mesir, enam ratus ribu laki-laki diantara mereka yang berangkat dari Raamses menuju Sukot. Berbagai bangsa lain turut serta, dengan membawa banyak ternak, kambing, domba dan lembu. Hari itu adalah hari ke empat belas bulan pertama penanggalan mereka. Paskah dirayakanlah turun temurun bagi Tuhan, selama tujuh hari memakan roti tak beragi, hingga hari ke dua puluh satu bulan itu.
Pembaca yang budiman, semoga tiada dari kita yang dikeraskan-hatinya, seperti yang terjadi dengan Firaun.