Kegigihan dan Motivasi.

Kegigihan terlihat pada kedisiplinan. Ini berarti kegigihan dapat dilatih, dibinakan. Berkat kegigihan, seorang tidak akan mudah menyerah selalu tetap bekerja dengan baik, walau motivasinya sedang menurun ke titik terendahnya. Dan yang menghasilkan suatu hasil kerja adalah tindakan atau perbuatan nyata.

Dapatkah kegigihan diartikan sebagai perbuatan tanpa henti, sebagaimana dimaksud kan dimaksudkan bunyi pepatah “Bagai air menitik diatas batu”? Apakah ada bedanya antara kegigihan dengan sikap tindakan ‘kepala batu’?

Persistency, kunci pencapaian yang sebenarnya.

Kegigihan adalah kesanggupan, kemampuan, memaksakan diri melakukan pengerjaan, atau perbuatan berkesinambungan, terlepas rasa suka atau tidak. Kesanggupan untuk memulai atau melanjutkan pekerjaan yang sudah setengah jalan dengan meng kertak gigi.

Kegigihan tiada memandang usia.Adalah manusiawi, motivasi pasang-surut. Ada saat motivasi menguat, sedang pada saat lain menurun.
Namun penting untuk selalu diingat bahwa yang membuat ter-realisasi suatu rencana, yang menjadikan terhasilkan suatu karya, bukan motivasi, melainkan tindakan, atau perbuatan nyata.

Dan yang membuat seorang tetap bekerja, melakukan tindakan dan perbuatan nyata, dalam keadaan motivasi sedang menurun hingga pada titik terendah, adalah kegigihannya. Kegigihan (persistency) ini berperan atas diri seorang, yang membuatnya tetap bekerja.

Seorang yang harus bangun diwaktu subuh berangkat ke tempat kerja dengan berjalan kaki menempuh hujan dan udara dingin mungkin terpikir olehnya bahwa pengorbanan yang dilakukan tiada seimbang dengan upah yang diperdapat; terasakan motivasi yang menurun ketika itu. Akan tetapi, dengan kegigihan ia tetap meneruskan perjalanannya, satu dan lain hal disebabkan tiadanya pilihan lain.

Kegigihan menjalankan sesuatu pekerjaan adalah hal terpuji namun tidak berarti harus selalu dipertahankan, terutama manakala terdapat pilihan lain. Adalah bijaksana untuk meninjau secara berkala, menyesuaikan dengan perkembangan, dan menentukan saat yang tepat untuk melepas kegigihan atas rencana atau pekerjaan untuk beralih kepada sesuatu yang lebih baik, lebih efisien, efektif dan sebagainya.

Kemampuan phisik dan intelijen bukan pengukur dan tidak menentukan gigih tidaknya seorang. Dalam banyak kasus, kegigihan seorang justru baru terlihat apabila terbentur pada keterbatasan diri, sikapnya pantang menyerah, membuatnya terus mencari jalan menuju pencapaian.

Kegigihan terrefleksi melalui kedisiplinan. Dengan demikian kegigihan dapat dilatihkan, dibinakan, diantaranya melalui pendisiplinan kegiatan keseharian. Hal-hal kecil, seperti pembiasaan meletakkan sepatu pada tempatnya setiba di rumah dari perjalanan yang melelahkan atau menyikat gigi sebelum tidur betapapun kantuk telah menyerang, atau tetap bersikap menghormat dan menghargakan orang lain betapapun tidak berkenan nya orang itu dihati.

Cara berpikir dan sikap yang cenderung mengambil jalan pintas, antara lain kebiasaan melanggar peraturan, sangat merugikan kepada pendisiplinan diri, tanpa disadari akan berimbas kepada menurunnya kegigihan.
Anak dalam keluarga atau lingkungan yang menerapkan pendidikan dan pendisiplinan biasanya tumbuh dewasa dengan kegigihan yang tinggi. Sebaliknya pendisiplinan yang lemah menghasilkan pribadi yang fragile, rapuh.

Keterhubungan Motivasi dan Kegigihan.

Motivasi yang menurun dapat ter-kompensasi dengan kegigihan. Keterhubungan pada keduanya terasa, bilamana pekerjaan yang dilakukan dengan gigih membuahkan hasil yang baik. Kepuasan atas hasil kerja yang baik itu akan membawa kepada peningkatan kembali motivasi yang menurun di waktu sebelumnya.

Oleh karenanya, seorang dengan kegigihan yang kuat biasanya motivasi yang ada pada dirinya terpelihara; dalam waktu singkat motivasi yang sedang menurun, akan kembali tertingkatkan berkat kegigihannya, sebagaimana dimaksud alinea sebelumnya.

Kegigihan tidak dapat dipersamakan dengan sikap keras kepala, seorang arif-bijaksana mengetahui kapan waktu tepat untuk memulai dan kapan waktu tepat menyudahi.
Kegigihan adalah kualifikasi penting bagi executive pada kedudukan puncak organisasi.