Salesman Professional.

Disekeliling kita banyak salesman non-formil, yang justru lebih mahir dalam menjual dari pada salesman formil di dunia maya. Berjualan bukan sekedar memuat gambar produk dan merayu. Kemampuan berjualan perlu memahami lebih dulu mengenai salesmanship (kepiawaian menjual), selling (kegiatan menjual) dalam artian yang sesungguhnya.

Mungkin ada diantara kita pernah mendengar dialog dalam film; seorang mengajukan saran untuk berlibur ke suatu tempat untuk penenangan, yang dijawab oleh temannya dengan: “I don’t buy it.” Sebagai penolakan terhadap saran yang diajukan.

Mengapa penolakan terhadap saran dinyatakan dengan kalimat “saya tidak membeli.”, padahal tidak akan terjadi transaksi jual-beli dengan teman yang mengajukan saran?

Pengertian selling dan salesmanship.

Kepiawaian menjualKepiawaian menjual (salesmanship) adalah kepandaian-seni membuat orang lain mau menerima suatu buah pikiran.
Kehandalan salesmanship ditandai dengan kemampuan mengarahkan pandang serta cara berpikir orang lain, kepada arah yang diharapkan.

Kegiatan mengarahkan pandang serta cara berpikir orang lain, itulah kegiatan menjual (selling) yang sesungguhnya.
Seorang yang telah menerima dengan baik suatu buah pikiran (idea), dengan rasa suka hati akan melakukan apa yang ditawarkan kepadanya, ia inilah seorang pembeli.

Mengenai bagaimana kemudian pembeli tadi diarahkan lebih lanjut untuk melakukan transaksi, mengadakan pertukaran antara uang yang dikeluarkan dengan produk yang ditawarkan, adalah soal teknis belaka.

Pengertian selling (menjual), dan kepiawaian menjual (salesmanship). ini perlu dihayati terlebih dulu oleh setiap orang yang sedang meningkatkan kemampuannya berjualan.

Siapa saja ber-profesi salesman?

Pemahaman pengertian mengenai kegiatan menjual yang benar, membuka mata kita, melihat bahwa profesi salesman sesungguhnya adalah sangat luas. Bahwa, salesman bukan hanya mereka yang berkunjung dari pintu ke pintu (door-to-door), atau mereka yang berdiri di muka pusat perbelanjaan menawarkan barang dagangan.

Kita melihat, dimana-mana terdapat salesman, disekeliling kita;
Ada yang dirangkap orang tua yang mendidik anaknya, guru yang mengajar di sekolah dan sebagainya. Mereka adalah salesman non-formil, tersamar, sedang mengarahkan cara pandang dan berpikir anak dan murid setiap hari, antara lain agar menjadi orang berbudi, pandai dan lain-lain, melalui pendidikan, pengajaran dan keteladanan.

Tanpa disadari, orang tua dan guru pendidik adalah salesman piawai, lebih piawai dari pada yang merasa salesman namun kemampuannya terbatas pada pemuatan gambar dagangan dalam facebook, atau membagikan selebaran disertai rayuan meminta belas kasihan calon pembeli dikarenakan belum tercapainya sales target.

Lebih luasnya lagi fungsi salesman terlihat pada mereka yang sedang berkasih-kasihan bersumpah setia sehidup-semati, sebagai pendekatan agar diterima sebagai pasangan sebagai menantu. Juga dengan kegiatan juru kampanye setiap menjelang pemilihan.

Dengan pengertian diatas, pemuka yang menyebarkan ajaran agama, suka atau tidak, juga sesungguhnya sedang berjualan.

Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa pidato presiden juga kegiatan berjualan. Ya, kunjungan kenegaraan presiden ke manca negara adalah kunjungan door-to-door salesman yang menjajakan buah pikiran, bahwa negaranya bersahabat, bahwa negara nya kondusif bagi penanaman modal, dapat dipercaya atas pinjaman dan sebagainya. Yang membedakan dengan salesman yang berkunjung ke rumah kita hanya skalanya.

Meningkatkan Profesionalisme.

Seorang salesman handal selalu memelihara reputasi serta kesan mengenai dirinya. Ia pun melakukan persiapan yang sebaik-baiknya demi efektifitas kegiatannya, setiap kali sebelum hadir kehadapan audience atau pelanggan/calon pembeli.

Karena sebelum seorang membuat dagangannya laris, ia perlu terlebih dulu menjual,  membuat dirinya laris (to sell himself), diterima dengan baik, disenangi; kehadirannya tidak dirasa sebagai mengganggu. Membuat dirinya patut didengarkan, perkataannya dapat dipercaya.

Perbekalan pengetahuan sangat mendukung bagi kegiatan menjual. Pembujuk handal membuat pembicaraannya menarik berkat luasnya pengetahuan (product knowledge) dan mengenai hal-hal sekitar produk yang sedang ditawarkan. Diantaranya, mengenai tokoh dan kasus yang sehubungan dengan produk sejenis, disertai kemampuan meng ekspresi atas hal yang perlu ditekankan.

Ingatlah bahwa penjual yang handal selalu peramah dan penolong (helpful), dengan hal seperti informasi yang kebetulan diketahui, walau sama sekali tidak berhubungan apa yang sedang ditawarkannya, atau informasi mengenai pesaing sekalipun, dengan selalu mengingat menghindarkan hal yang men-deskredit-kan pihak lain.

Pembeli menyukai penjual yang tidak hanya ber-orientasi kepada keuntungan semata, penjual yang hanya mementingkan penjualan sendiri tentu dapat mendatangkan rasa curiga pembeli atas barang yang ditawarkan.

Sampai disini kita telah mengerti bahwa sales excutive bukan pekerjaan mudah. Tinggi dan rendah nilai profesi salesman tergantung kepada penerapan. Kepiawaian menjual adalah hal netral bagai pisau. Salesmanship yang digunakan untuk suatu yang positip menjadikannya bermanfaat, begitupun sebaliknya.

Pendalaman salesmanship akan dibahas dalam artikel lain.
Selamat meningkatkan kepiawaian menjual demi peningkatan kesejahteraan keluarga.