Kisah Sam Kok 1

Liu Bei prihatin dengan penderitaan rakyat, namun tiada daya membantu; membuatnya bersedih. Disaat mana, seorang ber tubuh kokoh, berdagu runcing yang ditumbuhi cambang lebat, memperhatikannya, lalu dengan suara mengguntur menyapa; kedua orang itu berkenalan dan membicarakan rencana.

Pada artikel ‘Awal masa Sam Kok 1 dan 2’, dikisahkan sampai kepada jatuhnya dynasty Han. Adapun Kisah Sam Kok yang yang sedang dibaca ini, (dari 1 dan seterusnya), juga adalah pada masa yang sama, namun melihat kejadian dari sisi lain, secara lebih detail. Demikian, harap pembaca budiman menjadi maklum dan dapat mengikuti alur kisah.


Ketika pasukan pemerintah dynasty Han kewalahan menghadapi laskar pemberontak ‘ikat kepala kuning’, sebagaimana dikisahkan dalam Awal masa Sam Kok 1, kekaisaran me-rekrut pasukan rakyat untuk memperkuat pertahanan, pejabat yang menerimakan pendaftaran rekrut adalah Liu Yan.

Sumpah bersaudara di kebun persik.

Seorang bernama Liu Bei tertarik melihat pengumuman perekrutan tentara, tertempel di pintu gerbang kota, kabupaten Zhuo. Liu Bei adalah keturunan pangeran Sheng dari dynasty Han. Pangeran Sheng, adalah putera ke empat dari kaisar Jing, kaisar keempat dari dynasty Han. Sekeluarga mereka tersisih dari kehidupan istana, dikarenakan tiada berkesanggupan memberi upeti. Liu Bei menghidupi diri bersama ibundanya di desa, sebagai pembuat sandal dan tikar anyaman berbahan jerami

Angkat saudaraLiu Bei prihatin dengan penderitaan rakyat, tetapi tiada berdaya berbuat perbaikan; bersedih ia karenanya, di helanya napas panjang.
Saat mana, seorang bertubuh kokoh bersuara mengguntur, dagu runcing ditumbuhi cambang lebat; ia sedang memperhatikan, lalu menyapa, dan berkenalanlah mereka.

Ia bernama Zhang Fei, hidup dengan mengusaha kedai minum dan jagal hewan. Kepadanya Liu Bei mengutarakan isi hati.
Mereka melanjutkan percakapan sambil minum di kedai milik Zhang Fei, di desa tidak jauh dari gerbang.

Zhang Fei terharu dengan kepedulian Liu Bei, mengajukan gagasan untuk menggalang laskar desa, untuk mendukung semangat Liu Bei untuk memperbaiki nasib rakyat, dan menyatakan kebersediaannya membantu dengan harta miliknya. Liu Bei berbesar hati mendengarnya.

Selang sesaat, tiba di kedai itu seorang bertubuh tinggi dan tegap, gagah dan ganteng, dengan sebuah kereta dorong. Ia memasuki kedai, meminta minuman dengan segera, karena sedang bergegas dalam perjalanan untuk mendaftar masuk ketentaraan.

Mendengar itu Liu Bei menyapa dan mengajak duduk bersama, mereka berkenalan. Ia bernama Guan Yu, asal keresidenen He Dong. Lebih dari lima tahun ia buron, setelah membunuh penguasa yang sewenang-wenang di desa nya.

Mengetahui rencana Liu Bei dan Zhang Fei, Guan Yu menyatakan kegembiraan untuk bergabung bersama. Kemudian bertiga mereka menuju perkampungan tempat tinggal Zhang Fei untuk merundingkan lebih lanjut rencana mereka.

Tiga-saudara-sumpah-darahZhang Fei mendiami sebuah rumah, dan di halaman belakang tumbuh sebuah pohon persik sedang berbunga mekar indah.
Zhang Fei mengusulkan agar mengangkat sumpah sebagai saudara keesokan hari di kebun persik. Usul mana diterima dengan spontan oleh Liu Bei dan Guan Yu.

Usai ritual sumpah saudara, sesuai urutan usia, saling memberi hormat; Liu Bei bagai kakak tertua, Guan Yu bagai kakak kedua, Zhang Fei termuda menjadi adik.
Angkat saudara dirayakan dengan perjamuan daging dan minuman yang dipersiapkan untuk lebih dari 300 orang yang hadir.

Seminggu kemudian telah banyak yang bergabung, ber-ramai mengumpulkan senjata dan membuat yang baru. Mereka kedatangan dua orang saudagar yang membatalkan perjalanan ke utara untuk menjual kuda karena rawan keamanan. Mereka mendengar mengenai kegiatan laskar, dengan senang hati menyumbangkan beberapa puluh ekor kuda.

