Nilai Persahabatan.

Menjalani kehidupan dengan benar akan memudahkan untuk membedakan mana sahabat dan mana yang sekedar teman.
Kejujuran sahabat berbeda dengan kejujuran partner bisnis, kesetiaan sahabat hendaknya tidak disalah-artikan layaknya keberpihakan pengacara yang membela client walaupun sudah jelas berada dipihak yang bersalah.

Seorang sahabat sejati lebih berharga dari pada seratus teman. Di planet ini, dimana setiap individu mengemuka dengan kepentingan sendiri, sungguh sangat tidak mudah untuk memperoleh sahabat.

Dua orang sering bertemu dalam kegiatan formil atau sosial dapat saja mendatangkan keakraban. Tetapi untuk mengatakan keduanya bersahabat, dibutuhkan hal yang lain. Persahabatan ditentukan oleh nilai-nilai di dalam suatu hubungan, yaitu kesetiaan dan kejujuran antar keduanya.

Kesetiaan sahabatSuatu hubungan dikatakan ber kualitas sebagai persahabatan bilamana terdapat nilai kesetiaan di dalamnya. Bentuk kesetiaan memang beragam adanya, namun dasar dari kesetiaan sesungguhnya adalah sama, dimanapun kita berada.

Pada umumnya seorang yang menjalani kehidupan dengan benar, baginya akan lebih mudah membedakan mana sahabat dan mana teman.

Sahabat dikenali karena kesetiaan.

Kesetiaan dikenali melalui kepedulian dan dukungan. Sahabat adalah yang membantu mengemukakan kebaikan dan potensi yang ada pada kita. Ia pula yang akan bersedia pada saat dibutuhkan serta membagi pengetahuan yang dimilikinya tanpa mengharap balas jasa.

Kesetiaan juga terlihat pada keberpihakan; rasa bersolider, ikut merasakan apa yang dirasakan sahabat. Keberpihakan, hendaknya tidak disalah-artikan sebagai memihak, walau sahabat berada di jalan yang keliru. Keberpihakan yang semacam ini membawa kepada kejatuhan.

Kiranya perlu diluruskan pendapat dari sebagian khalayak bahwa sahabat harus selalu menyetujui, mendukung di jalan yang salah sekalipun. Yang seperti ini bukan sahabat. Karena sahabat adalah orang yang berupaya menyadarkan, membawa kita kembali ke jalan yang benar.

Seorang sahabat bukan pengacara, yang menghibur dengan membenarkan segala hal yang telah diperbuat client nya kendati ia telah jelas-jelas bersalah, agar mau memakai jasanya sebagai pengacara.

Sahabat; jujur dan terpercaya.

Kejujuran sahabat dapat terlihat ketika diminta pendapatnya mengenai diri kita, yang kita maklumi permintaan mana akan menempatkannya dalam posisi yang serba sulit, antara lain seperti pendapat mengenai kelemahan dan hal kurang baik pada diri kita.

Sahabat sejati akan memberi jawab yang objective, arif, dan berani mengambil resiko menghadapi antipati kita dikarenakan jawabannya.
Betapapun mungkin kita tidak suka mendengar jawabnya mengenai diri kita, tapi dari jawabnya itu kita dapat mengukur kejujurannya terhadap kita.

Orang yang dapat kita percayakan mengenai hal ihwal diri kita dan ia tidak menjadikan nya sebagai bahan gossip, itulah sahabat.

Seorang yang senang mengambil manfaat atas kesalahan orang lain dan mengumbar kekurangan teman di muka orang banyak, ia sesungguhnya adalah orang yang senang membangun kredibilitas sendiri diatas keterpurukan orang lain.
Orang seperti ini tidak berpotensi untuk menjadi sahabat, janganlah pernah berharap lebih dari dirinya, cukuplah berhubungan dengannya sebatas teman biasa saja.

Setiap orang yang mawas diri, menyadari betapa perlu dan baiknya memiliki sahabat.
Rasa akrab dengan seorang menimbulkan keinginan bersahabat dengannya, biasanya dibarengi harapan tidak bertepuk sebelah tangan, berharap juga ia menghendaki kita menjadi sahabatnya. Apabila ini yang menjadi harapan kita, adalah arif sekiranya lebih dulu kita menunjukkan kesetiaan dan kejujuran kita kepadanya.

Sekiranya ada diantara pembaca budiman pernah mengalami kekecewaan bersahabat dan yakin bahwa permasalahan bukan pada diri kita, tidaklah perlu bersusah hati; kita tidak sendirian. Ada banyak orang pernah mengalami kekecewaan demikian, memang sesungguhnyalah sahabat sejati susah dicari.