Menyikap Rasialisme.

Ibu penumpang itu memanggil pramugari, lalu katanya dengan
nada suara meninggi: “Tidakkah engkau melihat? Engkau telah
mendudukkan saya bersama orang berkulit hitam menjijikan?
Saya tidak dapat duduk bersamanya, carikan tempat duduk lain
untuk saya”

Ini adalah kisah nyata, terjadi dalam penerbangan British Airways, dari Johannesburg, Afrika selatan.

Seorang penumpang perempuan berkulit putih, berusia setengah baya, mendapatkan tempat duduknya bersebelahan dengan tempat duduk penumpang berkulit gelap. Ia memanggil crew cabin untuk menyampaikan keluhan mengenai tempat duduknya.

pramugari melayani“Apakah gerangan permasalahannya ibu?” Tanya pramugari.
“Tidakkah engkau melihat, bahwa engkau mendudukkan saya bersebelahan dengan seorang kafir? Saya tidak mungkin duduk bersama orang menjijikan ini. Carikanlah saya tempat lain.” Berkata perempuan itu.

“Tolong tenang sebentar ibu, penerbangan hari ini kebetulan sangat penuh, tapi saya akan memeriksa kalau-kalau ada tempat di kelas club atau kelas utama.”

Sambil menunggu, perempuan itu melihat ke arah orang hitam disebelahnya, dengan pandangan angkuh merendahkannya. Beberapa menit kemudian, pramugari kembali dengan kabar baik kepada perempuan itu yang segera memandang sekeliling dengan seringai puas diri.

“Ibu, disayangkan sebagaimana saya perkirakan, kelas ekonomi memang penuh. Saya juga sudah berbicara dengan direktur pelayanan, dan ternyata kelas club juga penuh. Akan tetapi, kami masih mempunyai satu tempat di kelas utama.”

Sebelum perempuan itu mendapat kesempatan menjawab, si pramugari melanjutkan: “Adalah diluar kebiasaan membuat peningkatan seperti ini (dari kelas ekonomi kepada kelas utama). Tetapi saya telah mendapat izin dari kapten, yang berpendapat memang tidak menyenangkan bagi seorang, yang terpaksa duduk bersama orang menjijikan.”

Lalu pramugari menoleh kepada orang hitam yang duduk di sebelah perempuan itu, seraya berkata kepadanya: “Dengan demikian, sekiranya anda sudi membawa barang bawaan anda, tuan, saya telah mempersiapkan tempat duduk untuk anda.”

Penumpang berkulit hitam itu berdiri, mengambil barang bawaan, berjalan mengikuti pramugari menuju kelas utama di bagian depan pesawat. Para penumpang serempak berdiri memberi tepuk tangan atas kebijakan maskapai penerbangan menengahi issue racialism.

Orang akan melupakan apa yang kita katakan.
Orang akan melupakan apa yang kita perbuat.
Tetapi orang tidak akan melupakan perasaan mereka yang diakibatkan perbuatan kita. 

Bagaimanakah komentar para pembaca sekalian yang budiman?
Sekiranya pembaca budiman bukan penganut rasialisme, baik sebarkanlah kisah ini.

Isi disadur dari berita British Airways.