Dynasty Han 4

Masa kaisar Zhang mencatat mulainya para kasim mencampuri urusan politik dan intern istana. Kaisar He yang dibantu kasim, membalas kelakuan ibu tirinya, yang pernah merendahkan ibu kandungnya. Kasim Sun Cheng menggagalkan tujuan maharani Yan membangun kekuasaan untuk keluarga sendiri, kemudian mengenakan tahanan rumah dan keluarganya digusur.

Adapun LiuXiu, adik kaisar GengShi, memimpin pasukan di KunYang dan mengalahkan pasukan Wang Mang, dalam peperangan selama dua tahun (23 AD – 25 AD); kemudian didaulat menggantikan kakaknya. LiuXiu naik tahta, bergelar kaisar GuangWu (25 – 57 AD), memimpin pemerintahan di LuoYang, yang ditetapkan sebagai ibukota kekaisaran Han timur.

Menegakkan Han timur.

Kaisar GuangWu mengirim pasukan yang dipimpin jenderal Feng Yi, untuk membantu pasukan Deng Yu memotong gerakan Alis Merah. Tercatat sejarah bagaimana jenderal Alis Merah menerapkan siasat; laskarnya berpura-pura melarikan diri, meninggalkan supply bahan makanan, dalam tahun 27 AD.

Kaisar Guang WuPasukan Deng Yu sedang menderita lapar, mereka merayakan kemenangan, dengan mengerumuni gerobak berebut makanan. Mereka lengah, kecewa mendapati bahwa gerobak hanya berisi kacang-kacangan di bagian atas saja bagian bawah berisi pasir dan bebatuan. Ketika itu, muncullah laskar Alis Merah mengepung dan menggempur pasukan Deng Yu.

Selang sebulan, pasukan Feng Yi bersiasat dan mengalahkan laskar Alis Merah; setiap anggota pasukan Feng Yi  mencat alis mata mereka juga dengan warna merah. Dalam bingung mengenali kawan dan lawan, laskar Alis Merah dipukul, menderita kekalahan besar, melarikan diri ke YiYang.

Di YiYang, telah menanti pasukan dipimpin sendiri oleh kaisar GuangWu menghadang pasukan Alis Merah secara mengejutkan, mereka menyerah bersyarat, yang disepakat kaisar; nyawa kaisar PenZi dan pemimpin kelompok Alis Merah diampuni.

Kepada pemimpin Alis Merah Fan Chong dan Pang An, diberi kehidupan tenang, di ibu kota LuoYang dengan tunjangan hidup dan kepemilikan tanah. Tetapi beberapa waktu berselang kedua orang itu kembali menghimpun kekuatan untuk memberontak, sekali ini mereka tiada diampuni lagi, mereka di eksekusi.

Jenderal FengYi memimpin
Jenderal Feng Yi

Sementara itu mantan kaisar PenZi sedang menderita sakit, ia kehilangan penglihatan, kaisar GuangWu lalu memberinya hak atas tanah yang luas, untuk disewakan sebagai sumber nafkah.

Perang sipil, menjatuhkan dynasty Xin dan menumpas pemberontak menelan banyak korban jiwa.
Dalam masa kaisar Ping (Wang Mang sebagai wali) pernah diadakan sensus, pertama kalinya di Tiongkok, mencatat jumlah penduduk 57.671.400 dengan 12.366.479 kepala keluarga. Entah berapa tertinggal, setelah perang sipil yang cukup lama itu.

Perang itu menewaskan banyak kreditor dan tuan tanah ketika melawan penjarahan, sehingga banyak petani terbebas dari hutangnya dan leluasa memiliki tanah garapan. Kesejahteraan mereka pun meningkat dalam waktu singkat, berkat keringanan pajak yang ditetapkan oleh kaisar GuangWu.

Kemajuan Han timur.

Kaisar GuangWu membenah pemerintahan dan merekrut pejabat istana. Menegakkan kekuasaan dynasty Han kembali atas koloni semula yang sempat lepas merdeka, yakni kerajaan Go-Gur-Yeo, di Korea (tahun 30 AD), koloni di Vietnam (49 AD) berkat prestasi jenderal Ma Yuan.
Dalam tahun 50 AD, suku XiongNu terpecah karena persaingan kepemimpinan antara sepupu. Suku XiongNu selatan memilih bersekutu dengan Han, sedang XiongNu Utara tetap berseteru.

