Pengutusan Musa.

“Jikalau Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia dimata- MU, supaya aku tidak harus melihat celakaku.” Demikian seru frustrasi Musa kepada Tuhan menjalankan perintah membawa kaum Israel, membebaskan mereka dari penindasan di Mesir.

“Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia dimata-MU, supaya aku tidak harus melihat celakaku.” Demikian seruan frustrasi Musa kepada Tuhan. Bil 11:15
Bagaimana Musa, yang adalah nabi besar dapat mengalami frustrasi sedemikian?
Baiklah kita melihat kisah bani Israel di Mesir.

Penindasan atas keturunan Yakub, bani Israel, di Mesir.

Adapun Yakub beserta seluruh keluarga berjumlah tujuh puluh orang, hijrah ke Mesir dan bermukim disana. Generasi setelah Yakub dan Yusuf, keluarga beranak cucu tidak terbilang banyaknya mereka, membuat kekuatiran raja penerus penguasa tanah Mesir kalau-kalau kaum Israel akan menjadi ancaman atas keamanan disana.

perbudakan atas IsraelKarena itu ditindaslah kaum Israel; Firaun penguasa penerus di Mesir tidak mengenal siapa dan bagaimana reputasi Yusuf. Dikenakannya rodi, kerja paksa, atas kaum Israel, namun kepahitan hidup seperti itu tak juga menghambat peningkatan pesat populasi kaum Israel.

Melihat perkembangan, raja menetapkan peraturan agar para bidan-bidan, yang biasa membantu persalinan perempuan Israel, membunuh setiap bayi laki-laki kaum Ibrani.
Bidan-bidan tidak mentaat perintah raja; karena mereka takut kepada Allah.

Sebagai pertanggung-jawabnya kepada raja, disampaikan mereka, bahwa perempuan-perempuan Ibrani telah lebih dulu melahirkan sebelum kedatangan mereka. Raja pun menetapkan kebijakan lain, memerintah rakyatnya agar melempar bayi laki-laki kaum Israel ke sungai Nil dan membiarkan bayi perempuan hidup.

Diantara bayi laki-laki kaum Israel adalah dari keluarga Lewi. Setelah berusia tiga bulan bayi ini tak dapat disembunyikan lebih lama lagi. Ibunda nya meletakkan bayi cantik ini dalam sebuah peti dan diapungkan pada aliran anak sungai Nil, dan kakak perempuan bayi itu memperhatikan dari kejauhan akan apa yang terjadi dengan si bayi.

Peti terapung tertampak oleh puteri Firaun yang akan mandi di sungai Nil, setelah para dayang mengambilkannya, dibukanya penutup, didapati bayi sedang menangis. Timbul belas kasihnya walau menduga bahwa bayi itu keturunan Ibrani. Pada saat itu kakak si bayi mendekat, ia menawarkan jasa mencarikan inang untuk menyusui bayi itu apabila dikehendaki. Dengan senang hati puteri menyetujuinya; gadis cilik itu pergi memanggil ibundanya, yang tiada lain adalah juga ibu kandung bayi itu, untuk menyusui.

Puteri Firaun, Musa dan kakak Musa.Bayi ini menjadi anak angkat puteri Firaun, diberi nama Musa, berarti “ditarik keluar“, karena ia ditarik keluar dari sungai. Musa bertumbuh dewasa dalam istana Firaun.

Pada suatu hari, ketika sedang berjalan ke luar istana Musa melihat seorang Mesir, ia sedang menganiaya seorang Ibrani. Musa menolongnya, hingga orang Mesir itu mati terbunuh. Dikuburnya mayat itu ke dalam pasir.

Menyadari perbuatannya akan diketahui Firaun dan ia akan dihukum, Musa melarikan diri, tiba di tanah Midian, dimana kemudian berhubungan baik dengan seorang imam bernama Yitro dan menjadi menantunya. Musa mendapat kelahiran anak laki-lakinya, diberi nama Gersom.

Perintah Allah, mengutus Musa membebaskan kaum Israel.

Sementara di Mesir, raja telah meninggal dan digantikan penerusnya. Perbudakan atas kaum Israel terus berlanjut, ratap derita sampai kepada pendengaran Allah. Dan Allah memperhatikan keadaan mereka, mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub.

Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam wujud nyala api, keluar semak duri; Musa melihat semak duri itu tiada terbakar sama sekali dari tengahnya terdengar Allah memanggil, mengutus Musa kepada Firaun untuk membawa kaum Israel ke luar dari Mesir, menuju Kanaan.

Allah meyakinkan Musa akan penyertaan-Nya, tongkat di tangan Musa berubah wujud menjadi ular seketika dilemparkan ke atas tanah, dan kembali menjadi tongkat ketika Musa memegang ekor ular. Mujizat lain juga ditunjukkan Allah kepada Musa.

Tangan Musa dimasukkan ke dalam baju, berubah warna menjadi putih bagaikan salju, layaknya tangan penderita kusta. Tangannya kembali kepada keadaan semula, setelah diulang masukkan ke dalam baju. Mujizat lain; air yang diambil dari sungai Nil berubah menjadi darah bila dituang ke atas tanah kering.

Musa dan api yang keluar dari semak duriMusa berusaha, berulang kali, menampik pengutusan atas dirinya, sampai sempat membangkitkan murka Allah.
Musa menerima pengutusan setelah Allah menyertakan Harun, saudara dari sesama keluarga Lewi; ia seorang yang fasih lidah, untuk menjadi juru bicara Musa terhadap kaum Israel untuk mendapat kepercayaan mengenai pengutusan itu. Kel 4:1-14.

Setelah pamit dari mertua, Musa dan keluarga berangkatlah ke Mesir. Ia menunggang keledai dengan tongkat ditangan. Dikisahkan mengenai pencobaan Tuhan membunuh Musa tanpa alasan jelas. Tetapi seorang bernama Zipora, siapa bertemu Musa dalam perjalanan, menyentuhkan kaki Musa dengan kulit kahtan anaknya. Terluputlah Musa dari kematian oleh karena sunat itu

Harun telah diperintah Tuhan, menjumpai Musa di gunung Allah. Dengan perantaraan Harun, segala yang difirmankan Tuhan kepada Musa disampaikannya kepada tua-tua Israel. Dihadapan kaum Israel dibuatlah tanda-tanda mujizat, percayalah mereka akan kepedulian Tuhan atas kaum Israel dan kesengsaraan mereka dan berlututlah mereka bersujud menyembah.

Setelah itu Musa dan Harun menghadap Firaun menyampaikan firman Tuhan agar raja sudi melepas orang-orang Israel pergi ke padang gurun, untuk mengadakan perayaan bagi-Nya. Permintaan mana spontan ditolak Firaun, walau disampaikan oleh Musa dan Harun bahwa persembahan di padang gurun yang berjarak tiga hari perjalanan, akan membuat terhindarnya Mesir dari kematian akibat penyakit atau pembunuhan.

Terjadilah apa yang dipesan Tuhan kepada Musa; bahwa hati Firaun akan dikeraskan-Nya, sehingga tiada meluluskan permintaan mereka. Firaun, bahkan memerintahkan penambahan beban atas kaum Israel, kerja mereka diperberat; keluhan mandor kaum Israel tiada dipedulikan Firaun.

Para mandor Israel mempersalahkan Musa dan Harun karena telah menghadap Firaun menyebabkan bertambahnya kesusahan hidup mereka. Begitulah kemudian Musa pun mempertanyakan kembali kepada Tuhan; sejak ia melakukan apa yang diperintah-Nya, kaumnya justru mendapat tekanan berat oleh kebijakan Firaun, bukan pelepasan dari perbudakan.

Lebih jauh, kembali Musa mempertanyakan kepada Tuhan alasan memilihnya sebagai utusan, bagaimana mungkin Firaun akan mendengar apa yang dikatakannya.
Tetapi Tuhan memerintahnya kembali menghadap Firaun dan akan diperbanyak-Nya tanda dan mujizat di Mesir.

Sampai disini, kira-kira apa yang terjadi antara Tuhan dengan Musa. Sekiranya Tuhan memang berniat membebaskan kaum Israel dari kesengsaraan di Mesir, lalu mengapa tidak dipermudah-Nya? Apakah tujuan dan perlunya mengeraskan hati Firaun?
Adakah pembaca budiman dapat menolong menjawabnya?