Pandai besi membuat golok Naga Hijau berukuran panjang, bentuk golok bulan sabit itu untuk Guan Yu. Sepasang pedang untuk Liu Bei dan tombak berujung runcing ber bentuk ular untuk Zhang Fei.  Tidak ketinggalan pakaian perang, juga dibuatkan.

Berjumlah lebih dari 500 orang, laskar desa berangkat untuk mendaftarkan diri kepada dinas ketentaraan. Pejabat penerimaan pendaftaran Liu Yan, adalah anggota keluarga istana, sangat bergembira mendengar prihal Liu Bei, yang ternyata masih keponakan.

Laskar desa bergabung bersama pasukan pemerintah, diperbantukan kepada jenderal Lu Zhi, mantan guru Liu Bei. Bersemangat besar, laskar mereka mulai mengumpulkan kemenangan dalam beberapa pertempuran.

Suap dan fitnah.

Suatu hari, sepulang Liu Bei bersama laskarnya dari pertempuran, berpapasan dengan pasukan yang sedang yang mengawal kereta kurung, betapa terkejut mendapati orang terhukum di dalamnya, adalah jenderal Lu Zhi. Ia akan diadili, atas anggapan tiada ber kesungguhan menghadapi pemberontak, jabatan komando telah dicopot darinya, dan digantikan Dong Zhuo. Ia terkena fitnah karena tidak memberikan suap kepada kasim Zhuo Feng.

Zhang Fei berang mendengar penuturan Lu Zhi, ia mencabut pedang untuk menghajar pengawal, membebaskan Lu Zhi. Walau Liu Bei mencegah, ia bersikeras dengan niatan semula, pengawal ketakutan karenanya, segera mereka meninggalkan tempat, dengan membawa tahanan mereka.

Melihat keadaan yang tiada menentu, Guan Yu menyaran untuk kembali ke kampung halaman, menunggu perkembangan lebih lanjut, Liu Bei menerima usul itu. Pada hari ketiga di dalam perjalanan pulang, terlihat pertempuran. Pasukan pemerintah sedang tertekan, melarikan diri dari kejaran pasukan pemberontak. Mereka segera menolong menghadang dan memukul mundur pemberontak. Selamatlah pasukan yang ternyata dipimpin oleh Dong Zhuo.

Didalam perjalanan menuju perkemahan Dong Zhuo, mereka berbincang. Mengetahui bahwa Liu Bei tiada berpangkat, Dong Zhuo mengacuhkan mereka; tanpa menyatakan terima kasih, ditinggalnya mereka, dengan angkuh ia masuk ke kemahnya. Naik pitam Zhang Fei dengan perlakuan itu, melangkah panjang ia berjalan menuju kemah, untuk menghajar Dong Zhuo, namun Liu Bei lekas-lekas mencegahnya.

Perebutan-kembali-kota-Wan-ChengZhang Fei memutuskan akan pergi, ia tidak sudi dibawahi Dong Zhuo. Marahnya reda mendengar Liu Bei dan Guan Yu akan ikut pergi bersamanya.
Mereka berangkat untuk menggabungkan diri dengan Zhu Jun, di tempat itu mereka bertemu Sun Jian, komandan yang tegap, berwajah lebar.

Sun Jian adalah penguasa kaya di Fuchun, datang bersama pasukan terpilihnya, untuk membantu membebaskan kota WanCheng dari pendudukan pemberontak.

Zhu Jun mempersiapkan rencana penyerbuan mereka; ia menyerang sisi barat, Liu Bei dari sisi utara, Sun Jian sisi selatan. Gerbang timur dibiarkan untuk jalan pengunduran pihak pemberontak. Dalam pertempuran mana Sun Jian menunjukkan kegagahan dan keberanianan menakjubkan, ia orang pertama yang naik ke atas dinding tembok kota, menghalau pasukan yang menjaga disana.

Mereka kemudian menghadap ke ibu-kota membawa kemenangan. Zhu Jun dinaikkan pangkat menjadi jenderal kavaleri berkuasa atas Hen Nan. Sun Jian mendapat jabatan komandan, di Chang Sha, setelah mendekati orang dalam istana. Lalu, masing-masing berangkat untuk memangku jabatan di daerah yang ditunjukkan. Tinggal Liu Bei tidak mendapat jabatan, walau Zhu Jun telah mengajukan surat rekomendasi kepada istana mengenai kemampuan Liu Bei bersaudara.

Lama menunggu, tiada kabar mengenai pemberian jabatan, pada suatu hari, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, berjalan-jalan untuk menghibur hati yang gundah.

Bersambung . . .