Penggunaan surat berharga dimulai kekaisaran dynasty Tang, dalam abad 7. Pada saat itu kertas dipergunakan sebagai tanda terima atas penyetoran uang logam atau benda berharga kepada pemerintah. Surat berharga dipergunakan dalam pertukaran sebagai mana lazim nya uang.
Uang kertas pertama di dunia.
Dalam abad 11, kekaisaran dynasty Song memperkenalkan uang kertas, yang pertama kalinya di dunia. Tujuan menerbitkan bank note ini, adalah untuk mengatasi kesulitan pedagang membawa uang logam yang berat, dalam keranjang atau karung, yang akan atau sesudah melakukan transaksi besar, di lokasi yang jauh.
Uang adalah alat penukaran, kegiatan per tukaran dipermudah dengan adanya uang. Sebelum mengenal uang orang memenuhi kebutuhan melalui pertukaran barang.
Barter atau pertukaran barang kebutuhan menghadapi banyak kesulitan; orang yang hendak menukar sapi dengan cabai, tentu harus menemukan orang yang mempunya cabai dan meminati sapi.
Lalu, cabai milik berapa orang yang harus terkumpul agar setara dengan nilai sapi?
Persoalan berikutnya setelah pertukaran adalah bagaimana pemilik cabai berbagi sapi itu?
Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, telah banyak cara dicobakan untuk memudahkan pertukaran. Mulai alat pembayar berupa sejenis cangkang kerang, kulit hewan, batuan, garam, beras, dan peralatan terbuat dari bermacam logam. Cara yang disebut terakhir meng-ilhami pencetakan uang logam dengan stempel seperti yang dibuat di Tiongkok, India, Turki, Mesir, Italy dan sebagainya.
Terlihat bahwa jenis materi yang dipergunakan sebagai alat penukar, mempunyai nilai phisik. Uang terbuat dari tembaga, secara phisik bernilai tembaga seberat uangnya itu. Uang tembaga yang dilebur tetap bernilai tembaga. Begitu juga, uang perak dan emas, jenis materi dengan phisik yang mempunyai nilai industri.
Nilai uang, tiada lain adalah kepercayaan.
Berbeda dengan uang kertas, secara phisik uang kertas tiada mempunyai nilai sebagai mana nominal yang tercetak. Potongan kertas yang menjadi bahan uang bahkan tidak cukup besar untuk membungkus kacang sekalipun. Uang kertas bernilai hanya karena jaminan dari penerbitnya, yang mencetak, tiada lain adalah bank suatu negara.
Penjaminan berarti hutang dan penjaminan atas nilai uang adalah hutang negara, atas uang yang diedarkan. Jikalau pada kita ada selembar uang 100 US Dollar berarti negara penerbit uang itu, Amerika Serikat, berhutang kepada kita senilai 100 US Dollar.
Ini berpengertian bahwa makin banyak nilai uang sebuah negara beredar, makin besar negara itu berhutang.
Bagaimana negara membayar hutangnya atas nilai uang yang ada pada kita? Bilamana kita menagih piutang atas selembar uang 100 US Dollar; kita serahkan lembar uang itu kepada bank federal di Amerika Serikat. Bank itu akan membayar kita dengan 5 lembar uang pecahan 20 US Dollar, atau dengan 10 lembar uang 10 US Dollar, atau 20 lembar uang 5 US Dollar, atau dengan pecahan lain. Hal sama berlaku untuk mata uang setiap negara.
Penjaminan mendatangkan kepercayaan, dan besarnya kepercayaan bergantung pada kredibilitas (kata; credit) serta kapabilitas pengelolaan si penjamin. Kepercayaan dapat meluntur karena ketidak stabilan suasana politik, krisis ekonomi, defisit perdagangan dan keuangan, berakibat kepada melemahnya nilai tukar sesuatu uang terhadap mata uang asing.
Dengan kepercayaan yang terbangun, penagihan tidak perlu lagi diajukan kepada bank negara penerbit; di pasar ada nerbagai pihak bersedia menanggungkan hutang negara, mengambil alih piutang kita. Disadari atau tidak, penagihan selalu terjadi pada setiap kali transaksi yang melibatkan nilai uang. Pengalihan hutang-piutang terjadi setiap kali membelanjakan atau menukar uang tertentu ke dalam mata uang negara lain (foreign exchange).
Siapakah sesungguhnya orang yang kaya?
Perkembangan zaman banyak memberi kemudahan dan percepatan transaksi, selain uang kertas juga dikreasi uang elektronik, yaitu uang yang disimpan hanya didasarkan angka nominal yang tercatat dalam sistem computer, pada lembaga jasa keuangan.
Sekali lagi dan terlebih lagi, memperlihatkan bahwa unsur kepercayaan adalah penting untuk setiap pihak yang menggeluti dunia niaga. Orang yang menyimpan uang banyak di bank mungkin takkan pernah melihat phisik seluruh uangnya, ia merasa memilikinya hanya berdasar kepercayaan pada bank bersangkutan.
Adalah kelaziman bahwa orang dengan kepemilikan keuangan yang banyak cenderung mendapat kepercayaan orang lain terutama mengenai hal yang berhubungan dengan keuangan. Kecenderungan percaya itu terbangun, di atas kepercayaan kepada negara yang menjamin uang miliknya; kepercayaan berkaitan antara satu kepada yang lain ini membentuk rantai kepercayaan.
Seorang kaya tentu lebih terjauhkan dari permasalahan keuangan. Seketika ia berniat memulai suatu usaha niaga, praktis dapat memulai kapanpun dikehendaki tanpa perlu pinjaman. Tetapi apakah orang dengan catatan nominal uang dalam sistem computer di bank itu saja dikatakan sebagai bermodal kuat?
Dari pembahasan diatas tadi kita telah memahami mengenai kepercayaan dan hutang. Kepercayaan dan hutang membentuk rantai kepercayaan. Dengan mudah, kita pahami bahwa orang yang mendapat kepercayaan berhutang, praktis adalah juga orang kaya. Setiap orang yang mendapat dukungan keuangan, kepercayaan atas pinjaman di saat ia membutuhkan permodalan usaha niaga, adalah seorang dengan finansiil yang kuat.
Jadi, mengapa mengejar uang, hanya dengan menghalalkan berbagai cara? Mengapa melakukan perbuatan yang berakibat ketidak-percayaan orang kepada kita karena kita telah pahami bahwa ketidak-percayaan berarti kemiskinan?