Diplomasi pernikahanPenerus kaisar GuangWu, berturut adalah kaisar Ming (57 – 75 AD) dan kaisar  Zhang (75 – 88 AD).
Masa kaisar Zhang, pendidikan mendapat prioritas tertinggi sepanjang masa dynasty Han. Masa yang sama mencatat mulainya peranan kasim istana mencampuri urusan politik dan urusan intern anggota keluarga istana.

Keterlibatan kasim menonjol dalam masa kaisar berikutnya. Ketika kaisar He (88 – 105 AD) dibantu kasim Zheng Zhong membalas perbuatan ibu tirinya, janda maharani Dou, karena pernah mengeluarkan kata-kata merendahkan ibu kandungnya, yang bermarga Liang. Janda maharani XiaoDou dikenakan tahanan rumah, fungsi seluruh keluarganya dilucuti.

Dalam masa kaisar He, dynasty Han menguasai daerah taklukan yang sangat luas atas negara sekitarnya. Jenderal Ban Chao menambah penaklukan atas kekaisaran Kushan meliputi wilayah India, Pakistan, Afganistan  dan Tajikistan. Didahului takluknya kaisar Parthian di Burma dan penguasa di Jepang yang mengirim upeti.

Kasim Tsai Lun dan temuannyaTahun 105 AD kasim Tsai Lun menemukan pembuatan kertas.
Ada sanggahan, bahwa pembuatan kertas telah dikenal di bagian barat laut Tiongkok dua abad sebelumnya. Jikalau sanggahan itu benar, paling tidak kasim Tsai Lun telah tercatat sebagai pengembang, peningkat, kualitas kertas.

Kertas mulai digunakan, untuk keperluan administrasi istana, menggantikan bambu yang berbobot berat dan berbiaya tinggi.

Setelah meninggal kaisar He, isterinya, janda maharani DengSui, memerintah sebagai wali untuk puteranya, kaisar Shang (105 – 106 AD). Setelah itu, juga sebagai wali untuk putera tirinya, kaisar An (106 – 125 AD), dan berlangsung berkepanjangan dikarenakan terjadinya krisis keuangan, akibat menghadapi pemberontak Qiang, yang berlangsung dari tahun 107 hingga 118 AD. Dalam masa kaisar An (yang diwalikan ibu tiri), jenjang antar strata sosial dalam masyarakat melebar dan meruncing.

Setelah janda maharani DengSui meninggal dalam tahun 121 AD, kaisar An diyakinkan oleh kasim Li Run dan Jiang Jing, bahwa janda maharani DengShui pernah ber-rencana menyingkirkannya. Karena itu, seluruh keluarga janda maharani DengShui dibuang ke pengasingan. Banyak dari mereka terpaksa melakukan bunuh diri.

Setelah kaisar An meninggal, janda kaisar, maharani Yan, menempatkan seorang dari putera bangsawan BeiXiang sebagai penerus tahta, bertujuan membangun kekuasaan bagi keluarga sendiri. Kasim Sun Cheng menggagalkan tujuan itu, dan menempatkan keturunan keluarga Han naik tahta, yaitu kaisar Shun (125 – 144 AD).
Sebagai tindak lanjut, janda maharani Yan dikenakan tahanan rumah lalu keluarganya dibuang atau dibunuh, para kasim yang menjadi sekutunya dihabisi nyawanya.

Kaisar berikut, adalah kaisar Chong (144 – 145 AD), kaisar Zhi (145 – 146 AD), dan kaisar Huan (146 – 167 AD). Dalam masa kaisar Huan inilah, kekaisaran Roma mengirim duta perdagangan ke Tiongkok. Pada masa yang sama, berdatangan biarawan Buddha, dan penterjemah kitab suci kedalam bahasa Han antara lain adalah An ShiGao dari Parthia, Burma, Lokaksema dari Gandhara, India.

bersambung . . .